Thomas tak bisa berhenti menyunggingkan senyumannya, apalagi ketika matanya dipenuhi sosok Luci yang kebingungan di kejauhan. Thomas tau apa yang harus dia lakukan terlepas perintah dari kakak-kakaknya kepada dirinya sendiri.
"Kau masih mau berdiri di situ?" Edwin datang dari dalam rumah, menyusul Thomas yang saat ini berdiri di balkon dan memandangi Luci. Di tangan Edwin ada sebatang rokok yang lantas dinyalakan kala itu juga.
Thomas mengangkat sebelah alisnya pada kakak pertamanya, tanpa merespon apa pun.
"Jangan khawatir, ayah baik-baik saja. Aku keluar dan merokok karena lelah dengan pekerjaanku," cerocos Edwin dengan mulut sudah mengepulkan asap meliuk-liuk di tengah udara malam. Asap itu menerpa wajahnya yang keriput dan terkesan agak kusam.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com