"Puding, aku akan memberimu hadiah!"
Entah suara gadis dari mana yang terdengar itu, tapi suaranya cukup keras, sehingga menarik perhatian banyak orang dan membuat mereka bersorak kegirangan. Qin Ge memeluk bahu Xing Jiu'an. Dia tak berkata apa-apa, tapi apa yang dilakukannya sepertinya sedang mengumumkan sesuatu.
Di kehidupan sebelumnya, Qin Ge masih menjadi teman Xing Jiu'an sampai akhir. Qin Ge sempat pergi dan kembali setelah setahun. Dia lalu menemukan bahwa segalanya telah berubah, namun dia selalu menjaga Xing Jiu'an. Hanya saja, saat itu Xing Jiu'an sudah terbiasa sendirian.
Xing Jiu'an tersenyum tak berdaya memandang Qin Ge yang ada di sampingnya. Gadis satu ini tampak seperti menggantungkan dan berharap kepadanya. Sementara itu, Mu Qing yang baru saja datang tampak gugup. Saat Lu Zhichen menatap Mu Qing, tatapan matanya terlihat dalam.
Xing Jiu'an masuk ke dalam mobil dan memegang kemudinya erat-erat. Dia menatap jalanan yang ada di hadapannya, sementara orang-orang yang ada di sekitarnya berteriak dan bersorak untuknya. Dia pun seolah kesurupan, sepertinya dia kembali ke saat-saat di mana dia menjadi seorang gadis nakal. Tidak, dia yang sekarang juga tetap menjadi seorang gadis nakal, sama sekali tidak berubah.
Saat hitung mundur sudah usai, Xing Jiu'an menekan pedal gas dan lebih dulu memimpin. Keahliannya tidak sehebat dulu, tetapi dia sama sekali tidak lupa, terlebih tempat ini sangat familier baginya sebelumnya. Jalan di pegunungan yang berkelok-kelok ini dimulai dari gunung bagian tengah hingga bagian puncak. Ada beberapa tikungan, tetapi di sekitarnya dilindungi oleh pagar yang kuat. Tindakan perlindungan pun dilakukan dengan baik.
Xing Jiu'an menatap lurus ke arah depan. Dalam tatapan matanya yang tenang dan suram, dia tidak tahu kapan terakhir kali dia bersemangat seperti ini. Dia merasa dirinya sudah gila. Dia mengemudikan mobilnya dengan sangat cepat, bahkan pada saat di tikungan, dia sama sekali tidak menurunkan kecepatan mobilnya, membuat orang yang melihatnya terkejut.
"Apa gadis ini sudah gila?" Melihat situasinya, Kakak Keenam bertanya sambil menelan ludah. Meski semuanya tahu bahwa para peserta telah melaksanakan perlindungan keselamatan, tapi kecepatan mobil Xing Jiu'an sangat ekstrem. Mu Qing juga mengerutkan kening.
"Mu Qing, apa kamu memperlakukannya dengan buruk? Setelah beberapa saat, dia sepertinya berubah menjadi orang yang sangat berbeda," tanya Kakak Keenam lagi.
Mu Qing tidak kalah bingung mendengar pertanyaan itu. Dia juga ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi. Dia lalu menjawab pertanyaan itu sambil berusaha tetap tenang, "Apa kamu merasa aku memperlakukannya dengan buruk?"
"Tidak juga," jawab Kakak Keenam sambil memegang dagunya sendiri dan menatap Mu Qing dengan serius. Mu Qing mengabaikannya.
Tatapan mata Lu Zhichen tertuju pada sebuah mobil merah yang sangat mencolok, yang melintasi di jalan pegunungan dengan kecepatan yang hampir tak terlihat. Ponselnya tiba-tiba berbunyi dengan nyaring. Ternyata yang meneleponnya adalah Tuan Lu. Lu Zhichen berpindah ke samping untuk menjawab panggilan telepon itu. Dia masih menatap mobil yang melaju dengan kecepatan tinggi itu dengan sudut matanya.
"Kapan kamu pulang?" tanya Tuan Lu.
"Hari ini aku pulang agak larut," jawab Lu Zhichen.
"Tinggalkan urusan itu. Aku ada urusan denganmu, jadi aku mencarimu."
"Ini urusan yang sangat penting."
Setelah Tuan Lu selesai bicara, dia langsung menutup telepon. Lu Zhichen meletakkan ponselnya dan kembali melihat jalannya pertandingan. Xing Jiu'an sudah melesat jauh di depan, meninggalkan peserta lainnya. Ferrari merah itu adalah yang terbaik. Mobil-mobil yang di belakangnya buru-buru mengejarnya, tapi mereka hanya bisa mengejar bagian belakang satu mobil yang di depan mereka saja.
Mata di bawah rambut abu-abu itu terlihat tajam dan indah. Sudut bibir Xing Jiu'an terangkat lembut dan terlihat sangat memesona. Kali ini, dia seperti orang gila. Dia sama sekali tak tampak putus asa dan tak takut mati. Makin lama, dia makin menambah laju mobilnya, sampai dengan kecepatan ekstrem dalam garis lurus. Dia hampir saja membawa mobilnya keluar dari jalur.
Seruan yang mengejutkan dari para penonton membuat suasana sirkuit balapan menjadi lebih hidup. Xing Jiu'an mengitari jalan tersebut beberapa lap dan akhirnya tiba di garis finis. Terdengar suara-suara yang meneriakkan nama 'Puding', yang ditujukan kepadanya. Xing Jiu'an mengerucutkan bibirnya dan merasa sedikit lebih baik. Sebutan Puding itu terkesan polos, sedikit pun tidak cocok dengan kepribadian Xing Jiu'an yang keren.
Tak lama setelah Xing Jiu'an tiba, sebuah mobil datang menyusulnya. Hubungan Xing Jiu'an dengan beberapa pembalap cukup baik. Setelah dia menyapa mereka semua, dia bersiap pulang.
"Eryi…"