***
"Selamat pagi semua rakyat Vanaheimr, selamat datang di acara legendaris yang diakan setahun sekali, Turnamen Beladiri Tahunan Vanaheimr!!"
"Woo!!!"
Terdengar ada banyak sekali orang datang untuk melihat acara senang-senang ini, mereka terlihat sangat bersemangat.
"Yo, anak muda. Apa kau gugup?"
Ada seorang pria dewasa datang mengahmpiriku.
"Tidak, aku hanya tidak terbiasa bertarung sambil diperhatikan banyak orang seperti ini."
"Jadi ini kali pertamamu disini ya. Perkenalkan namaku Barus, senang bertemu denganmu."
"Namaku Snow, senang bertemu denganmu juga. Jadi, apa kau sudah sering bertarung di arena ini?"
"Aku selalu mengikutinya tiap tahun, bagiku... arena ini adalah tempatku melepaskan semua stress yang sudah terkumpul selama setahun penuh."
Stress yang terkumpul setahun penuh? Aneh.
"Kita langsung saja, dari arah barat sang penantang yang berasal dari ras manusia, kingu."
Seseorang keluar dari pintu arena barat, dan orang itu adalah penjaga gerbang yang menantangku. Aku baru tau kalau namaya adalah kingu.
"Dan dia akan menantang sang juara bertahan selama 5 tahun berturut-turut, kita panggilkan..."
"Oh, aku dipanggil. Permisi dulu ya, semoga kita bertemu di arena nanti."
Dipanggil? Tunggu dulu jadi orang itu....
"... Barka!"
"Woah!!! Barka datang!!!"
"Tuan Barka!"
Seperti yang aku duga, dia adalah sang juara bertahan. Barka, manusia ajaib yang memiliki kekuatan sangat besar melebihi ras setengah dewa. Arpa pernah mengatakan kalau orang ini adalah manusia terkuat disini, meskipun begitu dia sama sekali tidak sombong, dan selalu berbauat baik terhadapa sekelilingnya. Tidak heran kalau dia berusaha menghiburku tadi, orang yang baik.
***
"Halo Kingu, suatu keajaiban melihatmu di arena. Apa yang membuatmu mendaftar di arena ini?"
"Tidak perlu bersikap baik padakau, ayo cepat kita akhiri ini."
"Baiklah, ayo kita bersenang-senang dan tertawa diakhir pertandingan."
"Apakah kedua peserta siap?"
"Ya!"
"Baiklah, kalau begitu... mulailah bertarung!"
"Aku datang kingu."
"Huh, membosankan sekali. Enyahlah, otak otot."
"Ap..."
***
Apa yang terjadi disana?!
"Apa yang... Barka... dia tumbang!!!"
"Tuan Barka!!!"
Dulit dipercaya, dia tumbang hanya dengan satu kalimat. Siapa sebenarnya penjaga itu?!
"Sulit dipercaya... dengan ini pemenangnya adalah kingu!"
Seluruh arena dibuat diam dengan apa yang terjadi tadi, tidak ada satupun dari mereka yang bersorak. Semua orang memasang wajah penuh kengerian, tidak terkecuali juga wajahku.
Barka dibawa dengan tandu menuju pintu timur tempatku berada, saat melihat kondisinya aku langsung menghentikannya.
"Tunggu!"
"Tuan, apa yang kau lakukan? Pasien ini harus segera diobati."
"Tunggu, biarkan aku melihat keadaanya."
Seperti yang kuduga, dia terkena semacam racun yang mengalir dengan cepat menuju pembuluh darahnya. Aku langsung sedikit merobek jubahku dan mengikatkannya pada pembuluh darah yang terkena racun.
"Ini akan sedikit memperlambat efek racunnya."
"Racun?"
"Sudahlah, cepat bawa dia ke dokter atau siapapun yang bisa menyembuhkannya! Bilang saja kalau pembuluh darahnya sedang dialiri racun! Cepat pergi!"
"Baik tuan! Terimakasih!"
Sungguh racun yang mengerikan, bagaimana dia bisa memasukkan racun itu kedalam tubuhnya? Padahal aku sama sekali tidak melihat prosesnya? Apa mungkin racun itu masuk melalui kata-kata? Tapi itu sangat tidak mungkin terjadi.
***
"Kita lanjutkan acaranya, kali ini kita kedatangan penantang baru dari ras manusia tapi memiliki wujud seperti raksasa, dari sudut timur kita sambut! Snow!"
Sekarang adalah giliranku.
"Kenapa dia memakai jubah?"
"Aneh sekali..."
"Bagaimana mugkin manusia memiliki wujud raksasa?"
"Mengerikan..."
"Mama, aku takut."
Jujur saja, kata-kata yang mereka lontarkan itu sangatlah sakit. Mereka dengan seenak hati membicarakan hal yang tidak-tidak kepadaku, apa mereka merassa sudah mengenalku?
