Langit ibu kota terlihat murung, berwarna kelabu dengan gumpalan awan yang menyelimuti sang mentari. Hari sudah mulai siang, tak ada cerahnya cahaya sang mentari yang menyinari. Hari ini langit berduka, terlihat mendung bersamaan dengan rintik hujan yang mulai turun satu persatu.
Seorang gadis menggeliatkan tubuhnya, meregangkan otot-otot yang terasa sangat kaku seperti nenek-nenek. Sepertinya dia harus berolahraga hari ini. Matanya masih setia terpejam, tangannya mulai meraba sekitar, mencari sosok laki-laki yang semalam memberinya pengalaman yang indah.
Ranjang terasa dingin, tak ada Afka di sebelah Ghirel hingga membuat mata gadis itu terbuka seketika. Helaan nafas berat terdengar, dia mengumpulkan rambutnya menjadi satu kemudian mengikatnya dengan asal.
"Pantas saja Afka sudah tidak ada, ini jam sepuluh pagi." Gumamnya saat mata indah gadis itu melirik jam yang berada di atas nakas.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com