webnovel

DILEMA KARENA CINTA

Aku sudah tidak kuat, aku ingin pergi meninggalkannya tapi, karena aku masih cinta ... aku ingin mempertahankannya. Aku tidak bisa menjadi sosok yang kuat hanya karena aku sering meneteskan air mata. Hatiku ini hanya untukmu .... Bisakah kau perlakukan aku seadil mungkin seperti kau memperlakukan yang lainnya .... Jika kamu sudah acuh padaku, aku benar-benar akan pergi .... Meninggalkan orang yang benar-benar aku cintai ....

ANABANTINGAN · Urbano
Classificações insuficientes
20 Chs

011

"Aargh~ bikin aku frustasi saja~" gerutu Fushimi sambil membalikkan tubuhnya dari Nana guna memalingkan pandangannya.

"...." Nana kurang tanggap.

Nana merasa bersalah karena dia menghabiskan waktunya begitu banyak hanya dengan berdiam diri menunggunya.

'Lagi-lagi, apa tindakanku ini dapat dimaafkan oleh Fushimi (yang tampak kesal itu)?'

Fushimi tidak tega membentak wanita yang ada di depannya ini, dia juga tidak salah kalau menunggu Fushimi selesai berganti baju.

Akhirnya, Fushimi segera menghenggam lemgan tangan wanita yang sedang berdiri cemas di depannya dan mengajaknya untuk segera memilih baju. Saat Nana merasa tidak sempat memilihnya dan mungkin akan memakan waktu yang lama, Fushimi memilihkan baju untuknya. Ternyata harga baju perempuan lebih mahal dari milik Fushimi ... Nana merasa uang tabungannya tidak akan cukup untuk membayarnya belum lagi sepatu hak tinggi yang dipilihkan nya, karena selama ini dia memakai sepatu selop dan haknya tidak begitu tinggi.

"Cepatlah bayar dan berganti baju!" kata Fushimi dengan tegas, dia merasa sudah tidak punya waktu lagi.

Nana memandang cemas Fushimi, membuat Fushimi menjadi terheran.

"Ada apa? Apa ada sesuatu yang salah di wajahku?" tanyanya heran.

Nana menggeleng, dia segera membayarnya dan melihat saldonya terkuras dengan cepat. Dia jadi khawatir apa Fushimi ini memerasnya? Karena jika Fushimi direktur dan orang populer, mengapa tidak ada seorang pun yang tampaknya di tempat terbuka ini mengenalnya?

Nana segera ke ruang ganti, dia memakai baju yang benar-benar cocok dipakai untuknya.

*Ya, maklumlah baju mahal.

Lalu, begitu sudah berganti ... Nana segera keluar dan memperlihatkan penampilannya pada Fushimi.

Lelaki tampan yang menunggunya di luar ruangan ganti ini melihat sekujur tubuh wanita tersebut yang tampak elegan dengan mengenakan pakaian baru yang dibelinya.

"...." Tentu saja, Nana haus akan pujian tapi, dia sudah tahu kalau Fushimi tidak akan memujinya.

Begitu Nana sudah selesau berganti baju, dia langsung mengajaknya ke butik make up untuk merias diri. Namun, sebelum masuk ke dalam, Nana merasa minder dengan saldonya yang sekarang ini.

"Kenapa?" tanya Fushimi yang merasa Nana berkeringat dingin.

"Itu, boleh jujur gak?" tanya Nana dengan ragu.

"Ya, katakanlah." Lalu Fushimi melihat arlojinya, "Katakanlah ... kita tak punya waktu lagi." Jelas Fushimi yang agak tergesa-gesa.

"Sepertinya saldoku bakal habis." Kata Nana dengan ragu.

"Oh," Fushimi mereponsnya dengan nada datarnya.

"Kamu bilang kamu akan memberikan uang gantinya nanti, kan? Apa tidak bisa sekarang saja?" tanya Nana yang kini mulai peka dengan keadaannya.

"...." Fushimi tadi berpikir demikian, bagi dirinya yang memiliki m-banking dengan kartu sejenis master card tentu memiliki saldo yang banyak. Jika Nana orang yang cerdas, dia pasti akan meminta dirinya menstransfer sejumlah uangnya ke rekeningnya.

"Ah~ maksudmu aku harus memberi gantinya sekarang?" tanya Fushimi dengan nada datarnya.

"Ah, iya maksudku uangku hampir habis jadi aku minta padamu untuk mengirimnya sekarang, kalau tidak diisi, kita tidak bisa membayar biaya perawatan wajah ...." Jelas Nana dengan sejujurnya.

Fushimi tersenyum tipis, dia seperti tidak terlalu mempermasalahkannya hanya saja Nana memang yang kurang tanggap saja.

"Baiklah," Jawabnya setuju.

"Mana rekeningmu, aku akan mengisinya segera. Transfer pakai m-banking tidak akan menghabiskan waktu semenit dan tidak akan antri seperti di ATM, ini adalah mesin praktis." Jelas Fushimi memperlihatkan smartphone-nya yang mulai membuka akun bank-nya dengan memasukkan password-nya.

