webnovel

Greentea Latte

VOL 3. {Greentea Latte Destiny (21+)} = Bab 215 Badboy dingin yang memiliki penyesalan besar kini telah menjelma menjadi pria tampan dan mapan di usianya yang tergolong muda, yaitu 22 tahun. Di usia tersebut, dia telah menyelesaikan S1 di Oxford dan menjadi CEO dari perusahaan Fedrick Company, perusahaan yang bergerak di bidang kuliner paling besar se-Asia Tenggara. Sayangnya, di usia yang tergolong cukup muda itu, dia sudah menjadi duda sehingga dia mati rasa terhadap wanita. Afka menjalani hidupnya dengan monoton, tanpa cinta dan kasih sayang. Hanya ada kebencian yang besar dalam hatinya kepada seseorang. Hingga suatu hari, dia bertemu dengan seorang gadis cantik yang sangat mirip dengan mantan istrinya. Sialnya, Afka mengenal dengan baik gadis itu. VOL 1,2. {Greentea Latte (18+)} = Bab 1-214 Afka Fedrick, seorang badboy tampan ala novel yang memiliki sifat yang dingin. Dia memiliki penyesalan terbesar dalam hidupnya. Penyesalan yang berhasil membuat hidup cinta pertamanya hancur berantakan. Ghirel Sananta, seorang gadis yang tertatih selama hidupnya. Tak ada kebahagiaan dalam kamus Ghirel sampai Afka hadir dalam hidupnya. Sayangnya, kebahagiaan itu hanya sesaat. Afka kembali menurunkan hujan padanya. Hujan badai yang membuatnya hancur berkeping-keping. Afka adalah penyebab kehancurannya. Afka adalah sosok yang bertanggung jawab atas rasa sakitnya. bagaimana kelanjutan kisah cinta sepahit Greentea yang terjalin diantara lembutnya Latte tersebut? by Depaaac_

Depaaac_ · Adolescente
Classificações insuficientes
369 Chs

8. Firasat Buruk

"Kenapa belum tidur sayang?" Suara Bella mengagetkan Thea yang masih terjaga dengan laptop di depannya. Dia terdiam, duduk di samping jendela yang mengarah pada mansion keluarga Afka.

"Belum mengantuk Mom," jawab Thea sembari mencekal bukunya erat-erat dengan pandangan yang terus mengarah pada luar jendela.

Bella melirik jam dinding. Sudah pukul dua belas malam. Seolah dapat membaca pikiran putrinya, Bella mendekat. Duduk di samping Thea dan mendekap sang putri dari samping.

"Kau mengkhawatirkan Arion?" Thea tersentak mendengarnya. Dia terdiam selama beberapa saat. Ragu untuk menjawab. Pada akhirnya, gadis itu mengiyakan. Lagipula tak ada salahnya mencoba jujur dengan ibu kandungnya sendiri.

Bella terkekeh. Mengusap rambut Thea dengan lembutnya. "Mungkin Bunda berhutang banyak pada Arion." Kata Bella membuat Thea sedikit kebingungan.

"Bunda meminjam uang darinya? Untuk apa? Aku bisa meminta uang Arion kapanpun." Balas Thea dengan wajah polos.

Capítulo Bloqueado

Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com