Sebelum lutut Xie Lian menyentuh lantai, Jun Wu mengulurkan tangan dan memegang sikunya, mencegah diri Xie Lian yang hendak berlutut. Jun Wu menghela nafas dan berkata, "Xian Le."
Xie Lian menegakkan tubuhnya sekali lagi dan menundukkan kepalanya, "Maaf."
Jun Wu tampak masih menatap dan mengawasinya, "Kalau begitu, apakah kamu mengakui kesalahanmu?"
"Ya." Xie Lian menjawab.
"Lalu mengapa kamu tidak memberitahuku di mana letak kesalahan yang telah kamu lakukan?" Kata Jun Wu.
Xie Lian terdiam dan kemudian Jun Wu menggelengkan kepalanya. "Aku tidak pernah berpikir kamu akan mengetahuinya."
Dewa Besar itu tampak menggelengkan kepalanya, menggerakan tubuhnya dan meminta Xie Lian untuk mengikutinya, dan kemudian keduanya tampak berjalan dengan perlahan menuju ke kamar-kamar yang berada di belakang aula istana. Saat mereka berjalan, Jun Wu, dengan kedua tangannya tampak bersedekap di depan tubuhnya, berkomentar, "Xian Le ternyata sudah dewasa sekarang."
Xie Lian tidak berani untuk berbicara ketika Ia mendengar komentar itu. Jun Wu melanjutkan, "Kamu telah naik untuk beberapa waktu sekarang, tetapi tidak sekali pun kamu pernah melapor ke Aula Bela Diri Besar. Jika ada orang lain yang begitu kurang ajar seperti ini, Aula istana Ling Wen akan menganiaya mereka secara langsung."
Setelah kenaikan ketiganya, Xie Lian tidak berani untuk menemui atau bahkan melihat Jun Wu di Aula Bela Diri Besar-nya karena dia tidak tahu bagaimana seharusnya dia bersikap ketika Ia menemui dan menghadap kepada Dewa Besar ini, jadi dia menunda-nunda dan mengambil waktu lebih banyak waktu untuk bisa mempersiapkan dirinya sebelum benar-benar menemuinya. Tentu saja kalimat, 'Maafkan aku' yang sebelumnya Ia katakan tidak ditujukan untuk masalah ini, dan Jun Wu menyadarinya. "Jika permintaan maafmu adalah untuk apa yang terjadi di masa lalu, maka biarkan saja, aku menolaknya. Kamu sendiri yang mengatakannya: masa lalu adalah masa lalu, dan kita harus melupakan apa yang seharusnya sudah ditinggalkan."
Xie Lian meringis, "Bagaimana mungkin aku melupakannya?"
"Kalau begitu lihatlah ke masa depan. Masih banyak hal yang masih kami butuhkan untuk kamu lakukan."
Xie Lian menggosok dahinya dan berkata, "Xian Le hanyalah seorang dewa sampah yang rendah tanpa kekuatan. Tidak perlu bagiku. sekarang aku hanya meminta untuk tidak terlalu menjadi beban."
"Kenapa kamu begitu merendahkan dirimu sendiri? Apakah kamu tidak begitu tampil dalam memberikan yang terbaik dalam dua kasusmu yang terakhir?" Kata Jun Wu.
"Tapi aku telah menyinggung Jenderal Pei."
"Ming Guan baik - baik saja, kamu tidak perlu mengkhawatirkan dirimu atas apa yang terjadi padanya." Jawab Jun Wu. Tetapi berbicara tentang Jenderal Pei, mereka sekarang harus menghubungkannya dengan masalah mengenai Hua Cheng. "Pedang lengkung E-Ming. Hujan Darah Mencapai Bunga. Katakan padaku, dengan siapa kamu terlibat saat kamu turun kali ini?"
Xie Lian dengan lembut berdeham. "Tuanku, aku bersumpah aku tidak melakukan apa-apa. Hanya, suatu hari secara kebetulan aku bertemu dengan seorang anak yang tampak begitu menarik di jalan, dan kami menghabiskan waktu bersama. Aku tidak terlalu memikirkannya."
Jun Wu mengangguk, "Kesempatan bertemu, seorang anak, yang ternyata Raja Iblis Agung di dunia Hantu. Xian Le, Kamu tahu benar bukan, bahwa jika Ming Guan menanyaimu mengenai masalah ini lebih lanjut dan kamu secara terbuka mengakuinya di depan pejabat lainnya, apa konsekuensinya?"
