"Matt, apa kau sangat naksir Tuan Evan sampai kau harus bersusah payah bergadang sampai tengah malam untuk memantau perkembangan CCTV?" goda Wilson yang sudah mulai melupakan game online miliknya. Dia melirik dan melihat Don yang masih ngiler di tempatnya.
Di tempatnya saat ini Matt membelalak dengan tidak percaya, walau pada akhir napasnya dia merasakan kesal yang tidak berujung. Seorang Matt yang memutuskan untuk hidup menyendiri demi mengabdi pada klan dituduh menyukai pria? 'Ini tidak bisa kubiarkan!' dengking Matt di dalam hati.
"Kau ingat ini ya, Matt! Tuan Evan itu orangnya sangat kaya. Dia itu memiliki kekayaan terbanyak nomor tiga se-Asia." Wilson mengacungkan tiga jarinya sendiri, seolah jumlah jari itu bisa menjelaskan kepada Matt lebih rinci kalau-kalau Matt sedang tidak fokus saat ini.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com