Saat itu, entah apa yang sedang terjadi. Xing Jiu'an mengerucutkan bibirnya. Untungnya, dia kembali ke tempat semula dan tidak membuat keputusan yang salah. Bai Jing menghampirinya dan bicara dengannya sebentar. Tak lama kemudian, Mu Qing dan Lu Mingxi datang menghampirinya.
Lu Zhichen tidak menyambutnya. Dia sekilas mengenali gadis kecil itu, namun sang gadis tidak mengenalnya. Memang wajar saja jika gadis kecil itu tidak mengenalinya. Pasalnya, saat itu Xing Jiu'an baru berusia lima tahun.
Meskipun sudah mengobrol dengan gurunya, namun Xing Jiu'an masih merasa bersalah dan tidak enak hati untuk tinggal bersama Mu Qing. Hati kecilnya sangat gugup. Apalagi, dalam kehidupan sebelumnya, mereka berdua sudah lama tidak mengobrol baik-baik. Kalaupun mereka kembali ke masa lalu, mereka tak mungkin berubah dalam sekejap.
Xing Jiu'an adalah orang yang sangat peka terhadap lingkungannya. Jika dia sudah terbiasa dengan suatu hal dan harus berubah lagi, maka dia akan sangat panik. Sulit baginya untuk membiasakan diri saat tidak ada orang yang menemaninya dalam kesehariannya. Saat dia dilahirkan kembali, dia dikelilingi banyak teman dan kerabat, tapi dia tidak berani mengusik mereka. Dia merasa kehidupannya hanyalah ilusi yang indah. Begitu menyentuhnya, bayangan ilusi itu langsung menghilang. Dia tidak bisa menerimanya.
Mu Qing tidak mengetahui apa isi hati Xing Jiu'an. Dia hanya merasa bahwa sikap gadis ini sepertinya berubah dan hubungan mereka menjadi renggang sejak Xing Jiu'an kembali kali ini. Bahkan, gadis itu cenderung menghindarinya. Xing Jiu'an sendiri tidak memberi tahunya apa yang akan dilakukannya dan ke mana kepergiannya kali ini.
"Oh, semua sudah ada di sini, bagus sekali…" Kakak Keenam entah sejak kapan datang di tempat itu. Saat melihat Xing Jiu'an dan Mu Qing, dia mendekati mereka berdua sambil tersenyum. "Kapan pertandingannya dimulai? Aku sudah tidak sabar melihat penampilan Xiao Eryi kita."
"Sebentar lagi," jawab Xing Jiu'an dengan singkat.
Kakak Keenam sepertinya tidak terlalu puas dengan jawaban Xing Jiu'an yang terkesan datar. Dia mencubit pelan wajah Xing Jiu'an yang seolah tak berdaya.
Lu Zhichen melihat mereka tampak begitu akrab dari jarak yang tidak terlalu jauh. Dia memegang tali merah di saku mantelnya.
Mu Qing langsung menyadari kehadiran Lu Zhichen, dia pun menoleh ke samping. Mu Qing juga tahu penanggung jawab Keluarga Lu itu. Meskipun dia tak pernah bekerja sama dengan Lu Zhichen sebelumnya, dia mengetahui hal-hal mengenai pemuda ini maupun Keluarga Lu. Hanya saja, tatapan mata pria itu kini tertuju pada adik seperguruannya. Tatapan mata yang familier dan terlihat manja itu terasa akrab baginya. Dia pun mengerutkan keningnya.
Lu Zhichen sendiri tidak memedulikan Mu Qing yang menatapnya dengan tajam. Pertandingan akan segera dimulai. Bersama Bai Jing, Xing Jiu'an sudah ada di mobilnya. Lu Zhichen masih tidak tahu bagaimana dia bertemu dengan gadis kecil itu. Mereka berdua hanya berteman selama beberapa bulan saat masih kecil, tapi pertemanan mereka membuatnya merindukan gadis itu selama lebih dari 10 tahun. Pada pertemuan kali ini, gadis kecil itu sudah tumbuh dewasa dan penampilannya sudah jauh berbeda daripada dulu. Meskipun begitu, Lu Zhichen masih mengenalinya sekilas. Suasana hati gadis kecil itu sepertinya sedang buruk.
Ini juga bukanlah pertandingan balap formal, namun dengan partisipasi Xing Jiu'an, orang yang datang untuk menonton pertandingan ini lebih banyak. Memang tidak semuanya adalah penggemarnya, tapi saat Xing Jiu'an hanya mengatakan beberapa patah kata saja, banyak orang mulai tertarik dan membakar semangat kompetitif mereka.
Ada delapan peserta yang akan bertanding dengan Xing Jiu'an. Setengah dari pesertanya adalah penggemarnya. Bagaimanapun juga, ada Bai Jing yang selalu mengawasi jalannya pertandingan. Dia tidak menemukan orang yang berniat jahat kepada Xing Jiu'an dalam pertandingan ini. Tak lama setelah Xing Jiu'an berulang tahun yang ke-18 tahun, gadis itu memiliki gunung ini, sekaligus menguasai seluruh medannya. Rute ini tertutup untuk umum dan hanya Xing Jiu'an saja yang tahu.
Xing Jiu'an menggerak-gerakkan jarinya sebelum dia masuk ke dalam mobil. Gadis yang lembut dan elok rupanya itu akhir-akhir ini tampak khawatir. Ekspresinya tidak seceria sebelumnya, tapi kecantikannya sangat khas, hingga membuat orang terpana.