webnovel

DILEMA KARENA CINTA

Aku sudah tidak kuat, aku ingin pergi meninggalkannya tapi, karena aku masih cinta ... aku ingin mempertahankannya. Aku tidak bisa menjadi sosok yang kuat hanya karena aku sering meneteskan air mata. Hatiku ini hanya untukmu .... Bisakah kau perlakukan aku seadil mungkin seperti kau memperlakukan yang lainnya .... Jika kamu sudah acuh padaku, aku benar-benar akan pergi .... Meninggalkan orang yang benar-benar aku cintai ....

ANABANTINGAN · Urbano
Classificações insuficientes
20 Chs

008

"Jadi, kau besok libur?" tanya Fushimi memastikan Nana yang akan berada seharian di rumah.

"Iya," Nana mengangguk pelan menjawabnya dengan muka sedikit cemas.

Fushimi yang mendengar jawaban Nana tersenyum tipis kemudian memejamkan matanya yang dirasa hendak tertidur itu.

Begitu Nana merasa Fushimi sudah tenang, Nana beranjak dari tempat Fushimi berbaring dan hendak menuju kamarnya tapi, suara Fushimi yang mengatakan sesuatu yang tidak terduga menghentikan langkah kaki Nana.

"Besok ... aku mau kamu mengajakku jalan-jalan." Katanya dengan santainya sambil memasang senyum penuh harap.

Nana berbalik, dia melihat senyuman Fushimi yang tampaknya harus dituruti itu.

"Jalan-jalan?" tanya Nana heran, kok tiba-tiba ngajak jalan? Apa aku memang harus jalanin aja dulu, ya? Pikirnya.

Dalam hati Nana berkata, "Apa itu artinya ... Apa ini artinya yang dinamakan kencan?"

Nana menjawabnya dengan nada malu-malu, "Jalan-jalan bagaimana maksudnya, ya? Aku tidak mengerti, mas ...!?" wajahnya terlihat berseri-seri menatap Fushimi yang masih memejamkan mata.

"Um~ kau bisa naik mobil?" tanya Fushimi serius.

"Bisa, tinggal naik doang." Jawab Nana dengan santainya, yang jelas semua orang bisa lah.

"Ah~ maksudku bukan begitu, atau kau bisa mengemudikannya?" tanyanya dengan serius lagi.

"Bisa sih, tapi, sedikit saja ... terakhir aku bisa pas ayahku mengajarinya ...." Tentu saja Nana bisa, bapaknya dulu di kampungnya pernah jadi sopir angkot.

"Oke, kamu coba sewa mobil. Aku memang tidak membawa uang, suatu saat nanti aku akan mengembalikan uangmu." Begitu Nana mendengar Fushimi yang bicara selancar ini tanpa masalah, dia merasa ragu. Dia berpikir apa lelaki di depannya ini bisa dipercaya?

"...."

"Kenapa kau diam saja?" tanya Fushimi yang heran ketika Nana seketika terdiam membisu.

"Ah~ kau masih meragukanku dan kau takut diriku menipumu dengan memeras uangmu?" Fushimi memikirkannya dengan memberi pertanyaan yang konyol.

"Bu-kan-begitu aku-" Nana tergagap saat menjawabnya, dia memang tidak bisa beralasan lain kalau dia sedang memikirkan seperti apa yang Fushimi katakan.

"Tenang saja, aku tidak berbohong atau bersikap buruk pada orang yang sudah bersedia menolongku," jawabnya dengan optimis, "... Dan asal kau tahu, aku tidak bisa berlama-lama di sini dan aku perlu membeli beberapa pakaian ganti ...." Jelasnya.

"Maaf, jika aku masih berpikir buruk tentangmu." Ucap Nana dengan penuh kegelisahan. Kenapa sekarang malah aku yang minta maaf? Pikir Nana Aneh.

"Tidak apa-apa." Jawab Fushimi singkat.

"...."

Hari mulai malam dan keduanya pun tertidur pulas.

Hari pun cepat berlalu, malam berganti menjadi pagi yang memunculkan mentari dari ufuk timur. Seperti biasa ..., Fushimi bangun lebih awal dari Nana. Dia berpikir kalau wanita yang menjadi tuan rumah ini pasti adalah wanita pemalas yang jago tidur. Meskipun bukan tidur tengah malam pun dia bangunnya pasti siang.

"...." Apa Nana tidak pernah sholat subuh? Ya, begitulah terkadang dia lalai.

*Sengaja author buat gitu :"V

*Namun, apabila kita tidak sengaja meninggalkan sholat subuh karena suatu hal, kita bisa langsung mengerjakannya saat setelah bangun tidur itu juga (langsung ya, gak boleh males-malesan dulu!)

Waktu menunjukkan hampir setengah tujuh pagi.

Bagi Nana, hari libur adalah hari baginya untuk malas-malasan, oleh karena itu dia ingin memanfaatkannya dengan rebahan sepanjang waktu. Tapi, dia lupa satu hal kalau dirinya akan berjalan-jalan dengan Fushimi.

Dia tidak mempedulikan bunyi apa pun begitu sudah tertidur dalam kesunyian di kamarnya.

"...."

