webnovel

(utapri) confession : ittoki otoya x Aloni

Aloni sedang duduk sendirian di taman sambil memakan kue yang dibeli Nanami semalam. Dia menjilat jari-jari dan menyesap tehnya, menghela nafas sambil menikmati suasana yang santai.

"Sayang sekali.... Masih banyak yang tersisa"gumam Aloni sambil menatap beberapa kue yang masih tersisa.

Aloni kemudian memutuskan untuk menyimpan kue itu dan membungkusnya dengan indah. Dia tersenyum lembut dan memasukannya dan tas kecil yang diletakkannya di kursi di sebelahnya

"Aloni!!!!"

Aloni menoleh ke arah sumber suara yang memanggilnya, ia melihat seorang pria berambut merah yang dengan cerah tersenyum lebar dan berlari ke arahnya.

"Ittoki Otoya"ucap Aloni dengan ekspresi datar.

Otoya tertawa dan duduk di hadapan Aloni"hehehe"

Dia dengan ramah berkata"panggil saja Otoya, Aloni-chan!"

Dia kemudian memegang dagunya dengan ekspresi berpikir"atau mungkin kau bisa memanggilku oto-yan, atau ittoya?"

Menggeleng kepalanya, otoya dengan penuh tekad berkata"pokoknya kau harus  memanggil nama depan ku!"

Aloni menatapnya dengan aneh"untuk apa?"

Otoya tersenyum lebar"karena kita adalah teman!"

"..."terdiam, Aloni menatap wajah tampan otoya yang cerah.

Dia merasa tidak enak kalau menolaknya.

Merasa terkalahkan Aloni akhirnya memutuskan untuk memanggil nama depannya.

"aku akan memanggil mu otoya saja"

Otoya dengan senang berkata"ok!"

Dia kemudian melirik meja dimana terlihat poci dan cangkir teh, dan kemudian melihat sekitar.

"Kau minum teh sendirian Aloni?"

Aloni mengangguk dan berbicara sambil mengaduk-aduk tehnya dengan tangan kanannya dan tangan kirinya menopang dagunya.

"Ya.... Nanami sedang sibuk membuat lagu, tomochika memiliki pemotretan, dan Ringo dia sedang mengajar"

Ittoki menopang dagunya dengan kedua tangannya dan memperhatikan wajah cantik Aloni yang mengeluarkan aura melankolis disekitarnya.

Tanpa sadar bibirnya berucap"meskipun begitu kau masih memiliki ku disini"

Aloni terkejut dan dengan kosong menatap otoya.

Menyadari kata-kata, otoya merasa malu. Wajahnya memerah, dia berusaha untuk mengubah kata-katanya.

"A-itu! Maksudku kau bisa bertanya kepada ku kalau kau kesepian!"

"Aku akan menemanimu..."otoya menundukkan kepalanya, meskipun kata-katanya tidak salah. Namun dia tetap merasa malu.

Wajah itu imut. Pikir Aloni namun dia segera memikirkan kata-kata Otoya.

Bukankah tidak ada salahnya jika teman itu saling menemani?

Jadi dia mengangguk"baik"

Otoya mengangkat pandangannya dan menatap wajah Aloni, entah kenapa dia merasa bahwa dia melihat Aloni tersenyum untuk sekilas.....

Aloni menuangkan secangkir teh dan menyodorkannya kepada otoya"kalau begitu.... Apakah besok kau sibuk?"

Otoya tersenyum lebar"aku bebas!"

_____________________

Otoya dengan gugup memperhatikan pakaiannya. Dia mengenakan jaket merah dengan dalamnya kaos putih, celana jeans.

Dia sangat gugup!

Meskipun dia tahu ini bukanlah kencan namun tetap saja, dia merasa jantungnya akan meledak!

Meskipun dia sudah bercermin di kamarnya, otoya tidak bisa tidak merapikan seluruh tubuhnya.

Dia tidak sadar bahwa dia benar-benar terlihat layaknya seorang pria yang gugup menunggu pacarnya pada kencan pertama mereka.

Otoya tidak menunggu lama karena Aloni akhirnya tiba. Gadis bermata biru berlian itu bertanya.

"Apa kau menunggu lama, otoya?"

Otoya menggeleng dengan cepat"tidak! Aku baru saja tiba seperti mu!"

Aloni menghela nafas, dia kemudian meneliti pakaian otoya dan melihat bahwa dia lengkap dengan persiapannya.