Nana begitu penasaran, berapa banyak saldo orang ini ...?

"Ah, iya, asal kita punya saldo." Jelasnya lagi.

Nana mulai menunjukkan nomor rekeningnya, dan Fushimi mengentiknya sesuai nominal tadi. Itu untuk transferan yang pertama yang belanja pakaian tadi. Fushimi menstransfer uang untuk berikutnya tapi, jumlahnya melebihi saldo milik Nana.

"Apa itu cukup?" tanya Fushimi memastikan data transaksinya.

Sontak Nana terkejut dan tidak bisa berkata lagi, "Ini kan—" totalnya semua 10 juta.

"Kenapa? Masih kurang? Aku bisa menambahkannya lagi ...."

*Malah ditambahkan lagi :"v

"Bukankah ini nominalnya terlalu banyak?" tanya Nana yang tidak percaya akan jumlahnya.

"Tak masalah, anggap saja bayaran karena telah menolongku." Jelas Fushimi lagi, walaupun dia berpikir uang segitu tak sebanding dengan orang yang sudah bersedia menyelamatkan nyawanya.

"Te-terima kasih," Kata Nana dengan sungkannya, "Kalau ada sisa uang dari berbelanja nanti bagaimana?" tanya Nana lagi.

"Ya, itu buatmu. Aku sudah memberikannya padamu, kalau kau tidak percaya, kau bisa mengeceknya di ATM sembari aku ke butik make up ini." Jelas Fushimi dengan calm-nya.

Nana menggeleng kepala dengan optimisnya kemudian memegang erat lengan tangan Fushimi, "Ini sudah cukup, terima kasih, Fushimi." Dia mengatakannya dengan nada agak manja.

*Malah lebih dari cukup!!

"Sama-sama, Nana." Ucapnya sambil mengelus pelan kepala Nana. Memang seperti berkencan. Kali ini Nana tidak sungkan lagi padanya ....

"Oh ya, kalau boleh tahu ... berapa sih, saldo bank-mu?" tanya Nana to the point.

Seketika mata Fushimi menatap Nana yang selalu curigaan itu dengan tajam.

Fushimi segera mengeluarkan smartphone-nya kembali dan membuka akun banknya lalu memperlihatkan pada Nana. Begitu Nana melihatnya, mata Nana terbelalak terkejut.

Dalam hati Nana berkata, "Nol-nya banyak sekali ...."

"Aku sudah bilang kan, selama ini aku tidak membohongimu, santai saja, na." Katanya dengan sangat santai kemudian memasukkan smartphone-nya ke sakunya lagi.

"Tidak, aku tidak berpikir seperti itu." Nana menggelengkan kepalanya pelan. "Tapi, aku takut uangmu habis. Kau memberiku uang begitu banyaknya dan ini lebih banyak daripada gajiku setiap bulannya." Nana mengatakannya dengan jujur dari lubuk hatinya.

Padahal waktu itu dia memilih lembur untuk mendapatkan uang tambahan dan dia menyebutnya sebagai uang jajan. Kemudian, karena keteledorannya dia dihukum dengan tidak masuk selama sehari dan gajinya dipotong pada hari itu juga, dia merasa kehilangan banyak waktu dan uangnya. Lalu, hari ini dia mendapat uang yang begitu banyak melebihi gajinya dan dia sangat bersyukur bertemu dengan Fushimi. Dia sudah banyak curiga padanya tapi, sampai detik ini Fushimi benar-benar orang yang baik baginya. Bukan hanya karena uang, jabatan dan hartanya yang melimpah, melainkan sikapnya padanya juga, Fushimi orang yang santai.

Nana tidak menyangka kalau menolong seseorang akan bersikap mujur seperti ini.

....

"Bagiku itu tidak banyak, kok. Daripada aku kehilangan nyawaku dengan cepat lebih baik aku kehilangan beberapa uangku. Karena, di dunia ini masih ada banyak hal yang harus aku kerjakan. Aku tidak merasa rugi saat aku memberikan sejumlah uangku padamu, karena saat berada di rumahmu aku merasa aman." Jelasnya dengan serius.

Kemudian Fushimi menepuk kedua pundak Nana, "Terima kasih ... selama ini kau telah menjagaku dan merawatku jalan kesungguhan hatimu."

"...." Nana terdiam membisu mendengar perkataan Fushimi, kata-kata itu sangat menyentuh hatinya.

Hari liburnya yang awalnya adalah hari hukuman baginya, dan begitu malas mengawali aktivitas di hari tersebut kini justru menjadi hari yang berkesan dan hari yang menyenangkan baginya di dunia ini.

"Jika kau merasa pemberianku itu berguna bagi hidupmu maka, simpan saja sisa uang itu baik-baik!" seru Fushimi menyarankannya.

"Ya." Jawab Nana singkat.

****

Sesaat dia merasa ingin memeluk erat lelaki tampan ini, lelaki yang telah ditemukannya saat di jalan pulang di malam hari nan gelap.

________

*To be Continued*