webnovel

Greentea Latte

VOL 3. {Greentea Latte Destiny (21+)} = Bab 215 Badboy dingin yang memiliki penyesalan besar kini telah menjelma menjadi pria tampan dan mapan di usianya yang tergolong muda, yaitu 22 tahun. Di usia tersebut, dia telah menyelesaikan S1 di Oxford dan menjadi CEO dari perusahaan Fedrick Company, perusahaan yang bergerak di bidang kuliner paling besar se-Asia Tenggara. Sayangnya, di usia yang tergolong cukup muda itu, dia sudah menjadi duda sehingga dia mati rasa terhadap wanita. Afka menjalani hidupnya dengan monoton, tanpa cinta dan kasih sayang. Hanya ada kebencian yang besar dalam hatinya kepada seseorang. Hingga suatu hari, dia bertemu dengan seorang gadis cantik yang sangat mirip dengan mantan istrinya. Sialnya, Afka mengenal dengan baik gadis itu. VOL 1,2. {Greentea Latte (18+)} = Bab 1-214 Afka Fedrick, seorang badboy tampan ala novel yang memiliki sifat yang dingin. Dia memiliki penyesalan terbesar dalam hidupnya. Penyesalan yang berhasil membuat hidup cinta pertamanya hancur berantakan. Ghirel Sananta, seorang gadis yang tertatih selama hidupnya. Tak ada kebahagiaan dalam kamus Ghirel sampai Afka hadir dalam hidupnya. Sayangnya, kebahagiaan itu hanya sesaat. Afka kembali menurunkan hujan padanya. Hujan badai yang membuatnya hancur berkeping-keping. Afka adalah penyebab kehancurannya. Afka adalah sosok yang bertanggung jawab atas rasa sakitnya. bagaimana kelanjutan kisah cinta sepahit Greentea yang terjalin diantara lembutnya Latte tersebut? by Depaaac_

Depaaac_ · Adolescente
Classificações insuficientes
369 Chs

Ghirel Ketakutan

Alvaro Alexi Arsenio. Seorang pemuda dengan ciri khas rambut gondrongnya. Terkadang terlihat urak-urakan bagai berandalan. Bahkan Richard, sang kakak selalu menyebut gaya rambutnya kuno. Padahal, gaya rambut adalah persoalan sepele mengenai selera masing-masing.

Alvaro duduk di sebuah kursi rumah sakit. Dia baru saja menemui salah seorang psikiater. Alvaro bisa dibilang langganan datang ke sini. Dia mengidap sebuah penyakit mental yang bisa dikatakan cukup parah.

"Alvaro? Silahkan bertemu dengan Dokter Saras." Seorang perawat yang mengenalnya menghampiri Alvaro dan mengantarkannya ke ruangan Dokter Saras.

Dokter Saras sudah seperti ibu untuknya. Dia seakan membantu Alvaro dengan sepenuh hati. Bahkan Dokter Saras memperhatikan hal-hal kecil mengenai Alvaro. Itu membuat Alvaro merasa sangat senang setiap mendapat jadwal untuk konsultasi.

"Hai Dokter," sapa Alvaro sambil duduk di sebuah kursi depan Dokter Saras.

Capítulo Bloqueado

Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com