webnovel

Farmakologi Cinta

Dikisahkan dua remaja SMA yang bersahabat. Danu yang tampan, pendiam, dan pintar, bersahabat dengan Pradita si cewek tomboy, tapi punya daya tarik tersendiri. Gara-gara kalah balapan, Pradita dihukum harus menjadi pacarnya Bara selama seminggu. Wah, beneran gak tuh pacarannya? Menurut para cewek-cewek, Bara itu adalah cowok tercakep dan terkeren seantero sekolah farmasi. Udah cakep, keren, tajir, model, pinter lagi. Aaah, sempurna banget sih? Gak juga. Bara juga punya kekurangan. Ia memiliki masa lalu yang tidak akan ia ceritakan pada siapa pun selain ... Pradita. Well, Danu tidak bisa tinggal diam melihat sahabatnya terjerat cinta pada cowok menyebalkan seperti Bara. Danu terus menerus mencari-cari kesalahan Bara hingga membuat Pradita jadi kesal. Padahal Danu sendiri sudah berpacaran dengan Arini, si gadis cantik manis seperti gulali. Pradita dan Danu jadi bermusuhan. Belum lagi, Pradita menjadi rebutan para laki-laki di sekolah. Jadi, sebenarnya Danu itu sayangnya sama Arini atau Pradita ya? Lalu, apa Bara sebenarnya sayang sama Pradita atau semua ini hanya sekedar permainan? Setelah lulus SMA, mereka semua berpisah dan menjalani hidup masing-masing. Suatu hari mereka saling bertemu kembali. Siapa sangka jika Pradita si gadis preman bisa berubah menjadi wanita yang anggun dan cantik jelita? Tidakkah Danu merasa menyesal karena sempat bermusuhan dengan Pradita? Akankah Danu mencoba untuk menyatakan perasaannya yang sebenarnya pada Pradita? Siapakah pria yang akan berhasil mendapatkan hati Pradita? Temukan kisah mereka hanya di Webnovel. PERHATIAN! Buku ini mengandung konten dewasa. Harap yang masih di bawah umur untuk tidak membaca buku ini. Bijaksanalah sebelum memilih bacaan Anda. Terima kasih. Silakan follow IG saya: santi_sunz9

Santi_Sunz · Adolescente
Classificações insuficientes
405 Chs

130. Petir Di Pagi Hari

"Eh, bentar lagi mau bel. Kita masuk ke kelas yuk," ajak Welas.

"Gua sebangku sama lu ya," ujar Pradita.

"Hayu."

Ayuna dan Resti menyapa Pradita sambil tersenyum. Pradita hanya memberikan senyum setengah hati.

Pagi itu, Tantri yang membacakan renungan pagi dan memimpin doa. Setelah selesai berdoa, Bu Yani masuk ke kelas.

"Selamat pagi, Bu," sapa anak-anak sekelas.

"Selamat pagi, Anak-anak. Hari ini, Ibu mau membagikan hasil ulangan kalian minggu lalu. Cica, tolong bagikan ya," ucap Bu Yani.

Cica berdiri dan menerima kertas hasil ulangan itu dan membagi dua dengan Regi. Mereka membagikan kertas-kertas itu dan Pradita menerima kertas ujiannya dengan mata membelalak.

"Lu dapet berapa, Dit?" tanya Welas.

"Sembilan," jawab Pradita tak percaya.

"Wuih, hebat. Gua dapet tujuh." Welas terkekeh.

"Gua gak nyangka loh," ujar Pradita dengan mata yang membelalak. "Biasanya gua gak pernah dapet segini. Paling banter juga dapet enam setengah."

Capítulo Bloqueado

Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com