90 Shuhang, Cepat Dapat SIM!

Translator: Atlas Studios Editor: Atlas Studios

Hampir siang hari ketika semuanya selesai.

Setelah berpisah dengan keluarga gadis kecil itu, dan menolak undangan mereka untuk datang ke rumah mereka, Song Shuhang naik kereta bawah tanah kembali ke Kampus Jiangnan.

Tidak ada yang menanyakan kontak satu sama lain. Lagipula, mereka hanya kebetulan bertemu. Namun, mungkin mereka akan bertemu lagi jika ditakdirkan.

Sebenarnya, ayah itu ingin meminta kontak Song Shuhang, tapi ia terlalu malu untuk memintanya…

Tidak terlalu banyak penumpang di perjalanan pulangnya, dan Song Shuhang beruntung bisa dapat tempat duduk. Ia menaruh kantong belanja di sisinya-yang berisi koper hitam Altar Master.

Setelah ia keluar dari kereta, ia langsung menemukan kantong plastik untuk membungkus koper hitam itu. Lagi pula, koper itu hasil curian. Lebih baik ia sembunyikan.

Kereta mulai berjalan dan akhirnya Song Shuhang agak tenang.

Ia bersandar ke kursinya, memikirkan kembali adegan membunuh Altar Master terus menerus untuk mencoba menenangkan diri.

Dengan menghela napas, Shuhang membuka ponselnya dan masuk ke grup Sembilan Provinsi Nomor Satu.

Tidak ada pesan baru di grup.

Pesan terakhir dikirim semalam saat ia bertanya tentang medali itu kepada Senior Sungai Utara dan si Bulu Lembut.

Berpikir sejenak, Song Shuhang mengirim pesan di grup. "@Jimat Istana Tuan Tujuh Kehidupan, Senior, aku sudah menemukan orang yang memiliki medali itu-Altar Master- dan sudah kubunuh. Dan aku menggunakan dua jimat penangkal roh jahat dan tiga jimat pedang. Tapi aku tidak akan mengejar anggota lain sekarang.

Juga, aku akan mengembalikan sisa jimat kepadamu."

Setelah ia mengirim pesan, ada balasan di grup Sembilan Provinsi Nomor Satu.

Tuan Istana Jimat Tujuh Kehidupan: "Shuhang, kau cepat seperti kelinci! Sangat efisien! Bagus!

Dan kau tidak perlu mengembalikan sisa jimat itu. Simpan saja sebagai hadiah kecil. Lagi pula… aku tidak bisa menerimanya jika kau mengirim kembali kepadaku."

"Sekarang aku ada di pulau di Pasifik, mengajar membaca sekelompok orang primitif. Sial, bagaimana aku bisa bersumpah 'mengajarkan membaca 10.000 orang karena semua orang berhak mendapatkan pendidikan'? Sangat bosan aku sampai membuat sumpah seperti itu! Sekarang ini, dengan populasi pendidikan yang meningkat, sangat sulit menemukan orang yang tidak bisa membaca. Aku menghabiskan banyak waktu dan tenaga untuk mencari pulau terpencil dimana hampir 10.000 penduduknya tidak bisa membaca."

"Selama aku mengajarkan mereka membaca, aku bisa memenuhi sumpah lama ku. Tapi paling cepat akan menghabiskan beberapa bulan, atau bahkan beberapa tahun jika lambat. Kenapa aku membuat sumpah seperti itu? Jika, nanti aku berkesempatan menjadi master dan bisa memiliki kekuatan untuk menjelajahi waktu, aku akan kembali ke masa lalu dan menghajar diriku yang muda dan mengatakannya untuk diam!"

Shuhang hanya bertanya satu pertanyaan, dan Tuan Istana Jimat Tujuh Kehidupan mengirim… banyak kata-kata. Dari kata-katanya, orang bisa melihat seberapa benci ia kepada dirinya sendiri.

Sepertinya semua orang mempunyai masa lalu yang buruk.

Song Shuhang menghela napas.

