"Ah, Mama kan pasti udah sering makan seafood. Aku kan mana pernah," ujar Pradita sambil terkekeh. Aduh, ia masih belum menghilangkan kebiasaannya untuk tidak menyindir ibunya.
Tentu saja ibunya pasti sering sekali makan seafood selama di Bali. Sementara, Pradita sudah bertahun-tahun tidak pernah mencicipi makanan laut.
Ibunya tertawa pelan. "Iya, tetep aja Mama jadi ngiler kalau mikirin tentang makanan laut. Gimana nih? Kamu baik-baik aja di sana?"
"Baik kok, Ma. Aku abis ngunjungin pabrik obat, terus beli oleh-oleh."
"Wah, seru ya kayaknya. Andai Mama bisa ikut sama kamu ke sana."
Pradita meringis. "Iya." Padahal ia tidak ingin jika ibunya ikut bersamanya ke tempat ini. Rasanya pasti akan horor jika ia membawa serta ibunya dalam acara sekolah. Ia akan tampak seperti anak kecil.
"Ya udah deh kalau gitu. Selamat bersenang-senang ya, Dita. Mama kangen sama kamu. Nanti kita teleponan lagi ya."
"Iya, Ma. Makasih."
Lalu Pradita pun menutup teleponnya. Ia pun tersenyum samar.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com