***
Bosan, aku sangat bosan. Seandainya aku tidak cidera, aku pasti sudah melakukan patroli lapangan kali ini, tapi karena cidera kemarin aku harus dirumahkan oleh Shin. Astaga anak itu membuatku sangat muak, bisa-bisanya dia memintaku untuk beristirahat saat semuanya sedang sibuk melakukan partroli. Bagaimana nanti kalau mereka membutuhkan bantuanku?
"Sayang, ini sarapanmu."
"Tania..."
"Ada apa sayang?"
"Aku ingin ikut keluar...."
"Boleh."
"Eh! Boleh?!!"
"Ya boleh, kalau kau sudah tidak sayang denganku dan anak-anak maka kau boleh pergi."
Dia mengancamku, aku lupa kalau istriku ini memiliki kerpribadian yang mengerikan. Dia akan sangat marah padaku kalau aku tidak mau menuruti perkataannya, meksipun begitu semua perkataannya itu adalah hal terbaik untukku. Tapi terkadang aku masih membangkang karena aku merasa sudah bisa melakukannya, tapi istriku akan sangat khawatir.
"Tidak, aku tidak jadi pergi."
"Bagus, itu tandanya kau masih sayang denganku dan anak-anak."
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com