Lagi pula… Senior Jimat Istana Tuan Tujuh Kehidupan sangat sibuk. Kemarin, ia masih sibuk di daerah Huaxi dan sekarang ia berada di pulau kecil di Lautan Pasifik.

"Terima kasih, Senior! Jimatmu sangat berguna, sederhana tapi ampuh!" Ia mencoba menghibur senior itu, berharap hiburannya membuat dia lebih baik.

"Hahaha, tentu saja. Di grup ini, aku yang terbaik saat membuat jimat. Sudah berbincangnya, aku harus kembali mengajar orang primitif ini. Orang-orang ini bodoh. Kata-kata yang sudah diajarkan mungkin akan cepat dilupakan mereka, dan aku ingin memberikan pelajaran kepada mereka… Yah, itu ide yang bagus. Lain kali, jika berani melupakan satu kata, aku akan menggantung mereka dan memberikan pelajaran. Jadi aku jamin tidak ada yang berani melupakan kata-kata itu lagi!" Sepertinya Senior Tuan Istana Jimat Tujuh Kehidupan mudah terpengaruh dari topik yang dibicarakan.

Tuan Istana Jimat Tujuh Kehidupan terlihat sangat puas dengan ide tersebut, jadi ia cepat-cepat pergi.

"…" Song Shuhang menyentuh jantungnya dan merasa agak tidak tenang. Adegan itu muncul di pikirannya- sekelompok orang primitif berpakaian kulit binatang duduk berbaris di atas batu dan dengan susah payah membaca puisi kelas satu: 'Siang hari mereka mencangkul gulma. Keringat mereka menetes ke tanah. Siapa yang tahu nasi yang dimakan adalah hasil dari kerja keras!'

Tiba-tiba, salah satu orang primitif lupa satu kata, dan selanjutnya, ia tergantung di pohon dan dipukul dengan keras oleh Jimat Istana Tuan Tujuh Kehidupan.

"Itu bukan salahku. Aku tidak menyarankan itu." gumam Song Shuhang.

"Beep, beep, beep~"

Ada pesan dari grup Sembilan Provinsi Nomor Satu.

Itu Sungai Utara si Pendekar Kelana lagi. Perlahan dan dengan santai ia mengirim pesan, "Shuhang, kau selalu mengejutkanku. Aku dengar ketua musuhmu yang kau bunuh itu pendekar tingkat kedua?"

"Sebenarnya, tidak terlalu dramatis. Meskipun ia adalah pendekar tingkat kedua, ia terkena racun Senior Tabib terlebih dahulu, lalu salah menyangka identitasku yang sebenarnya, karena si Bulu Lembut terus menerus memanggilku 'Senior'. Jadi, aku dapat membunuhnya dengan bantuan jimat dari Jimat Istana Tuan Tujuh Kehidupan." Song Shuhang menceritakan ulang seluruh ceritanya secara singkat.

"Kau berani dan bijaksana. Aku pikir kau tidak akan menang sedikitpun. Teruskan. Aku yakin kau bisa pergi jauh di jalan pengembangan diri," kata Sungai Utara si Pendekar Kelana.

Pedang Gila Super Ceroboh muncul. "Kerja bagus, Shuhang. Kau sudah mempunyai sikap-sikapku dari aku kecil!"

"Adik Super Ceroboh, tidakkah kau bilang kau ingin masuk pengasingan untuk meningkatkan kekuatanmu?" Sungai Utara si Pendekar Kelana mengirim emoji 😉.

Yah, aku ada di pengasingan," kata Pedang Gila Super Ceroboh. "Tapi meskipun aku di pengasingan, aku masih perlu istirahat. Aku tidak harus berlatih terus menerus. Aku tidak perlu berlatih di pengasingan!"

"Omong kosong," Sungai Utara si Pendekar Kelana tertawa.

Saat ini, Ilmuwan Mabuk Bulan tiba-tiba mengirim pesan, "Super Ceroboh, kau berbicara agak sopan hari ini. Semenjak tidak ada senior disini, bagaimana kau lupa dengan candaan kotormu? Seperti bukan dirimu kalau berkata sopan."