Aloni mengangguk"pakaian mu terlihat bagus"

Otoya tersenyum"terimakasih"

Dia kemudian menatap Aloni dan memerah. Ini pertama kalinya dia melihatnya mengenakan rok. Dia terlihat sangat anggun dan lembut di dalamnya.

"K-kau terlihat cantik Aloni...."

Aloni melihat penampilannya yang malu-malu dengan tatapan kosong.

Imut.

Kata-kata itu muncul di benaknya tanpa sadar.

Dia kemudian tertawa kecil. Dan dengan hangat berkata"ayo otoya! Temani aku bermain di taman hiburan!"

Otoya terkejut"eh! Tapi kita belum mengenakan masker!"Katanya dengan khawatir.

Aloni menatapnya dengan tenang"aku sudah memesan seluruh tempat itu. Tidak perlu khawatir di foto paparazi karena aku juga menyewa orang untuk berjaga-jaga"

Otoya terkejut. Wow. Dia kemudian menyadari sesuatu"Aloni kau sangat kaya?"

Aloni berdehem"otoya apa kau lupa?"

Otoya memiringkan kepalanya"apa?"

Menghela nafas pada ketidaktahuannya, Aloni langsung saja berkata"aku adalah pemilik perusahaan Forbidden!!!!!"

Otoya berkedip kosong"eh? Perusahaan yang baru itu? Yang di berita?"

"Ya"

"...."otoya shock.

Aloni terdiam dan memutuskan untuk menyeretnya mengikutinya. Otoya yang masih belum memulihkan dirinya tanpa sadar di tuntut olehnya.

Hingga Otoya berada di taman bermain yang kosong dia akhirnya menyadari bahwa Aloni tidak berbohong.

"Luar biasa... Aku tidak pernah menyangka kalau kau begitu sukses"memegang boneka beruang di tangannya, otoya menghela nafas dia menatap Aloni yang sedang menatap bintang.

Langit sudah gelap, Aloni dan Otoya kini duduk berhadapan di bianglala sebagai tempat terakhir mereka bermain.

Aloni menghela nafas"maaf"katanya tanpa mengalihkan perhatiannya.

"Kenapa?"

"Karena.... Aku menyeretmu kesini. Pasti membosankan berada di taman bermain saat sepi bersamaku"ucapnya dengan menatap wajah otoya yang terkejut karena kata-katanya.

Otoya menggeleng cepat, dia segera menjelaskan"kau tidak perlu meminta maaf Aloni! Sebenarnya aku menikmatinya. Umm... Aku lah yang seharusnya meminta maaf... Kau pasti merasa bahwa aku merepotkan..."

Aloni tersenyum lembut. Di bawah sinar bulan, mata Otoya bergetar. Wajah cantiknya terlihat memukau, untuk sesaat Otoya jatuh ke dalam pesonanya.

Sampai Aloni memanggilnya dengan bingung"Otoya?"

Otoya memerah dan mengalihkan pandangannya"ma-maaf!"

Aloni berkedip bingung. Entah kenapa seharian ini dia merasa Otoya entah kenapa terlihat sedikit mencurigakan?

Apa hanya dugaan?

"..."

Aloni memutuskan untuk mencari tahunnya langsung. Lagipula kesempatan hanya datang 1 kali dalam sejuta kemungkinan.

"Otoya... Kau .... Apakah kau menyukai ku?"

Dalam kecepatan kilat, Aloni melihat wajah otoya memerah seolah-olah akan meledak.

"Eh...!!!!"

"A-itu t-tidak... Sono..."

Ittoki terlihat tidak bisa membantah, dia menoleh berusaha untuk menghindari pandangan Aloni yang sangat tajam.

Merasa tidak punya pilihan dia menatap mata biru Aloni yang datar dan semakin merasa gugup.

Haruskah dia memberi tahu nya?

"A.. um... A-aku.. aku mencintaimu! Aloni jadilah pacarku!"

Aloni membeku dengan ekspresi kosong. Meskipun dia sudah menduganya namun... Tetap saja...

Dalam sekejap wajah datarnya menunjukkan rasa malu. Ini pertama kalinya... Aloni merasa malu. Jantung nya berdetak kencang melihat wajah Otoya.

Apakah ini hanya perasaan nya atau wajah Otoya terlihat semakin tampan?

Bibir Aloni perlahan terbuka"kalau begitu.... Um... Ayo pacaran.... Rahasiakan dari ketua, ok?"

Otoya membeku. Dia diterima? Namun dalam sekejap mata senyum selebar bunga yang mekar terlihat di wajahnya.

"Baik!!!"

Kedua orang itu saling memandang dan tertawa bersama, mengawali sebuah hubungan.