Zizi memasukkan beberapa peralatan make up-nya ke dalam tas kecilnya kecuali lipstik karena Andres melarangnya memakai lipstik. Zizi tersenyum. Dia tahu mengapa Andres melarangnya memakai lipstik. Bukan untuk menghindari timbulnya rangsangan nafsunya pada bibirnya, tapi agar prianya bisa menciumnya kapan saja. Zizi tahu prianya sangat tergila-gila dengan bibirnya. Zizi mengamati bibirnya di depan cermin, tapi dia gagal melihat bibir seksi dan bibir yang menarik hati. Zizi melihat bibir yang biasa-biasa saja. Dia lalu melihat wajahnya secara keseluruhan. Dia juga gagal melihat gadis cantik. Dia terlihat biasa. Zizi mendesah. Seandainya dia memiliki wajah yang cantik, mungkin Andres bisa lebih mencintainya.
Zizi mendengar suara pintu dibuka dan prianya melangkah masuk. Zizi berdiri memandangnya. Zizi masih belum percaya pria tampan di depannya ini mengaku mencintainya.
"Andres," panggilnya
"Iya," jawab pria tampan yang mengaku mencintainya itu.
"Apa benar kamu mencintaiku?"
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com