Tapi, saat ketukan kuat dari pintu kamar yang dirasa mengganggunya ....

Dia terbangun dengan santainya, dan sangat kaget!!

Dia tadi malam sudah berencana keluar dengan Fushimi, mana belum pesan charter mobil.

Waduh bagaimana itu?

Nana sangat kedodoran dan segera membuka pintu kamar tanpa menyisir rambutnya yang panjang yang berantakan saat bangun tidur. Mukanya menjadi sangat jelek, begitu dia saling memandang Fushimi yang sudah rapi di pagi hari itu, perlahan dia terdiam kaku.

Siapa yang tidak malu dilihat oleh lelaki tampan di pagi hari, bahkan dibangunkan juga?

Nana perlahan menundukkan kepalanya dan dia berjalan pelan menuju kamar mandi.

Raut mukanya yang tertunduk diam itu sengaja menyembunyikan muka malunya yang mulai memerah karena melihat ketampanan Fushimi tadi.

Saking malunya, dia di kamar mandi begitu frustasi serasa ingin teriak dan jingkrak-jingkrak dalam dirinya. Nana malu setengah mati, dia mandi dengan terburu-buru dan menyiramkan air dingin ke tubuhnya yang sudah telanjang bulat itu.

"Aaaaarrgh!! Kenapa malah jadi begini, cowok ganteng itu rajin bangun pagi!!" dia sangat depresi memikirkannya, lesu begitu mukanya dan penampilannya yang jelek itu dilihat oleh cowok ganteng di rumahnya yang sudah bangun pagi, mandi, dan berpakaian rapi.

"...."

Begitu dia selesai mandi, dia membuka sedikit pintu kamar mandinya dan mengintip sekitar di balik pintu tersebut memastikan kalau Fushimi tidak ada di dekatnya. Nana mengendap-endap keluar dan berjalan pelan, rupanya Fushimi ada di ruang santai menonton berita pagi. Dia terlihat tenang dan fokus menonton berita tersebut.

Nana segera memakai pakaian yang dirasa bagus untuk suasana kencannya (padahal cuma jalan-jalan) dan mungkin hari ini adalah pertama kalinya hari di mana dia berjalan berdua dengan seorang cowok ganteng seumur hidupnya.

Rasa kecurigaan Nana sedikit berkurang, dia malah senang jika diajak jalan-jalan, ke mana ya, kira-kira? Ke mall? Ke kafe? Ke tempat wisata? Saking antusiasnya dia memakai wewangian dengan bau yang begitu kuat. Bagi dia, jika seorang wanita baunya sangat harum itu akan memikat seorang lelaki untuk membelainya. Dia juga merias wajahnya agak tampak lebih cantik.

Begitu sudah selesai dan siap, Nana keluar kamarnya dengan hati-hati, rambutnya yang panjang dibiarkan terurai dan dia sedikit memponi bagian depannya.

"...."

Pikirnya agar parasnya terlihat jauh lebih imut.

Nana segera berjalan ke arah Fushimi yang masih duduk manis menonton berita di televisi. Begitu Nana duduk di dekatnya dan aroma parfumnya yang dirasa begitu menyengat, Fushimi segera menoleh dengan wajah kakunya.

Mereka saling pandang sekitar 5 detik.

Wanita yang susah payah berdandan secantik mungkin ini sedang haus pujian terhadap dirinya pada lelaki tampan di depannya. Namun, Fushimi tidak memberikan komentar apa pun. Dia malah seperti sudah terbiasa melihat wanita yang seperti Nana ini.

Fushimi mematikan televisinya lalu dia beranjak berdiri ....

"Ayo kita berangkat." Ucapnya santai mengajak Nana tanpa basa-basi sama sekali.

"...." Nana meneguk ludah, dia tidak bisa merasakan betapa bahagianya kecantikannya dipuji oleh seorang laki-laki dari jarak sedekat ini. Faktanya dia memang memiliki wajah yang pas-pasan jadi, wajar jika lelaki setampan Fushimi pun tak memujinya.

Dalam hati Nana berkata, "Hahahaha~ mana mungkin orang setingkat bos akan memuji penampilan orang rendahan berstatus karyawan biasa ini? Tapi, setidaknya aku ingin melihat sikap manisnya pada orang yang menolongnya.

Nana akhirnya segera berdiri di dekat Fushimi, begitu dia ingat kalau mereka berdua akan pergi menggunakan mobil tapi ....

Nana segera mengeluarkan smartphone-nya dan segera menghubungi tukang rental mobil, karena dia lupa. Dia begitu buru-buru memencetnya tapi, Fushimi tampaknya tahu dan menoleh dengan tatapan tajam sambil menghela napas lelahnya.

"...."

Fushimi merasa wanita yang menolongnya ini memiliki kecurigaan dan kepekaan yang tinggi, sikap welas asihnya patut dihargai tapi dia polos dan hanya itu, sifatnya pemalas, ceroboh, dan teledor membuat dirinya merasa kerepotan.

Nana yang merasa kalau dirinya sudah membuat lelaki tampan ini kecewa, hanya bisa fokus memencet ponselnya tanpa menoleh sedikit pun ....

________

'Kira-kira, apa Fushimi akan marah padaku?'

To be Continued