webnovel

Biksu itu Bersinar!

Editor: Atlas Studios

"Hehe, kenapa aku perlu muka? Reputasi… itu tidak bisa di makan. Juga…" Song Shuhang menunjuk ke arah mulutnya dan di posisi dimana biksu itu tidak bisa melihat, ia mengatakan kepada Altar Master tanpa suara, "Aku bukan senior. Aku hanya pelajar biasa. Informasi yang bawahanmu dapatkan itu nyata."

Song Shuhang selalu merasa berbohong itu salah.

Namun, ketika orang hidup di dunia ini, itu sulit untuk dihindari saat seseorang harus berbohong. Beberapa kebohongan sulit dihindari, yaitu kebohongan kecil.

Namun, Song Shuhang meskipun ini kebohongan kecil, ketika saatnya tiba ia bisa menunjukkannya, lebih baik menjelaskan kepada orang lain. Orang harus bersikap integritas dan memperlakukan orang lain secara terang-terangan. Ini kepercayaan dasar antara orang-orang!

"Pu!" setengah bagian atas tubuh Altar Master bergetar, dan ia sangat marah sampai ia mengeluarkan darah dari mulutnya.

"Aku mengutukmu… aku mengutukmu! Aku akan berubah menjadi roh hantu abadi dan mencarimu untuk membalas dengan nyawamu… seumur hidup!" sebelum ia mati, Altar Master meraung dengan kencang!

Setelah meraung, napasnya berhenti.

Altar Master sudah mati.

'Seharusnya dia sudah mati kali ini.'

Kali ini, Altar Master benar-benar sudah mati, tanpa kemungkinan untuk bangkit lagi.

Tapi untuk lebih aman, Song Shuhang mengangkat pedang terbang itu dan memotong kepala Altar Master

Sungai Kabut Ungu pernah bilang bahwa pendekar memiliki banyak cara untuk hidup. Jadi , untuk memastikan kematian musuh, menghancurkan mayat adalah pilihan terbaik. Semenjak ia adalah pendekar tingkat kedua, memotong kepalanya kurang lebih cukup.

Pedang itu tetap tidak bernoda, tanpa setetes darah.

Song Shuhang menghela napas lega. Selama dua hari, ia sudah memenggal dua kepala orang. Kali ini, ia tidak menggunakan ❮Tehnik Meditasi❯, tapi menggunakan kemauannya sendiri untuk mengatur ketenangannya.

Ia tidak bisa terus menerus bersandar pada ❮True Self Meditation Scripture❯. Perjalan pendekar masih panjang dan ia harus beradaptasi untuk beberapa masalah. Jika terlalu bergantung pada bantuan dari luar, itu hanya membuatnya menjadi semakin lemah.

Orang lemah dengan kemauan yang rendah tidak akan menjelajah jauh di jalan pengembangan diri.

Altar Master pendekar tingkat kedua yang mati di tangan Song Shuhang. Sama seperti lelaki berlengan panjang itu- meskipun ia sudah mati, keberadaannya akan tetap ada di pikiran Song Shuhang selamanya…

Masalah roh jahat dan Altar Master sementara ini sudah selesai.

Dalam waktu dekat, tidak ada yang mengambil roh hantunya.

Dengan kematian Altar Master, anak bawahannya akan ditinggal tanpa ketua. ini akan membuat mereka jatuh berantakan selama-lamanya, tidak bisa menggangu orang dalam waktu dekat.

Lebih lagi, orang-orang yang tahu tentang kedatangan Altar Master di Kota kampus Jiangnan dan roh hantu Song Shuhang hanya Altar Master, lelaki berlengan panjang dan pembunuh yang masuk ke kamar Shuhang. Saat ini, ketiga orang itu sudah mati. Maka dari itu, di antara bawahan Altar Master, tidak ada yang tahu hubungan Altar Master dan Song Shuhang.

Meskipun mereka membalas dendam tuan mereka, mereka sementara ini tidak bisa berbuat apa-apa.

Sementara ini… bawahan ini tidak akan menakuti Song Shuhang. Saat itu, meskipun mereka tidak menemukan Song Shuhang, ia akan tetap mengejar mereka!

Ia kekurangan teman berkelahi dan orang ini yang memiliki medali berkepala binatang buas dan cakaran akan menjadi lawan yang cukup bagus untuk kedepannya. Juga, tidak hanya itu ia mendapat pengalaman berkelahi sungguhan dan mengalahkan musuh, mungkin ia bisa mendapatkan barang jarahan. Itu membunuh sekali dan mendapat keuntungan tiga kali lipat!

"Baik atau buruk pada akhirnya akan menerima ganjaran mereka." Gumam Song Shuhang dengan pelan. Ia mengeluarkan 'cairan pelarut mayat' dan menuangkannya ke mayat Altar Master.

