webnovel

6. Three Words

Sore itu lapangan basket sekolah Reina terlihat ramai dengan tim cewek ekskul basket. Sudah hampir seminggu ada latihan tambahan setiap sore seusai pulang sekolah karena minggu depan akan ada pertandingan basket antar sekolah dalam satu Provinsi.

Persiapan demi persiapan terus dilakukan oleh tim basket Putri. Mengingat lawan mereka bukan main-main karena merupakan juara bertahan dari ajang pertandingan basket tahun lalu.

Dan yang pasti skill mereka sudah tak diragukan. Selain itu dari jam terbang bertanding pun tim basket putri kalah telak karena tim lawan sering melakukan pertandingan persahabatan dengan berbagai sekolah.

Namun meskipun begitu, tim putri tak ingin pesimis dahulu dalam menghadapi tim lawan. Dengan bergabungnya Reina, diharapkan menambah kekuatan dan motivasi untuk meraih kemenangan bagi tim putri.

Selain itu, anggota tim putri juga tak kenal lelah untuk berlatih secara rutin dan mempelajari teknik dan skillnya baik melalui internet maupun menonton pertandingan basket profesional.

"Rei.. sebentar..kita istirahat dulu." Ucap Luna yang mencoba mengatur napasnya karena kelelahan berlatih sejak satu jam yang lalu.

"Iya.. baik teman-teman.. kita istirahat dulu lima belas menit." Ucap Reina memberikan aba-aba pada teman-teman satu ekskulnya.

Menjelang pertandingan basket, Reina dan teman-teman lainnya memang mengikuti latihan lebih intens dibandingkan sebelumnya.

Dan hari ini adalah jadwal terakhir latihan untuk pertandingan. Karena besok lusa akan mengikuti kompetisi kejuaraan basket.

Beberapa jam kemudian, latihan basket pun usai. Reina dan teman-temannya pun sedang mengemasi alat olahraga dan barang yang mereka bawa sore itu.

Tampak dari kejauhan, Reno mendekati tim basket putri yang sedang berkemas.

"Rei.. kayaknya elu dicariin.." ucap Luna yang mengamati Reno sedang berjalan ke arah mereka.

"Siapa??" tanya Reina yang masih fokus memberesi barang yang dibawanya.

"Ya siapa lagi Rei.. tuh Reno nyamperin."balas Luna pelan.

"Renaaaaaaa…" panggil Reno sembari melambaikan tangannya.

"Oh iya Ren.. elu belum pulang?" tanya Reina basa-basi.

"Belum. Aku nungguin kamu selesai latihan." Ucap Reno to the point.

"Nungguin gue?" Ucap Reina kaget.

"Iya… nungguin kamu. Boleh kita bicara sebentar." Pinta Reno pelan.

Reina yang mendengar Reno telah menunggunya sedari tadi pun tak enak menolak permintaan Reno.

"Baiklah.. tapi sebentar yaa..Lun.. kayaknya kita nggak bisa pulang bareng hari ini." Ucap Reina yang menerima ajakan Reno.

"Iya. Hati-hati ya, kalian." Ucap Luna sembari melihat Reno dan Reina yang berjalan meninggalkan Luna dsn teman-temannya.

❄❄❄

Beberapa menit kemudian…

Reno dan Reina sampai di sebuah café tak jauh dari sekolah mereka. Biasanya banyak siswa dari SMA Reina yang sering menghabiskan waktu di café tersebut.

Kebetulan café itu cukup sepi sehingga Reina dan Reno tak terlalu menjadi pusat perhatian disana. Jika café itu ramai dan apalagi jika ada beberapa siswa SMA New Land nggak kebayang besok pagi pasti heboh banget di sekolah.

Café itu lumayan cozy dengan berbagai dekorasi menarik, menu makanan dan minuman yang enak dan terjangkau sehingga sangat cocok bagi mahasiswa maupun pelajar untuk sekedar ngopi maupun nongkrong.

Keduanya memesan secangkir kopi dan teh. Reina sebenarnya penasaran apa yang sebenarnya yang ingin dikatakan oleh Reno.

"Ok.. Ren.. elu mau ngomong apa sebenarnya.." ucap Rena penasaran dengan apa yang ingin dikatakan Reno.

"Rei…aku tahu.. kita baru kenal kurang dari setahun..tapi aku ingin mengatakan sesuatu yang aku simpan di dalam hatiku hingga saat ini." Ucap Reno terlihat serius.

Reina yang mendengar Reno terlihat serius, akhirnya kemudian pandangannya mulai fokus ke arah Reno.

"Elu mau bicara apa Ren.. gue jadi penasaran." Ucap Reina memandang Reno yang sedang gugup.