"Berjuanglah Snow!"
"Tuan, berjuanglah!"
Yah, setidaknya mereka masih mendukungku. Aku akan berusaha semaksimal mungkin.
"Dari sudut barat, seorang ras orc datang dengan kapaknya yang bahkan melebihi ukuran tubuhnya! Tingginya 3 kali lipat orang dewasa, dia adalah Calirus!"
Ada makhluk aneh keluar dari pintu barat, dia terlihat sangat menjijikkan tapi juga terlihat sangat kuat. Dan yang membuatku tidak bisa berkutik adalah... besar! Tubuhnya terlalu besar! Ini sangat tidak adil!
"Oi makhluk pendek, menyingkirlah. Aku ingin melawan seseorang disini, kalau mau bersih-bersih nanti saja!"
Wah dia sangat sombong.
"Anu... maaf, tapi aku adalah lawanmu."
"Huh?! Kau pasti bercanda?!"
"Sayang sekali, tapi itu adalah kenyataaan."
"Hahahaha!!!"
Sial dia menertawakanku.
"Tidak mungkin makhluk lemah sepertimu bisa mengalahkanku!"
Mahkluk ini lama-lama membuatku jengkel!
"Baiklah, kita mulai saja. Kedua peserta bersiap! Mulai!"
Dia langsung mengayunkan kapaknya kearahku, dilihat dari lantai yang hancur ini... sudah bisa dipastikan kalau dia sangat kuat, tapi...
"Bagaimana rasa dari kapakku ini?!"
"Hebat! Tapi..."
Dengan cepat aku mengeluarkan spear es, dan secepat mungkin aku menyerangnya tanpa ragu. Dengan type Gen.X Speed up, aku bisa berlari secepat cahaya!
"Cepat sekali!"
"Jika kau berfikir memiliki tubuh yang besar bisa membuatmu menang dalam sekali serang, kau salah besar."
"Apa?!"
Dengan begini berakhir sudah.
"Dash Freeze!"
Aku menyeragnya bertubi-tubi selama 1 menit, efek dari seranganku ini adalah tubuh yang terkena goresa kecil spear esku ini akan mengalami mati rasa, dan tidak bisa digerakkan selam 3 jam. Semua itu bisa terjadi, karena aku menghentikan aliran darah di tubuhnya.
"Aku tida bisa bergerak!"
"Lebih baik kau menyerah saja, atau aku akan melakukan hal yang lebih kejam dari ini!"
"Tidak!!! Baiklah aku menyerah!!!"
Kupikir dia tidak akan menyerah, dan sebenarnya tadi itu hanya gertakan saja.
"Calirus menyerah! Dengan ini pemenangnya adalah Snow!"
Seketika seluruh penonton arena berteriak.
"Wah! Keren!"
"Kau sangat hebat Snow!"
Setelah melihat semua itu, mereka bersorak senang dan kagum. Ini pertama kalinya kekuatanku dihargai banyak orang langsung, karenad di dunia lamaku kekuatan ini kugunakan secara diam-diam. Entah mengapa, aku merasa sangat dihargai.
***
Saat berjalan kembali ke pintu arena, aku disambut oleh Arpa dengan Chio dan yang lainnya.
"Yo, bagaimana rasanya Snow?"
"Sangat mudah."
"Hahaha, kau jadi sangat sombong ya."
"Tuan anda sangat hebat!"
"Ya aku setuju."
Anna terlihat malu-malu saat memujiku, yah dia memang seperti itu.
"Snow!"
Chio langsung melompat dan memelukku.
"Kau baik-baik saja? Apa ada yang terluka?"
"Aku baik-baik saja, kau tenang saja."
"Lebih baik kau istirahat dulu, pertandingan selanjutnya masih sangat lama."
Itu bukanlah ide yang buruk, tapi... aku ingin lihat bagaimana lawanku nanti.
"Kau ingin melihatnya sampai selesai?"
"Ya, aku ingin tau seberapa jauh kemapuannya."
***
"Jadi bagaimana?"
"Raksasa kecil itu cukup hebat juga."
"Perlukah kita melakukan tahap lanjut?"
"Aku rasa tidak perlu."
"Apa kau yakin bisa menglahkannya?"
"Tentu saja, lagipula kita sudah memiliki rencana dan rencana ini tidak akan gagal."
"Kau memang licik."
"Kau pikir ini salah siapa?"
"Kau benar..."
***
"Semua ini salahku."
Hai-hai Readers.
Maaf atas keterlambatannya, soalnya author sedang melaksanakan Ujian Akhir Semester. Untuk Chapter selanjutnya akan up hari Jumat, 15 Januari 2021.
Terimakasih
~Your gift is the motivation for my creation. Give me more motivation!