webnovel

Hak Sebagai Kekasih

Pagi ini kedua orang tuan Senja sudah ada di rumah. Ayahnya duduk di meja makan dengan lembaran koran yang masih ia baca. Puspita ibu Senja sedang merapikan dapur dan sisa makanan sahur tadi. Tidak berapa lama Senja turun sudah rapi dengan seragam sekolah lantas menarik kursi untuk duduk di samping ayahnya. Disusul Fajar sudah rapi pula dengan kemeja biru muda yang melekat pas pada tubuh nya.

"Ayah, sekarang udah jaman digital, baca korannya pake hape."

"Ayam masih betah baca yang kelihatan fisiknya," ujar sang Ayah.

Kembali tenggelam pada berita yang ia baca lewat kertas hitam putih itu. Jika tidak puasa, Puspita saat ini pasti sedang mempersiapkan sarapan sederhana, telur dadar untuk anak-anak dan suaminya.

Senja beralih pada ibunya yang masih di dapur. "Ibu… Senja boleh ikut Mas. Fajar naik gunung?"

Puspita yang sedang mencuci piring langsung melihat anak gadisnya. "Naik gunung? Buat apa?" tanya Puspita penasaran. Setahu Puspita Senja bukan anak pecinta alam, ia anak malas yang lebih suka liburan di kasur atau di ayunan taman belakang.

"Buat pengalaman dong Bu. Senja pengen juga ada foto di alam, biar berasa pecinta alam." Ujar Senja dengan tawa kecilnya.

Puspita melihat Fajar seakan meminta penjelasan. "Aku gak bilang iya Bu. Langit sama Praya mau nikah dan mereka ingin sebelum ganti status, naik gunung lagi sekali. Tapi Fajar nggak ngajak Senja."

"Kalo gitu Senja gak boleh ikut, itu acara anak dewasa!" Jawab Puspita tegas.

"Ah… ibu, sekali doang Bu." Senja kembali merengek. Sesaat melirik pada Aditiya ayahnya, tapi percuma ibu dan ayahnya akan satu suara dalam hal apapun.

"Sudah berangkat, nanti telat!" Aditya melipat korannya lantas menunggu kedua anaknya memberikan salam. Senja dan Fajar bangun dari duduknya, setelah menyalami kedua orang tuanya keduanya berangkat.

Fajar mengantarkan Senja sampai depan gerbang sekolah. Sebelum turun ia masih menyempatkan diri untuk merengek pada kakaknya. "Mas…" Bibirnya dilipat seakan ingin menangis. Semoga dengan cara ini Fajar memenuhi keinginannya.

"Kata ibu juga ini acara orang dewasa. Senja! Bukannya Mas gak mau ngajak." Tegas Fajar sekali lagi. Mungkin kapan-kapan akan ia ajak bersama kedua orangtuanya agar Senja tidak bergaul dengan orang dewasa.

"Cuman takdir kayannya yang bisa bawa Senja ke sana!" Ia menutup pintu mobil masih dengan masam.

Fajar tetap memperhatikan anaknya masuk ke dalam sekolah, barulah setelah itu ia memutar stir mobil menuju kantor.

Sisi lain gadis itu berlalu dengan gerutuan, awas saja jika ia sudah kuliah nanti. Senja akan memilih kuliah di luar Jawa agar bisa bebas berekspresi. Langkah kaki mungilnya semakin masuk dalam halaman sekolah, beberapa teman sudah mendekati Senja untuk berjalan bersama masuk dalam kelas. Tapi berita perselingkuhan Nandar ternyata sudah menyebar, alhasil Senja terus ditanya soal hubungannya.

Apa lagi yang bisa Senja katakan, ia diduakan, diselingkuhi tepatnya sebelum akhirnya Nandar meminta putus darinya.

Sudah itu saja.

Bell istirahat baru saja berbunyi karena hari ini bulan ramadhan jadi semua kantin tutup. Senja baru saja keluar dari pintu saat sorakan siswa lain terdengar, refleks Senja menoleh pada arah keramaian di lorong kelas dua belas. Di sana, mantan kekasih Senja ada, merangkul kekasih barunya.