Aroma tajam tersebar… dan pakaian Altar Master larut semuanya… namun, tubuhnya tidak dipengaruhi oleh cairan itu.

'Benda ini hanya bisa melarutkan mayat pendekar tingkat pertama? kupikir ini ajaib.'

Akan agak repot untuk meninggalkan mayat begitu saja. Meskipun CCTV dihancurkan, mayat akan menarik perhatian petugas kepolisian.

Song Shuhang agak jengkel.

Lalu, biksu itu tiba-tiba berkata. "Apa Senior jengkel dengan mayat ini?"

"Kau bisa mengurusnya?" Song Shuhang menoleh dengan senyuman lembut dan terus berlagak seperti ahli.

Biksu itu mengacungkan jempolnya dan membalas, "Senior, tenang saja dan biarkan masalah ini kepadaku. Aku bisa mengurusnya!"

"Semenjak kau mengatakan begitu, lalu aku akan merepotkanmu. Aku akan mengingat pertolongan ini." balas Song Shuhang dengan lega.

"Senior, jangan bilang begitu. Hidupku diselamatkan olehmu, masalah kecil seperti ini tidak perlu dihiraukan!" kata biksu itu dengan percaya diri. Itu seperti menyelesaikan mayat dan masalah di kereta adalah masalah sepele.

Sikap kepercayaan diri biksu itu membuat Shuhang memikirkan 'grup Naga Cina', Kelompok Berkemampuan Khusus Cina', dan 'Perkumpulan Pendekar Cina' semacam hal-hal yang menarik yang sering muncul di novel-novel internet.

Mungkin biksu itu adalah anggota grup semacam itu? Tubuhnya mungkin ada buku merah yang misterius dan saat polisi datang, ia akan hanya mengeluarkan buku itu untuk mengurus masalah ini!

Song Shuhang berpikir begitu seraya ia berjalan menuju koper hitam Altar Master dan mengambilnya.

Firasatnya berkata ada barang yang bagus di dalam koper hitam Altar Master.

Setelah mengambil koper hitam itu, ia kembali ke keluarga gadis kecil itu dan duduk.

Menghitung waktu, para penumpang seharusnya sudah mulai bangun dari koma mereka sekarang?

❄❄❄

Sementara itu, biksu itu datang kesebelah Altar Master dan menyatukan kedua tangannya. "Setelah membasmi semua mahkluk hidup sampai dosa tidak tersisa, aku harus mendapatkan prestasiku dan kebajikan dibawah pohon pipal. Jika neraka tidak kosong karena dosa di dunia ini, lalu aku bersumpah tidak akan masuk surga."

Kata-kata ini adalah kata-kata Kishitigarbha, Sumpah yang berarti Bodhisattva, dan biksu ini terlihat mengagungkan sumpah ini.

Sesaat kemudian, ia duduk bersila di sebelah mayat Altar Master dan mulai membaca ❮The Bodhisattva Kishitigarbha Vow Sutra❯. Saat membacanya, sinar prestasi dan kebajikannya menyelimutinya lagi.

Di depan gerbong dan sebelah mayat Altar Master, beberapa nyawa samar-samar dibersihkan oleh biksu itu.

Selagi nyawa-nyawa di bersihkan, langit dan bumi terbelah menjadi 3, dan turun ke tubuh biksu itu.

Kemudian, 'sinar pencapaian dan kebajikan' biksu itu menjadi semakin nyata; mental energinya yang luar biasa seluas dan tubuhnya diperkuat.

Song Shuhang agak menatap dengan matanya- berpikir membersihkan nyawa juga bisa berefek begitu? Memperkuat tubuhnya, mental energi, pencapaian dan kebajikan secara bersamaan!

Itu 100 kali lebih efisien dibanding lari biasa atau olahraga.

'Aku harus catat itu dan menanyakan Senior Tabib ketika aku kembali untuk melihat ada perguruan yang memiliki cara membersihkan nyawa dan menguatkan mental energi dan tubuh jasmani. Pikir Song Shuhang dalam hati.

Saat yang sama, ia samar-samar mengerti kenapa selalu ada biksu senior di zaman dulu yang membersihkan nyawa secara cuma-cuma tanpa mengambil sepeserpun. Bukan, sebenarnya mereka berinisiatif mencari nyawa yang perlu dibersihkan dimana-mana. Jika kau tidak membiarkan dia bersihkan, ia akan kuatir denganmu. Mungkin biksu-biksu senior itu sama seperti biksu asing ini, yang berasal dari perguruan Budha asli.

Saat ia berpikir, para penumpang di gerbong terbangun satu per satu.