"Maaf kalau ini agak mendadak.. tapi aku mau bilang sebenarnya….Aku suka sama kamu, Rei..mau nggak kamu jadi pacarku?" ucap Reino to the point.

Reina pun kaget mendengar Reino yang menyatakan cintanya secara tiba-tiba.

"Rei.. reina…" panggil Reno yang membuat Reina tersadar saat itu.

"Oh iya Ren.. " ucap Reina pelan.

"Bolehkah kamu menjawabnya saat ini Rei." Ucap Reno berharap cemas mendengar jawaban dari pertanyaannya saat itu.

Reina pun mulai berpikir bagaimana dia harus menjawab pertanyaan Reno. Dia juga tak enak jika langsung mengatakan hal yang sebenarnya dia rasakan saat itu.

"Maaf Ren… tapi ini sangat mendadak dan gue sama sekali nggak menduga elu bakal ngomong suka ke gue. Bisakah elu beri waktu gue berpikir." Ucap Reina menjawab pertanyaan Reno.

"Baiklah kalau itu jawaban dari kamu, Rei.. aku akan tunggu jawabannya." Ucap Reno pasrah.

"Terima kasih Ren.. elu udah mendengar jawaban dari gue. Maaf kalo untuk saat ini bukan jawaban yang elu harapkan." Ucap Reina yang merasa tak enak untuk menunda menjawab pernyataan cinta yang Reno berikan.

"Nggak apa-apa, Rei. Aku terima kalau aku harus menunggu jawaban dari kamu. Aku udah siap mendengar apapun keputusan dari kamu kapanpun itu." Ucap Reno yang masih terlihat tersenyum mendengar jawaban dari Reina.

❄❄❄

Beberapa jam kemudian sesampainya di rumah…

Setelah mandi dan makan malam, Reina segera masuk kamar dan merebahkan badannya dia atas tempat tidur. Namun Reina tak bisa segera tidur malam itu.

Pikirannya masih terngiang kejadian tadi sore. Ini adalah pertama kali dia menerima pernyataan cinta dari seseorang. Dan orang itu adalah Reno. Seorang yang populer dan idola bagi siswi di sekolahnya.

Semua serba mendadak dan tak pernah duga, Reina akan menerima pernyataan cinta. Dan dia juga bingung memikirkan jawaban dari pertanyaan Reno.

Tiga kata dari Reno yang membuatnya berpikir banyak malam itu. "Aku Suka Kamu" suara Reno saat itu yang mengalihkan pikirannya dan membuatnya memikirkan Reno. Dan kata-kata itu terngiang jelas dipikirannya.

Meskipun belakangan ini Reina mulai menyadari Reno terlihat mendekatinya, tapi dia tak menyangka Reno akan menyukai dirinya. Seseorang dia baru kenal. Seseorang yang muncul di dalam kehidupannya di beberapa bulan yang lalu.

Reina pun mulai memikirkan bagaimana dia pertama kali bertemu Reno, ekskul music dan basket bareng hingga semua hal yang mengingatkan Reina pada Reno.

"Bagaimana aku menjawab pertanyaan Reno.." gumam Reina yang terlihat rebahan di kamar tidurnya, namun dia tak bisa tidur malam itu.

Sesaat kemudian dia menyadari bahwa besok lusa ada hal yang lebih penting bagi Reina dimana dia harus bertanding basket melawan sekolah lain.

Sudah beberapa minggu dia lalui dengan latihan rutin bersama teman-temannya dan Reina tak ingin mengecewakan teman satu tim karena pikirannya tak fokus bertanding.

"Reina…reina… focus! Bukan saatnya kamu memikiran bagaimana menjawab pertanyaan Reino. Besok lusa tanding..inget!" gumam Reina pada dirinya sendiri malam itu.

Malam itu dia tak ingin berpikir yang lain. Dia hanya ingin beristirahat dan memulihkan fisik dan tenaganya. Karena waktu pertandingan yang semakin mendekat.

❄❄❄

Keesokan harinya Reina bangun dan terlihat lebih segar. Pikirannya merasa lebih baik. Hari ini keluarga Reina akan menghadiri pertemuan rutin keluarga Korea Indonesia.

Pertemuan ini berisi perkumpulan keluarga korea indonesia yang menetap di Indonesia dan mereka berkumpul setahun sekali untuk mempererat tali persaudaraan dan kekeluargaan karena sama-sama di perauntauan dan jauh dari keluarga besar.

Pertemuan ini menjadi pertama kalinya bagi keluarga Reina karena mereka baru tinggal di Indonesia beberapa bulan yang lalu.

