webnovel

Farmakologi Cinta

Dikisahkan dua remaja SMA yang bersahabat. Danu yang tampan, pendiam, dan pintar, bersahabat dengan Pradita si cewek tomboy, tapi punya daya tarik tersendiri. Gara-gara kalah balapan, Pradita dihukum harus menjadi pacarnya Bara selama seminggu. Wah, beneran gak tuh pacarannya? Menurut para cewek-cewek, Bara itu adalah cowok tercakep dan terkeren seantero sekolah farmasi. Udah cakep, keren, tajir, model, pinter lagi. Aaah, sempurna banget sih? Gak juga. Bara juga punya kekurangan. Ia memiliki masa lalu yang tidak akan ia ceritakan pada siapa pun selain ... Pradita. Well, Danu tidak bisa tinggal diam melihat sahabatnya terjerat cinta pada cowok menyebalkan seperti Bara. Danu terus menerus mencari-cari kesalahan Bara hingga membuat Pradita jadi kesal. Padahal Danu sendiri sudah berpacaran dengan Arini, si gadis cantik manis seperti gulali. Pradita dan Danu jadi bermusuhan. Belum lagi, Pradita menjadi rebutan para laki-laki di sekolah. Jadi, sebenarnya Danu itu sayangnya sama Arini atau Pradita ya? Lalu, apa Bara sebenarnya sayang sama Pradita atau semua ini hanya sekedar permainan? Setelah lulus SMA, mereka semua berpisah dan menjalani hidup masing-masing. Suatu hari mereka saling bertemu kembali. Siapa sangka jika Pradita si gadis preman bisa berubah menjadi wanita yang anggun dan cantik jelita? Tidakkah Danu merasa menyesal karena sempat bermusuhan dengan Pradita? Akankah Danu mencoba untuk menyatakan perasaannya yang sebenarnya pada Pradita? Siapakah pria yang akan berhasil mendapatkan hati Pradita? Temukan kisah mereka hanya di Webnovel. PERHATIAN! Buku ini mengandung konten dewasa. Harap yang masih di bawah umur untuk tidak membaca buku ini. Bijaksanalah sebelum memilih bacaan Anda. Terima kasih. Silakan follow IG saya: santi_sunz9

Santi_Sunz · Adolescente
Classificações insuficientes
405 Chs

224. Menulis Diari

"Ya udah, Kak," ucap Pradita. "Kita gak usah ngomong dulu sama mama atau papa. Kita antepin aja dulu sambil ngumpulin bukti."

Pralinka mengangguk setuju. "Oke deh. Cuman, gimana cari buktinya ya?"

"Kita bisa aja cari buktinya dari hapenya si mama," usul Pradita.

Pralinka langsung melebarkan matanya. "Bener! Ide bagus! Cuman, aku kok gak enak ya kalau ngoprek-ngoprek hapenya mama?"

"Ya udah, terserah," ujar Pradita. "Ini mau kita antepin, omongin langsung, atau mau cari bukti dulu? Kan gak enak juga kalau nuduh mama sembarangan. Nanti kalau salah orang, kan kasian mama. Dia bisa sakit hati."

Pralinka mendecak kesal. "Iya sih. Terus gimana cara ngambil hapenya?"

"Pas mama mandi."

Pradita dan Pralinka saling memandang sambil mengangguk perlahan, seolah mereka saling mengerti satu sama lain.

Capítulo Bloqueado

Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com