"Xian Le tahu." Xie Lian menjawab dengan sedih, "Tetapi kebenarannya memang demikian. Jika orang lain tidak percaya pada kata-kata jujurku, tidak ada yang bisa aku lakukan. Aku tidak berani berkata jujur di depan mereka di konferensi tadi, jadi aku sangat bersyukur atas kemurahan campur tangan Tuanku."
"Secara alami, aku tahu bahwa kamu tidak akan sengaja berkolusi dengan raja dari alam hantu." Kata Jun Wu.
"Aku bersyukur atas kepercayaan Tuanku." Xie Lian menjawab.
"Namun, dengan hal-hal yang telah terjadi, mungkin tidak lagi tepat mengirimmu untuk menyelidiki masalah penting yang telah muncul."
"Apa sesuatu telah terjadi?" Xie Lian bertanya.
Pada saat ini, mereka berdua telah mencapai sebuah ruangan yang berada di belakang aula besar istana Jun Wu. Aula besar dan ruang belakang itu dipisahkan oleh sebuah mural besar yang kokoh, tampilan depan tempat itu meng barkan sebuah istana emas yang menjulang tinggi melalui lautan awan, tampak begitu bercahaya dan cemerlang. Selain itu sisi belakang mural itu menggambarkan sebuah gunung dan lembah lebih dari sepuluh ribu mil.
Xie Lian menatap mural itu. Di dalam peta ditunjukkan ada banyak mutiara kecil seperti bintang, dan masing-masing mutiara kecil itu ditandai sebagai Kuil Bela Diri Besar yang berada di dunia fana. Mutiara yang tertanam di peta itu berarti ada sebuah Kuil Bela Diri yang dibangun di sana. Delapan ratus tahun yang lalu ketika Jun Wu membawa Xie Lian yang naik untuk pertama kalinya menuju ke ruang aula belakang, bintang-bintang mutiara yang tampak di mural itu tidak begitu padat, tapi sekarang, perhiasan yang berkilauan itu kini tampaknya telah melimpahi tempat itu dengan tampilan yang begitu indah, membanjiri tempat itu dengan cahaya mereka.
Jun Wu berdiri di depan mural dan berbicara, "Tujuh hari yang lalu, banyak orang yang melihat dengan mata kepala mereka sendiri, seekor naga api yang tiba-tiba melonjak naik ke langit dari hutan di wilayah timur."
Wajah Xie Lian seketika merosot mendengar kata-kata itu.
Jun Wu, dengan satu tangan di belakang punggungnya, dan tangan yang lain Ia gunakan untuk mengetuk mural itu sekali dengan begitu lembut kemudian berkata, "Naga api itu bertahan selama waktu dua kali dupa sebelum terbakar habis. Apakah kamu tahu apa artinya itu?"
"Itu adalah mantra Ascending Fire Dragon (Naga Api yang Naik), mantra itu akan mengeluarkan semburan nyala api yang kuat namun tidak akan membahayakan. Mantra itu adalah tanda bentuk permintaan bantuan." Xie Lian menjawab.
"Benar. Itu adalah sinyal bahaya, dan itu datang dari salah seorang pejabat surgawi." Kata Jun Wu.
"Mantra itu bukanlah bentuk panggilan biasa untuk meminta bantuan, itu adalah salah satu mantra yang dikeluarkan dari bentuk keputusasaan ketika benar-benar antara mati dan hidup." Xie Lian menambahkan.
Mantra Ascending Fire Dragon ini mengeluarkan sebuah nyala api yang kuat yang tidak akan membahayakan siapapun, mantra ini membutuhkan kekuatan yang sangat besar, dan jika seseorang tidak berhati-hati ketika mengeluarkannya, mereka bisa meledak dan menghancurkan inti spiritual mereka sendiri. Karena itu, jika tidak dalam keadaan yang benar-benar putus asa, sangat sedikit yang akan menempuh rute ini. Sekarang setelah kemunculannya, itu berarti ada seorang pejabat surgawi yang telah jatuh ke dalam bahaya besar.
"Apakah ada pejabat yang hilang baru-baru ini?" Xie Lian bertanya.
"Masalah yang terjadi di Jalan Kecil Di Dalam Ban Yue bukan satu-satunya alasan semua pejabat dipanggil kembali ke pengadilan surgawi kali ini. Tujuan utamanya adalah menggunakan kesempatan ini untuk menyelidiki keberadaan semua pejabat surgawi yang ada. Selain mereka yang biasanya tidak muncul seperti Master Hujan dan Master Bumi, bahkan mereka yang tidak bisa kembali akan langsung melaporkannya."
