Tik tok tik tok…
Suara jam dinding di minimarket ini tedengar nyaring. Mengusik kesunyian pukul 2 dini hari ini, seperti menghipnotis setiap orang yang mendengarnya untuk terlelap. Hanya ada satu orang kala ini diminimarket ini yaitu alice si penjaga kasir.semakin lama semakin dia mulai mengantuk, dia sadar bahwa dia tidak boleh tertidur atau akan terjadi hal- hal yang tidak di inginkan terjadi misalnya pencurian atau perampokan di minimarket ini. Jika itu sampai terjadi itu bisa membuat dia di pecat dari pekerjaan paruh waktunya ini. Karna walau dia mendapat shift jaga jam 12 malam sampai jam 6 pagi yang resikonya lebih tinggi tetapi gajinya lebih besar dari pada jam kerja lainnya. Itu lumayan untuk menambah penghasilan menghidupi dirinya dan juga ibunnya yang di rawat di rumah sakit, lagipula sejak keluarganya bangkrut dan terlilit hutang, alice harus putus kuliah dan mulai mencari pekerjaan sebagai tulang punggung keluarga dan tidak mudah mencari pekerjaan dengan gaji lumayan dan kualifikasi pendidikan rendah.
Mengusir kesunyian itu alice menghidupkan sebuah tv yang berada di sudut kanan atas dinding kasir. Dari tv mencul berita dini hari mengenai kematian petinggi-petinggi negri seperti mentri hukum, pengusaha dan pejabat lainnya, dari orang-orang yang teridentifi mati karna terbunuh itu mempunyai kesamaan yaitu citra buruk di masyarakat karna sikap, korupsi yang mereka perbuat dan juga pelecehan terhadap orang rendahan.
"andai pembunuh itu dapat membunuh para retenir itu dan juga paman jo, mungkin hidpuku tidak berahir disini" gumam alice dengan sura lirih dan rautnya sedih, namun segera tersenyum mengarahkan pandangannya ke sebrang meja kasih dan mengambil sebotol kopi yang di letakkan pria yang mengenakan jaket hitam, topi hitam dan muka tertutup masker hitam. Ntah sejak kapan pria itu sudah masuk ke dalam minimarket itu dan berdiri dengan sebotol kopi di depan meja kasir. Namun Alice tidak terkejut lagi dengan hal itu karna sejak 3 bulan terahir setiap harinya pukul 2 dini hari pria tersebut selalu membeli kopi, dengan pakaian, topi dan masker hitamnya yang sama. 3 bulan yang lalu saat pertama kali pria itu muncul alice mengira bahwa dia seorang yang akan merampok minimarket dengan berjalan perlahan mendekatinya ke meja kasir dan hampir saja alice menelpon polisi dikala pria itu akan menodongkan pistol dan ternyata hanya mengeluarkan sebotol minuman kopi di tangannya. Sejak saat itu alice merasa bersalah dalam hati kepada pria tersebut. Tidak seharusnya dia menjudge seseorang karna itu bukan karakternya sama sekali.
"selamat malam, 1 kopi lagi hari ini seperti biasa?" sambil sedikit tersenyum,alice bertanya untuk menghidupkan suasana meski dia tau pria itu tidak akan menjawabnya sama seperti hari-hari biasanya yang hanya diam. Tapi karna sudah terbiasa dengan pria itu sejak tiga bulan terahir ini, alice menganggapnya sebagai teman, teman yang memastikannya aman.
Tetapi tiba-tiba pria itu mengambil 1 buah coklat batangan dari etalase depan kasir. Alice sedikit terkejut karna ini kali pertamanya pria itu membeli sesuatu selain kopi.
"coklat?" sedikit penasaran dan tanpa sadar melihat mata pria tersebut,
Mata coklat bening yang sangat indah….ini pertama kalinya alice menatap pria tersebut. Lagi-lagi dia dibuat kagum oleh pria itu. Meski tidak tampak wajahnya karna tertutup masker tapi proporsi tubuhnya yang bagus dengan bahu lebarnya dan tinggi kisaran 185 cm, membuatnya misterius bak model di tambah dengan sekarang melihat mata coklat indahnya, alice mulai berfikir bahwa mungkin saja pria itu seorang actor atau model terkenal.
Tatapan alice dibalas dengan senyuman yang tampak dari mata pria tersebut yang langsung membentuk bulan sabit, bagai hatinya di serang dengan 2 peluru sekaligus, jantung alice berdegup kencang, karna ini pertama kalinya dia melihat mata pria tersebut dan juga senyuman matanya yang berbentuk bulan sabit itu sungguh membuat hatinya panas.
Mengalihkan pandangannya dia segera mescan barcode belanjaan tersebut dan mengambil kartu pembayaran dari meja kasir yang diletakkan pria tadi dan mengembalikannya. Pria itu segera mengambil kopi di meja kasir itu dan mulai melangkah pergi, sadar bahwa pria itu meninggalkan coklatnya alice memanggilnya dan berniat memberikan coklat tersebut. Tetapi usahanya hanya dibalas dengan lambaian tangan pria tersebut yang menyiratkan bahwa coklat itu untuknya.
Alice terpaku diam sesaat karna tidak percaya apa yang barusan terjadi, sesaat kemudian dia tersadar bahwa pria itu sudah pergi menjauh dan dia belum sempat mengatakan trimakasih. Senyum kecil tersirat dari bibir mungilnya, ini pertama kalinya ada yang memberinya coklat setelah dia jatuh miskin dan pacarnya memutuskannya karna mereka tidak setara lagi dalam hal kekayaan.