Nala mengajak Nada segera keluar kamar untuk menemui Denis. Mereka akan ke kampus lebih awal untuk mencari bahan tugas di perpustakaan. Meski tak berangkat bersama, tapi Nala tidak yakin bisa duduk berdua dengan Denis setelah kejadian kemarin malam.
Sekali lagi Denis hanya memberi isyarat pada Nala agar segera duduk dan menyantap sarapan. Ia hanya menatap sekilas karena di belakang Nala ternyata ada Mikhaela yang masih menatapnya dengan ekspresi tak terbaca. Ia langsung menyodorkan piring berisi sandwich pada Nala dan menyeretnya agar duduk di sebelahnya. Ia tidak ingin kembali salah tingkah dengan kelakuan gadis itu.
"Kenapa sandwich?" cebik Nala.
"Makan saja," kesal Denis sembari melirik tajam pada Nala sebagai peringatan.
Nala makan sembari memberengut kesal membuat Denis tersenyum tipis. Nala memang anak Indonesia sejati di mana makan berarti nasi. Tangannya pun terulur pelan mengusap puncak kepala gadis itu pelan. "Aku akan mentraktirmu makan siang," bujuknya.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com