"Reina noona.. sudah ditungguin Papa di bawah." Ucap Jefry yang menemui kakaknya yang masih bersiap untuk pertemuan pagi itu.

"Iyaa.. tunggu sebentar yaa.." ucap Reina pada Jefry yang segera kembali turun dari kamar Reina dan menuju mobil.

Lima menit kemudian Reina turun dari kamarnya dan mereka sekeluarga menuju pertemuan itu. Di mobil, keluarga Reina sudah berpakaian rapi dengan dress code yang disediakan panitia yaitu jas formal dan dress.

Karena kebetulan Pertemuan itu digelar di sebuah hall di salah satu hotel terkenal di Jakarta dan juga kebanyakan yang datang merupakan pengusaha yang merintis perusahaannya di Indonesia.

Selain pengusaha, juga ada pekerja seni hingga perancang busana yang membawa keluarganya berkumpul dan menjalani hidupnya di Indonesia.

Saat mereka tiba disana, tampak sudah banyak orang yang memadati ruangan tersebut. Mama dan Papa Reina segera menemui beberapa orang yang ternyata Relasi Bisnis Keluarga.

Sedangkan Jefry sudah hilang dari hadapannya karena dari masuk ke hall, dia langsung bertemu temannya. Tinggallah dia seorang diri disana.

Kalau mau nyamperin kedua orang tuanya, Reina tak enak karena mereka sedang membicarakan bisnis. Kalau nyusulin adeknya, ntar juga nggak ada obrolan.

Akhirnya Reina memutuskan untuk sendiri dan mengambil makanan kecil yang memang sudah disediakan bagi tamu undangan.

"Reinaaa…" panggil seseorang yang suaranya familiar di telinga Reina.

"Kak Jihoo…" ucap Reina yang kaget sekaligus senang melihat kakak kelasnya ini muncul di acara pertemuan ini.

"Hai Rei.. kamu kok bisa ada disini?" ucap Kak Jihoo yang juga merasa kaget dan senang melihat Reina di acara itu.

"Iya Kak. Keluargaku diajakin temannya Papa. Katanya ada perkumpulan keluarga indonesia korea disini. Jadi kami datang. Dan ini adalah pertama kalinya kami kesini." Ucap Reina menjelaskan mengapa tiba-tiba ia ada disana.

"Wah… pantesan tahun kemarin aku tak melihatmu." Balas Kak Jihoo sembari tersenyum.

"Yah Kak.. kalau tahun lalu Reina masih ada di Seattle. Belum balik ke Indonesia." Ucap Reina sembari tertawa.

"Oh iya.. bener juga. Sorry-sorry, Rei.. aku nggak inget." Ucap Kak Jihoo meminta maaf.

"Nggak papa, Kak. Tenang aja." Ucap Reina sembari tersenyum.

Kemudian Reina dan Kak Jihoo mengobrol banyak pagi itu. Mulai dari kehidupan Reina sebelum di Indonesia. Kehidupan kak Jihoo di Korea. Hingga bagaimana mereka akhirnya tinggal di Indonesia.

Karena keasyikan mengobrol, tak terasa acara pun akan segera di mulai. Semua orang yang tadi berpencar di beberapa tempat kemudian berkumpul di dalam arena Hall.

Beberapa menit sebelum dimulai, mama dan papa Reina menemui Reina yang sedang asyik mengobrol dengan kak Jihoo.

"Reinaa..ini siapa?" ucap Mama Reina sembari tersenyum.

"Oh ini ma.. kakak Kelas Reina di sekolah.. kenalkan Ma..Pa.." ucap Reina memperkenalkan kak Jihoo pada keluarganya.

"Annyeong haseyo…nama saya Seo Jihoo. Senang bertemu dengan anda." Ucap Kak Jihoo sopan.

"Annyeong haseyo.. kami orang tua Reina. Salam kenal. Waah tampan sekali.. Jihoo sshi…" puji Mama Reina sembari tersenyum.

"Aah.. tidak Tante.. tapi terima kasih pujiannya." Ucap Kak Jihoo tersipu malu.

"By The Way Kaak.. Mama dan Papa Kak Jihoo dimana?" tanya Reina yang sedari tadi tak melihat keluarga Kak Jihoo.

"Oh mereka akan menyusul sepuluh menit lagi. Katanya masih ada urusan di kantor." Ucap Kak Jihoo menjelaskan.

Selang beberapa menit kemudian tibalah kedua orang tua kak Jihoo dengan memakai jas formal dan dress rapi.

"Abeoji.. eomma…" panggil Jihoo sesaat ketika keluarganya datang.

"Oh.. Yoon sajang…." Ucap Papa Reina terlihat sudah akrab dengan orang tua kak Jihoo.