"Jangan berkata begitu. Sekarang ini, internet penuh dengan hewan mistik, dan candaan kotor ditutup. Lagipula, Raja Sejati Gunung Kuning bilang ia akan mengeluarkanku jika aku berbicara kotor disini. Aku mencoba menahannya. Ayo adakan pesta lain waktu, lalu aku akan memberitahumu candaan klasik," Pedang Gila Super Ceroboh terkekeh.

"Hoho". Ilmuwan Mabuk Bulan mengirimkan 😳 dan ia kembali mengintai.

Song Shuhang menggaruk kepalanya- yah, nama Ilmuwan Mabuk Bulan sepertinya ia kenal, tapi bagaimana ia tidak bisa mengingat siapa dia?

Saat itu, Sungai Utara si Pendekar Kelana tiba-tiba bertanya, "Omong-omong, Shuhang, apa kau akan belajar menyetir?"

"Ya. Aku sudah membaca buku tentang teori menyetir, dan aku berencana untuk mengurus SIM dalam waktu dekat. Oh? Bagaimana kau tahu aku akan belajar menyetir?" tanya Song Shuhang.

"Haha, saat aku mencuri sayuran di permainan pertanianmu, aku mengunjungi Qzonemu1. Kau menyebutkan kau akan mengurus SIM belakangan ini di Qzonemu," Sungai Utara si Pendekar Kelana mengejek. "Lagi pula, tingkatkan lahanmu ketika kau ada waktu. Tidak masuk akal kau mempunyai banyak koin. Sayuran akan tumbuh lebih cepat jika tanahmu ditingkatkan, lalu aku bisa mencuri lebih banyak."

Mencuri sayuran?!

Oh Tuhan, Senior, berapa banyak waktu luangmu setiap hari? Bagaimana kau bermain permainan anak-anak itu- Happy Farm?

Dan, apa kau benar-benar bosan sampai kau sempat memeriksa Qzoneku?

Citra, tolong jaga citramu! Semenjak aku bertemu kalian para senior, citra pendekar sudah benar-benar hancur di hatiku. Kalau kau bisa tolong jaga citramu untuk hatiku yang lemah ini?

Bagaimanapun… kenapa senior menanyakan tentang SIM?

"Senior Sungai Utara," tanya Song Shuhang dengan hati-hati. "Apa kau ingin belajar menyetir?"

"Kenapa aku harus belajar menyetir? Lebih cepat mengendarai pedang terbang daripada mobil. Dan aku tidak perlu kuatir tentang jalanan… aku hanya perlu berhati-hati tidak menabrak pesawat," Sungai Utara si Pendekar Kelana tertawa. "Tapi… aku bisa bilang sesuatu. Jika kau ada waktu, cepat dapatkan SIMmu sesegera mungkin. Aku yakin kau memiliki banyak keberuntungan."

Mata Song Shuhang melotot- apa ada senior disini yang tiba-tiba ingin belajar menyetir? Dan aku bisa mengajarkannya menyetir setelah mendapatkan SIM?

Dan keuntungannya jelas- aturan grup Sembilan Provinsi Nomor Satu adalah: Bekerja → dapat imbalan!

"Sudah kau tebak? Kau bisa meminta tenaga dalam dan pil darah. Tidak hanya pil, kau juga bisa mendapat teknik mengembangkan diri! Teknik yang diberi Tabib itu hanya dasar untuk Dasar Pengembangan Diri. Dengan itu, kau hanya bisa mencapai tingkat satu paling tinggi. Jadi, aku beritahumu kesempatan ini. Aku yakin kau bisa mendapat teknik yang bagus kalau begitu." Sungai Utara si Pendekar Kelana mengirim emoji 😀. "Kesempatan yang bagus, bukan?"

Ya, itu kesempatan yang bagus! pikir Shuhang!

avataravatar
Next chapter