***
Hujan spear esku terus mnerus menghujani mereka dengan sangat brutal, setelah semua hujan spear es tiu tubuh mereka tertupi oleh tumpukan spear es. Awalnya aku berpikir kalau mereka sudah kalah, tapi ternyata mereka masih bisa berdiri. Bahkan luka yang diakibatkan oleh seranganku tadi berangsur-angsur sembuh, saat aku terkejut melihat perubahan anatomi tubuh mereka ini, mereka malah menatapku dengan tatapan mengerikan dan dengan senyum yang terlihat sangat senang.
"Apa-apaan ekspresi wajahmu itu?! menjijikkan!"
Perlahan namun pasti aku melihat mulutnya mulai bergerak teratur, terlihat seperti ini mengatakan sesuatu.
"Kami... tidak akan... kalah... dari... pendosa... seperti... mu."
"Pendosa, apa maksudmu?"
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com