Lian Mei memandang wajah Gentar dengan sikap dingin, kemudian berkata, "Mentang-mentang sudah mempunyai teman seorang gadis cantik, kau lupa sama kakakmu ini. Apakah dia kekasihmu?" Raut wajah Lian Mei tampak ketus dan bersikap sinis terhadap Gentar dan Ramini yang tengah berdua-duaan di tepi danau itu.
"Kau sudah salah paham, aku tidak mengerti dengan ucapanmu itu!" jawab Gentar tampak kesal dengan sikap Lian Mei.
Belum sempat Lian Mei berkata lagi. Tiba-tiba saja, dari dalam perkebunan yang ada di bawah bukit itu terdengar suara langkah kaki. Kemudian bermunculan para pendekar gagah saling berloncatan menuju ke arah Gentar dan dua pendekar wanita itu.
Mereka berasal dari Padepokan Iblis Merah dan juga beberapa golongan lainnya. Entah apa maksud kedatangan para pendekar itu, yang tiba-tiba saja menghampiri Gentar dan dua kawannya yang tengah berada di pinggir danau tersebut.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com