Setelah berpikir, Xie Lian berspekulasi, "Mungkin dalam hal ini bukan salah satu dari pejabat surgawi? Mungkinkah itu salah satu dari pensiunan pejabat surgawi?"
"Jika itu masalahnya, maka aku khawatir garis kemungkinan kita akan meluas dengan begitu besar. Banyak pejabat pensiunan telah lama kehilangan kontak dengan surga. Akan sulit untuk menentukan siapa yang berada dalam bahaya." Kata Jun Wu.
Jadi mungkin ini adalah alasan mengapa Ling Wen dan banyak pejabat surgawi sastra memiliki lingkaran hitam di bawah mata mereka; mereka tengah sibuk mengerjakan kasus ini, dan tentu saja mereka tidak akan punya waktu untuk menyelidiki bocah laki-laki dengan penyakit wajah manusia dari Gunung Yu Jun. "Untuk memojokkan pejabat surgawi hingga menggunakan mantra penghancur diri seperti itu, pastilah Ia tengah melawan iblis kuat yang telah melakukan kejahatan yang begitu besar. Apakah ada perkumpulan iblis atau mungkin ada sarang Iblis di daerah itu?"
"Ada." Jawab Jun Wu. Dia berbalik ke arah Xie Lian, "Apakah kamu tahu tentang Kota Hantu?"
Xie Lian memikirkannya dan kemudian menjawab, "Ya."
Kota Hantu adalah tempat paling makmur di dalam alam hantu, terletak tepat di persimpangan alam fana dan alam hantu. Di situlah semua roh, hantu, iblis dan monster berkumpul dan mereka membentuk perkumpulan untuk melakukan perdagangan dan pertukaran. Kultivator pada tingkat tertentu juga akan pergi untuk melakukan bisnis atau mencari informasi disana. Kadang-kadang, akan ada juga pejabat surgawi yang menyamar dan pergi kesana, bergaul demi kepentingan untuk sekadar memenuhi rasa ingin tahu yang mereka miliki atau alasan pribadi yang tidak diketahui pejabat surgawi lainnya. Tentu saja, ada juga yang masuk secara tidak sengaja, dan akan dimakan hidup-hidup, atau ketakutan sampai mereka mati.
Selalu ada banyak kisah tentang Kota Hantu di dunia fana sejak zaman bersejarah. Xie Lian mengingat salah satu cerita tentang Kota Hantu itu adalah dimana ada seorang lelaki yang tengah bepergian di malam hari dan Ia kemudian melihat pasar yang tampak begitu ramai di hadapannya dengan lentera merah besar dan berbagai tanda berwarna - warni. Dia kemudian memasuki pasar itu dengan penuh semangat, akan tetapi kemudian Ia menemukan bahwa semua orang di sekitarnya memakai topeng, dan jika tidak mengenakan topeng mereka akan mengenakan kerudung, dan jika mereka tidak mengenakan keduanya mereka tampak sangat jelek, Ia sangat ingin tahu! Dia tidak memikirkan keadaan yang tengah Ia alami secara mendalam, pria itu kemudian membeli semangkuk mie dan kemudian duduk untuk makan, tetapi ketika dia mulai memakan makanannya, makanan itu terasa tidak enak, dan ketika dia melihat mie itu dari dekat, Ia melihat bahwa mie itu tampak benar-benar menggeliat didalam mangkuk dan Ia menemukan untaian helaian rambut manusia disana!
Xie Lian membawa dirinya kembali ke masa kini, dan Jun Wu melanjutkan, "Setelah melihat kolom api yang menyala itu, aku segera mengirimkan petugas untuk menyelidiki hutan itu. Namun, apa pun yang ada di sana pasti bergerak dengan begitu cepat, dan para petugas yang kukirimkan sampai di sana, mereka menemukan bahwa tidak ada jejak sesuatu atau ketika apapun yang mencurigakan. Aku khawatir bahwa pihak musuh akan lebih menjaga keamanan wilayah dan diri mereka sendiri, jadi kali ini, aku membutuhkan seseorang untuk turun secara rahasia dan menyelidiki Kota Hantu."