"Lee Sajang.. lama tak bertemu.." jawab Papa Jihoo sembari memeluk papa Reina.

"Papa sudah kenal dengan Papa Kak Jihoo?" tanya Reina keheranan.

"Oh.. ini teman lama Papa saat kuliah di amerika. Papa mendengar beliau setelah lulus, mendirikan perusahaan di Indonesia. Kita pernah ketemu di acara reunian sekolah tiga tahun lalu. Dan sekarang akhirnya bisa bertemu lagi." ucap Papa Reina menjelaskan.

"Iya.. benar sekali. Sudah lama tidak bertemu. Saya tak menyangka akhirnya kita bertemu disini." Ucap Papa Jihoo senang.

Pagi itu Papa kak Jihoo dan Papa Reina terlihat asyik mengobrol. Sudah lama mereka tidak berkumpul. Reina dan Jihoo yang melihat kedua orang tuanya akrab hanya bisa tersenyum.

"Rei.. nggak nyangka yaa ternyata Papa kamu dan papaku temenan." Ucap Kak Jihoo keheranan.

"Iya kak.. Reina juga kaget tadi. Tiba-tiba mereka akrab banget. Dunia itu sempit yaa." Ucap Reina sembari tertawa.

"Bener banget Rei.. kakak juga nggak nyangka kita sedekat ini." Ucap kak Jihoo pelan.

"Apa kak?" ucap Reina yang sedikit kaget mendengar kata-kata Kak Jihoo.

"Oh.. nggak Rei.. ternyata tanpa kita sadari, kita tuh mungkin kenal lho.." ucap kak Jihoo sembari tertawa.

"Bisa juga sih.. sapa tau sebenarnya waktu kecil kita pernah ketemu." Ucap Reina sembari tertawa.

Acara berlangsung meriah dimulai dengan sambutan dari ketua perkumpulan keluarga Korea Indonesia dilanjutkan dengan diperkenalkan keluarga Reina dan beberapa keluarga lain yang baru tinggal di Indonesia.

Selanjutnya ada berbagai permainan seru dan Kemudian acara dilanjutkan dengan ramah tamah makan bersama dan hiburan.

Hari itu semua keluarga yang datang disana merasa senang karena bisa berkumpul dengan sesama teman, kerabat dan rekan bisnis yang mereka temui. Reina dan keluarganya menikmati acara hingga selesai.

Setelah selesai acara, keluarga Reina dan Jihoo pun berpamitan dan mereka pun berjalan ke arah mobil yang mereka parkir masing-masing. Namun tiba-tiba Jihoo datang dan menghampiri Reina yang sedang menuju mobilnya.

"Ada apa kak? Ada yang ketinggalan?" tanya Reina yang kaget tiba-tiba Jihoo datang dan menghampirinya.

"Nggak..Rei.. aku Cuma mau bilang semangat buat besok. Aku yakin kamu pasti bisa..selamat berjuang yaa.." ucap Kak Jihoo sembari mengajak Reina untuk Hi Five yang sontak dibalas juga Hi Five oleh Reina.

"Makasih yaa Kak.. ini pertandingan basket pertama Reina di Indonesia." Ucap Reina yang tiba-tiba menyadari besok dia ada pertandingan basket.

"Tetep Fokus buat besok.. jangan lupa berdoa..Reina pasti bisa..sampai jumpa besok yaa.." ucap Kak Jihoo menenangkan Reina.

"Iya kak.. kamsahamnida.. Rena pamit dulu." Ucap Reina berpamitan sembari melambaikan tangannya..

"Hati-hati Rei.." balas kak Jihoo yang juga melambaikan tangannya.

"Kakak juga.." ucap Reina yang segera menuju mobil keluarganya.

Siang itu ada sebuah perasaan yang kembali muncul dalam hati Reina. Yang membuatnya tak berhenti tersenyum saat di mobil.

"Noona.. kak Jihoo itu pacar noona yaa?" tanya Jefry tiba-tiba saat di mobil.

"Bukan Jef.. bukan..dia itu kakak kelas sekaligus satu ekskul basket sama Noona." Jawab Reina panik yang mendengar pertanyaan adiknya yang tiba-tiba.

"Oh gitu..tapi kok kayaknya dia suka sama noona." Ucap Jefry polos.

"Aah yang bener kamu..nggak mungkin ah.. secara noona baru kenal juga di sekolah." Ucap Reina tersipu malu.

❄❄❄

Your gift is the motivation for my creation. Give me more motivation!

Creation is hard, cheer me up!

I tagged this book, come and support me with a thumbs up!

Like it ? Add to library!

Have some idea about my story? Comment it and let me know.

haru2403creators' thoughts