Di kesan mereka, mereka mengingat mereka mempunyai mimpi buruk yang sangat menakutkan, tapi setengah mimpi selanjutnya, tidak begitu menakutkan.

"Apa yang terjadi?"

"Aku teringat biksu senior itu kembali ke gerbong lalu gerbong menjadi gelap. Aku tidak mengingat apapun."

"Dimana biksu itu?"

"Para penumpang mengobrol satu sama lain. Dengan cepat mereka menemukan biksu itu… dan mayat Altar Master yang terpotong menjadi lima bagian di sebelahnya.

Menatap kosong… dan terdiam.

Selanjutnya diikuti dengan pekikan teror.

"Mayat, seseorang mati!"

"Ahhh!!!" semua penumpang yang di dekat pintu berlari keluar dan membuka pintu. Tidak peduli tentang situasi di luar gerbong, semua penumpang berlarian keluar sambil menangis ketakutan.

Beberapa orang muntah di tempat, yang lain langsung pingsan dan tidak sadarkan diri.

Jika mayat biasa, semua orang akan hanya dipengaruhi oleh berita sewaktu dan tidak terlalu kecewa. Namun, kali ini berbeda, karena mayat itu terpotong-potong, ok? Mayat itu sudah terpotong menjadi lima bagian!

Saat yang bersamaan… suara teriakan bisa terdengar dari gerbong depan. Ada dua mayat bawahan Altar Master yang sudah terpotong hingga tidak berbentuk oleh Tuan Hantu Ku You. Sama, itu menyebabkan penumpang berlarian keluar.

Disebelah Shuhang, ayah itu dan ibu itu bersama dengan putrinya terbangun.

Ayah itu tidak terburu-buru turun dari kereta, tapi melihat Song Shuhang duduk di sebelah mereka sambil bertanya dengan hormat. "Adik, bisakah kita turun sekarang?"

Ia rasa adik kecil ini juga ahli. Saat itu ia berkata "Sudah terlambat" dan meminta mereka tetap di sisinya. Setelah itu, mereka pingsan…

"Ayo turun, masalah ini tidak berhubungan dengan kita." Song Shuhang mengangguk dan tersenyum. Lalu ia pergi sambil membawa koper hitam, dan dengan hati-hati menghindari CCTV.

Sebelum ia memasuki daerah CCTV, ia harus menutupi koper hitam ini.

Orang harus mengerti teknologi, ia tidak bisa berkata polisi tidak akan menemukan petunjuk karena koper ini!

Ayah itu membawa putrinya dan pergi. Mereka melewati kerumunan yang kacau dan berdiri di peron yang jauh.

Akhirnya, ia berhati-hati melihat koper hitam yang Song Shuhang bawa ditangannya

Samar-samar ia teringat saat Shuhang masuk bersama mereka, ia tidak membawa koper di tangannya… tentu saja, ia orang pintar dan tidak akan pernah menyebutkan masalah koper hitam kepada siapapun.

❄❄❄

Di stasiun yang kacau.

Para petugas mulai menenangkan para penumpang semampu mereka, karena kepanikan mereka bisa menyebabkan kecelakaan yang lebih besar.

Tidak lama kemudian, petugas kepolisian tiba. Selanjutnya wartawan juga tiba di tempat kejadian.

Layar TV di stasiun mulai menyiarkan berita penting dan itu berita kecelakaan kereta.

Dari siaran langsung di layar, polisi menangkap biksu itu.

"Ya, aku yang melakukan semua ini. Aku mengaku aku membunuh ketiga orang itu. Ya, aku tidak ada komplotan. Tenang, hanya aku saja dan aku tidak akan menolak. Kau akan datang dan menangkapku! Namun… kecelakan kereta itu tidak ada hubungannya denganku, itu benar!" kata biksu dengan tepat dan fasih dalam bahasa Mandarin sambil dengan taat diborgol dengan tampang kemurahan hati!

Ya, ia ditahan.

Tidak ada buku merah, grup Naga Cina, kaki tangan.

Berpikir ia masih memiliki ekspresi percaya diri, tapi sebenarnya, yang dimaksud dengan menyelesaikan kejadian ini adalah menjadi kambing hitam dan menanggung semuanya!

Akhirnya di siaran langsung, sebelum ia digiring ke mobil polisi, sebenarnya ia mengacungkan jempolnya ke arah kamera dan tersenyum lebar.

"Bling!" giginya memantulkan sinar matahari!

… Senior, apapun yang terjadi, aku tidak akan pernah menjualmu. Biar aku yang menanggung semuanya!

Saat ini biksu itu seakan-akan orang suci, mengeluarkan sinar yang terang hingga orang-orang tidak bisa melihatnya!