"Kita tidak bisa memberi peringatan kepada musuh dan membuat mereka kembali bergerak. Apakah itu sebabnya hal ini tidak dapat didiskusikan secara terbuka di aula besar bersama semua orang dan memberi tahu terlalu banyak orang?" kata Xie Lian.
"Itu benar." Jawab Jun Wu.
"Kalau begitu Tuanku, tolong berilah Xian Le perintah."
"Kandidat pertama yang ada dalam pikiranku pada awalnya adalah kamu," kata Jun Wu, "Tapi untuk saat ini, mungkin tidak nyaman bagimu untuk pergi."
"Bagaimana mungkin tidak nyaman?" Xie Lian bertanya.
"Pertama, wilayah timur dikuasai oleh Pejabat surgawi Lang Qian Qiu. Jika kamu harus pergi, maka kamu harus bekerja sama dengannya." Kata Jun Wu.
Benarkah itu? Xie Lian menjawab, "Itu tidak akan menjadi masalah, jangan khawatir."
"Kedua," Jun Wu melanjutkan, "Apakah kamu tahu di wilayah mana Kota Hantu berada?"
Terkejut, Xie Lian berkata, tidak tampak begitu yakin, "Apakah itu termasuk wilayah kekuasaan Hua Cheng?"
Jun Wu sedikit mengangguk. Xie Lian tiba-tiba merasa nyaman dan menggosok dahinya, tetapi sesuatu yang lain muncul di benaknya.
Kolom api di hutan timur menyala tujuh hari yang lalu. Secara kebetulan, tujuh hari yang lalu adalah saat ketika Hua Cheng meninggalkan kuil Pu Qi. Waktunya sempurna. Apakah ada hubungan antara kedua kejadian tersebut?
"Sepertinya hubunganmu dengannya tidak buruk." Jun Wu berkata, "Jika kamu secara tidak sengaja bertemu dengannya, maka semua mungkin masih baik-baik saja. Namun, seandainya ia memiliki hubungan dengan kasus ini, jika kamu merasa canggung maka jangan memaksakan diri. Jika kamu memiliki saran lain, segera beri tahu padaku."
Setelah hening sejenak, Xie Lian berkata, "Aku akan pergi."
Jun Wu menatapnya, "Xian Le, aku tahu kamu sangat cakap dan tahu apa yang harus kamu lakukan. Namun, aku juga tahu bahwa kamu selalu berpikir yang terbaik untuk semua orang."
Mendengar kata-katanya, Xie Lian tersenyum kecil, "Tolong jangan katakan itu seperti aku adalah seorang putri yang tidak pernah meninggalkan rumah keluarganya. Kata-kata itu benar-benar tidak lagi cocok untukku."
Jun Wu masih menggelengkan kepalanya, "Aku seharusnya tidak berkomentar mengenai dengan siapa kamu akan berteman, tapi aku masih akan mengatakan ini, hati-hati dengan Hua Cheng."
Xie Lian menundukkan kepalanya, dan tidak mengatakan apa-apa. Dia seharusnya menjawab dengan "Ya, Tuanku,", lagipula itu semua sudah menjadi kebiasaan. Namun, entah bagaimana, dia benar-benar tidak ingin mengatakan "Ya".
"Terutama dari pedang jahat E-Ming. Jangan biarkan pedang itu melukaimu." Jun Wu melanjutkan.
"Apa yang salah dengan pedang itu?" Xie Lian bertanya, ingin tahu.
"Luka yang ditimbulkan oleh pedang jahat E-Ming semuanya dikutuk. Bahkan ketika luka itu disembuhkan, jika Hua Cheng menginginkannya, luka itu akan berdarah sekali lagi." Jawab Jun Wu.
Xie Lian tidak tahu dari mana timbulnya rasa percaya diri yang dengan tiba-tiba mendatanginya, tetapi dia tidak berpikir Hua Cheng akan menyakitinya sama sekali. Namun, dia menjawab, "Xian Le mengerti."
Jun Wu mengangguk lagi, "Setelah kamu mengambil kasus ini, aku secara alami akan merasa nyaman. Jika kamu tidak merasakan kecanggungan apapun, bahkan itu lebih baik. Tapi tetap saja, menjalankan misi ini sendirian mungkin terlalu berbahaya dan membebanimu. Apakah ada pejabat lain yang ingin kamu tunjuk untuk kasus ini dan bersama membantumu?"