Mungkin karena Senja tidak berhubungan layaknya pacaran anak muda. Saat melihat itu, hanya menyisakan sedikit rasa tidak nyaman pada hatinya. Setelahnya Senja abaikan kedua orang itu bersama teman-temannya pergi ke belakang sekolah tempat biasanya mereka berkumpul.

Senja dulu juga dibawa ke sana oleh Nandar awal awal mereka jadian. Nandar bisa dibilang anak laki-laki paling tampan di sekolah ini, ditambah ia aktif di organisasi dan pertama kali dulu Senja masuk sekolah Nandar sebagai kakak kelasnya membimbing Senja.

Dari sana keduanya mulai dekat dan akhirnya Nandar mengungkapkan perasaannya pada Senja di dalam kelas. Kenapa di kelas, karena Senja sulit diajak keluar bahkan untuk Nandar main ke rumahnya, Senja selalu melarang dengan alasan belum boleh pacaran.

Awalnya Nandar menerima semua keadaan, jadi keduanya hanya bertemu di sekolah dan jam istirahat barulah keduanya bisa bicara, interaksi keduanya di luar sekolah mungkin bisa terhitung dengan jari, itu pun dengan status hanya berteman biasa. Sedangkan kekasih Nandar sekarang adalah teman dari kecilnya. Senja juga sudah beberapa kali bertemu dengan Mila, kekasih mantannya sekarang.

Jika Senja sedang bersama Nandar di kantin, Mila pasti akan datang dan berlaga sebagai teman dekat. Senja ingat dua hari sebelumnya ia melihat Mila menangis lantas Nandar merangkulnya dibawa ke belakang sekolah.

Senja tidak curiga ia pikir Mila hanya sedang patah hati dan sebagai teman dari kecil Nandar bersikap menenangkan, satu hari setelah itu Nandar tidak ada menghubunginya sama sekali tapi kembali lagi Senja terlalu polos menilai keadaan. Jika Nandra juga butuh kehadiran kekasih saat ia menginginkannya dan hanya Mila yang ada.

Sekarang Senja bisa mengerti saat Mila menangis waktu itu. Itu adalah awal gadis itu mengatakan perasaannya pada Nandar sialnya anak laki-laki itu memilih Mila dan meninggalkan Senja.

"Ada yang patah hati. Pacarnya direbut orang." Suara tawa yang lewat di belakang Senja saat tatapannya masih tertuju pada Nandar begitu puas dan Sanja kenal suara itu.

Si kembar. Mega dan Meysa. Deretan sakit hati atas Senja yang dulu bertahta dalam hati Nandar. Mega menyukai Nandar bahkan gadis itu tidak malu secara terang-terangan mengejar kakak kelasnya itu, tapi sayang Nandar menolaknya dan malah mengungkapkan rasa sukanya pada Senja.

Senja hanya sekilas menoleh pada kedua gadis itu yang akhirnya berlalu masih dengan tawa puasnya. Paling tidak Sanja tetap unggul, ia tidak perlu mengejar-ngejar Nandar saat itu, bahkan Anak lelaki itu yang secara terang terangan mengejar Senja.

"Ga usah didengerin. Barisan pesakit hati," ujara Iris teman sekelas Senja. "Lo gak mau curhat, apa kasih tahu gue apa yang terjadi?" tentu saja yang dimaksud Iris adalah Nandar yang gosipnya menghebohkan sekolah.

Disaat statusnya masih kekasih Senja dan sangat banyak yang mengatakan keduanya cocok. Jika Nandar adalah anak laki-laki yang paling tampan di sekolah, sedangkan Senja adalah anak gadis paling cantik di sekolah jadi keduanya sangat cocok.

Senja masih diam memilih duduk di lantai di depan kelasnya.

"Jadi udah putus?" tanya Iris lagi.

"Udah."

"Kapan? Jadi lo diduain tanpa kejelasan dari dia?" Iris semakin penasaran. Ia ikut duduk di depan Senja, memperhatikan sendu di mata sahabatnya.

"Kemarin, ga sengaja ketemu dia sama Mila, pas lagi jalan sama, Mas Fajar." tutur Senja. Ini yang disebut patah hati, Fajar sering mengingatkan cinta anak SMA itu lebih berbahaya dibanding cinta anak kuliah yang sudah mulai punya pemikiran dewasa.