"Itu benar-benar tidak masalah." Xie Lian berkata setelah berpikir, "Tetapi akan lebih baik jika mereka mudah diajak bergaul. Akan lebih bagus jika mereka kuat sehingga mereka dapat meminjamkanku kekuatan spiritual setiap saat ketika aku membutuhkannya."
Jun Wu tersenyum, "Kamu menyerang dan menggugurkan pilihan untuk Nan Yang dan Xuan Zhen dengan kondisi pertama yang kamu minta."
Sungguh, tidak ada yang bisa mengatakan bahwa Feng Xin dan Mu Qin adalah seseorang yang memiliki kepribadian yang mudah bergaul, dan Xie Lian juga tersenyum.
"Bagaimana dengan kalian bertiga? Apakah kamu sudah berbicara dengan mereka?" Tanya Jun Wu. Dewa Besar itu sendiri tidak pernah memasuki jajaran komunikasi roh, dan karenanya secara alami tidak menyadari dan tidak mengetahui obrolan dan gosip yang terjadi di antara para pejabat.
"Kami berbicara beberapa kata." Xie Lian menjawab.
"Sudah bertahun-tahun telah berlalu namun kamu hanya mengucapkan beberapa kata?" Jun Wu bertanya, "Oh, benar. Aku mendengar ketika kamu naik kali ini, Kamu menghancurkan banyak istana dan properti dari rekan pejabat surgawimu, dan salah satunya adalah Nan Yang."
Xie Lian berdeham, dan menggunakan kesempatan ini untuk menjelaskan kepada dirinya sendiri, "Aku sudah membayar hutang itu! Semuanya sejumlah delapan juta, delapan ratus delapan puluh ribu pahala! Dan untuk ini, aku perlu berterima kasih kepada Tuanku karena sudah memberiku kesempatan untuk pergi ke Gunung Yu Jun dan menyelesaikan pembayaran lunas semuanya."
"Terimakasihlah kepada Nan Yang," jawab Jun Wu, "Aku mendengar dari Ling Wen yang mengatakan dialah yang secara pribadi mendekatinya untuk membayarkan hutangmu dari biaya rekonstruksinya."
Xie Lian tertegun. "Ini ... Aku sama sekali tidak tahu tentang ini."
Tidak heran delapan juta, delapan ratus delapan puluh ribu pahala itu dengan mudah telah dilunasi; sebagian besar sudah dimaafkan. Namun pada saat itu, istana Nan Yang adalah yang paling rusak berat, mereka mengatakan setengah dari atap emas telah runtuh.
"Nan Yang memastikan Ling Wen tidak akan memberitahumu, jadi tentu saja kamu tidak sadar. Karena dia tidak ingin kamu tahu, maka akan lebih baik untuk tetap berpura-pura bodoh." Kata Jun Wu.
Xie Lian tidak tahu bagaimana perasaannya tentang hal ini. Begitu rumit dan pahit, pikirannya tampak mendung. Akhirnya dia menghela nafas tanpa suara dan berpikir, 'Sungguh, di dunia ini, kata - kata "jangan bilang siapa-siapa" semuanya penuh kekosongan'. Tidak berguna sama sekali!
Jun Wu merenung lalu berkata, "Jika Nan Yang dan Xuan Zhen tidak ingin melakukannya dan bukan pilihan yang tepat, bagaimana dengan Master Angin?"
Xie Lian merenungkan pilihan itu, "Master Angin tampak begitu baik, tapi aku tidak tahu apakah dia ingin pergi untuk mengambil misi ini bersamaku?"
"Master Angin begitu kuat," sambung Jun Wu, "Seseorang yang hidup yang suka berteman, dan dengan demikian cocok dengan kondisi pertama yang kamu minta yaitu seseorang yang mudah bergaul. Setelah bekerja sama dengan Master Angin di Ban Yue, dia juga memiliki kesan yang baik tentangmu. Aku pikir kalian berdua akan baik-baik saja. Jika kamu tidak memiliki pertanyaan lain, temuilah Master Angin dan pergilah menuju Kota Hantu. Juga,"
"Ya?"
Jun Wu berkata dengan lesu, "Bekerja keras itu baik, tapi jangan memaksakan dirimu."
Xie Lian dikejutkan oleh kata-kata itu, dan tersenyum, "Apa yang Tuanku katakan? Aku tidak memaksakan diri."
Jun Wu menepuk bahu Xie Lian dan tidak berbicara sepatah kata pun.
Keduanya menghabiskan beberapa saat lagi disana untuk membahas masalah administrasi lainnya sebelum Jun Wu memanggil Master Angin dan membiarkan Xie Lian pergi. Meninggalkan Isatana Aula Bela Diri Besar, Xie Lian berdiri sejenak di dekat gerbang, memandang sekeliling tempat itu, sebelum akhirnya berjalan kembali melalui Martial Deity Avenue (Nama Jalan Dewa Beladiri) untuk meninggalkan pengadilan surgawi.
Setelah dia mencapai tangga surgawi yang mengarah ke alam fana, dia berjalan-jalan untuk menunggu Master Angin. Tapi setelah beberapa saat, orang yang muncul bukanlah seorang kultivator wanita berbaju putih sebelumnya, melainkan seorang kultivator berpakaian putih lainnya.
Kultivator itu tampak begitu bersinar, aura spiritual yang dimilikinya begitu melimpah berkumpul dan terpancar di sekitarnya – kultivator itu adalah kultivator sebelumnya yang Ia lihat menghadiri konferensi di Isatana Aula Bela Diri Besar, Shi Qing Xuan. Dia melambaikan lengannya dan tersenyum, "Salam, Yang Mulia!"
Xie Lian tersenyum, "Salam, rekan kultivator."
Sejujurnya, dia benar-benar ingin bertanya apa gelar yang dimilikinya, tetapi berpikir itu tidak sopan untuk melakukannya. Dia akan menyelinap mengintip ke dalam gulungannya untuk melihat pejabat surgawi mana yang bernama Qing Xuan ketika kemudian orang tersebut berjalan menghampirinya dan berseru, "Ayo pergi! Ayo kita periksa dunia bawah."
Xie Lian terkejut, "Temanku, aku sedang menunggu seseorang."
Mendengar ini, kultivator itu tampak menempatkan cambuk ekor kudanya ke kerah belakang jubah luarnya dan berbalik dengan heran, "Siapa yang kamu tunggu?"
"Aku sedang menunggu Master Angin." Xie Lian menjawab.
Kultivator berpakaian putih itu tampak lebih bingung, "Bukankah aku sudah ada di sini?"
"..."
Alis Xie Lian melonjak naik, "Kamu adalah Master Angin?"
Master Angin itu tampak membuka kipasnya, dan mulai mengipasi dirinya, "Aku adalah Master Angin, apa yang harus dicurigai? Apakah kamu tidak tahu siapa aku? Pernahkah kamu mendengar namaku: Master Angin - Shi Qing Xuan???"
Nada suaranya terdengar tak terbantahkan dan mutlak, seolah-olah Xie Lian yang sama sekali tidak mengetahui namanya adalah suatu hal yang mustahil terjadi. Kipas lipat itu memiliki kata bertuliskan Angin yaitu 'Feng' yang ditulis miring di bagian depan, sedangkan bagian belakang kipas itu memiliki tiga garis miring yang ditarik - kipas yang sama persis yang dimiliki oleh kultivator wanita berpakaian putih sebelumnya!
Xie Lian tiba-tiba teringat; Fu Yao sebelumnya telah menyebutkan bahwa beberapa pejabat surgawi pengadilan tinggi, dalam keadaan khusus, memiliki kemampuan untuk mengubah penampilan mereka. Sementara di Ban Yue, Nan Feng juga mengucapkan kalimat yang tidak lengkap: "Master Angin selalu begitu."
Selalu begitu? Selalu apa?
Seorang pria?!
Setelah diseret beberapa langkah, Xie Lian masih belum bisa sepenuhnya memproses informasi ini, "Um ... Tuan Master Angin, kamu, kamu, kamu, mengapa kamu menyamar sebagai seorang wanita terakhir kali?"
"Apa? Apakah aku tidak cantik?" Tanya Master Angin.
"Ya? Tapi ... " Xie Lian masih tampak bingung.
"Jika aku terlihat cantik maka tidak apa, kan? Selama aku terlihat baik-baik saja!" Sang Master Angin tersenyum cerah, "Tentu saja karena aku akan terlihat bagus karena aku menyamar!"
Karena itu, dia tampak tiba-tiba mendapat ide, dan menutup kipasnya. Dia memberi Xie Lian sekali lagi dengan pandangan yang diperhitungkan, dan berbicara setelah beberapa saat, "Ngomong-ngomong, bukankah kita harus menyamar untuk misi ini ke Kota Hantu?"
"…"
Xie Lian:"???"