Kematian bukanlah hal yang diinginkan Luci. Dan membunuh juga bukan hal yang ingin dilakukan oleh gadis itu.
Baik itu membunuh orang asing, orang yang tak dikenal, orang yang dikenalnya, kerabat, kekasih, bahkan musuhnya.
Luci memang bukan gadis yang religius, tapi dia tahu tentang satu hal. Yakni hal apa yang kau tanam maka hal itulah nanti yang akan kau panen.
Kematian Daniel adalah sebuah aib dan duri yang pernah Luci tusukkan di dalam tubuhnya sendiri.
Aib dan duri itu telah menjelma menjadi iblis dan memberikan Luci ketakutan serta kekhawatiran tentang hidup yang dia jalani saat ini.
Jika manusia bisa hidup bahagia setelah mati, dan andai seseorang bisa menjaminnya maka Luci lebih memilih untuk mati sekarang ini.
Apa yang dia miliki memang tidak ada gunanya, namun bukan berarti Luci harus mengkakhiri semuanya hanya karena kalah menanggung ujian yang telah diberikan langit.
Kegagalan akan selalu datang, itu memang akan selalu ada. Kesempatan juga akan hadir. Manusia akan mendapatkannya dalam setiap waktu yang sedang berjalan.
Namun semua tertutup oleh keputusasaan manusia dan mereka enggan untuk maju, mereka terlalu terlena.
Putus asa itu memang selalu ada, Luci pun merasakannya, setiap waktu. Namun Luci tidak ingin menyerah dan berhenti sekarang.
Suatu saat Luci akan bertemu dengan Daniel. Dan Luci bersikeras untuk bertemu dengan kekasihnya itu dalam keadaan bahagia dan baik-baik saja.
Air kamar mandi telah dimatikan oleh Luci. Di sepanjang waktu saat dia mandi pikirannya melayang pada Daniel, lalu kepada sebuah rasa putus asa yang menyerangnya.
Luci selalu memikirkan semuanya masak-masak, dan Luci sering mengungkit semua itu demi membuatnya lebih bertenaga dalam menjalani hidup.
Spider membelikan Luci sebuah kaos oblong berwarna abu-abu. Tadinya Luci tidak memesan sebuah celana, tapi nyatanya Spider membelikannya juga.
Celana itu bahannya dari levis yang berwarna biru donker gelap. Bukankah ini terlalu muram?
Tapi memang itu yang Luci inginkan. Hidup terus berjalan, tapi Luci ingin tetap mengenang apa yang telah terjadi padanya selama ini.
Ternyata Spider menunggui Luci di luar kamar mandi rumah sakit Medical Sky.
Dengan kemeja putih miliknya yang disingsingkan hingga ke siku, Spider menyandarkan tubuhnya pada dinding luar dari kamar mandi rumah sakit.
Saat lelaki itu melihat Luci yang baru saja keluar, Spider seperti melompat kegirangan.
"Astaga, akhirnya kau keluar juga. Kenapa mandimu lama sekali, Bee? Kupikir kau pingsan di dalam," cerewet Spider kepada Luci yang saat ini sedang melotot karena menemukan Spider yang ternyata berada di luar kamar mandi.
"Apa yang –? Kenapa kau berdiri di sini dan menungguku? Bagaimana dengan Hans?" komentar Luci yang diselingi oleh sebuah protes yang masuk akal.
"Hans? Dia baik-baik saja di dalam kamar perawatan. Dokter sudah keluar dan bilang jika Hans harus banyak-banyak istirahat," jawab Spider, menjelaskan pada Luci dengan nada suara selembut mungkin.
"Jadi dokternya sudah keluar? Astaga, kenapa kau biarkan dia keluar?" omel Luci.
Luci tidak bisa tinggal diam lebih lama lagi. Karena Luci ingin tau bagaimana kronogi Hans bisa keluar dari sini.
Apakah itu murni rencana jahat dari Tante Arum, atau ada campur tangan dari pihak Kubu Evil.
"Hey, ada apa sih? Kenapa memang? Kau ingin berbicara dengan dokter? Tapi Hans baik-baik saja," cegah Spider yang kali ini menggenggam erat pergelangan tangan Luci.
Ini kesekian kali Spider menyentuh kulit Luci, menyentuh tangan Luci. Tapi entah kenapa setiap sensasi getaran dan desiran di dalam dadanya itu belum bisa dienyahkan.
Bagi Spider, Luci adalah sebuah pemicu ledak di dalam hatinya yang mana bisa membuatnya berdegup lalu meledak.
Belum ada jawaban atau tanggapan dari Luci. Bahkan gadis itu sekarang ini terlihat mempertimbangkan sesuatu.
Ketika Luci terlalu dalam saat berpikir, tanpa disadarinya Spider telah menyisiri lebih jauh sosok Luci saat ini.
Luci itu bertubuh padat dan sintal, semuanya tercetak sempurna dan sewajarnya. Tinggi badannya juga sedang-sedang.
Akan tetapi orang-orang akan sering berkata bahwa Luci ternyata lebih tinggi dari kelihatannya.
Secara penampakan Luci itu terlihat mungil namun seksi. Tapi ketika tinggi badannya diukur, gadis itu cukup tinggi juga.
Belum lagi otot bisepnya sangat kokoh, itu dikarenakan aktivitas fisik Luci sehari-hari yang dipenuhi oleh latihan dan olah raga.
Bekerja di bidang yang tak terkira resikonya begini harus membuat Luci pintar-pintar menjaga diri sendiri. Jika bukan Luci yang melakukannya maka siapa lagi?
"Aku ingin menanyakan pada dokter bagaimana bisa Hans berada di Kubu Evil.
"Apakah semua ini rencana Tante Arum saja, atau memang ada campur tangan pihak rumah sakit," kata Luci dengan wajah masih diliputi oleh ekspresi berpikir.
"Tante Arum?" tanya Spider. Lelaki itu belum tau nama dari ibu sambung Hans.
"Dia ibu tirinya Hans."
"Jadi apa yang kau pikirkan saat ini? Maksudku apa yang membuatmu merasa resah sampai kau ingin bertanya pada dokter?
"Apa kau pikir dokter tau semua masalah di rumah sakit ini?" Spider mengajukan sebuah pertanyaan sulit.
Luci memikirkan pertanyaan itu. Sebenarnya apa yang dikatakan Spider itu masuk akal juga.
Tidak mungkin dokter mengetahui semua urusan di rumah sakit, apalagi dokter yang bekerja pada shift di pagi hari, itu sangat mustahil.
Tapi hanya pihak itu yang bisa Luci tanyai, karena para perawat dan pegawai informasi sepertinya tidak akan tau lebih banyak.
"Jadi aku harus bagaimana?" resah Luci dengan kebingungan yang nyata.
Spider menghela. Lelaki itu bersedekap dengan kokoh. Orang-orang, perawat, dokter melewati Spider dengan sungkan.
Mereka akan mengangguk dan menunduk saat melewati Spider.
Tapi Spider tidak menjawab anggukan mereka, Spider tidak punya waktu untuk itu.
"Kau bisa tanyakan padaku, sebenarnya apa yang ingin kau ketahui. Mungkin aku bisa sedikit membantumu." Spider menawarkan bantuannya.
Tapi bukan respon positif yang diberikan Luci, melainkan sebaliknya. Luci sedikit mengernyit dan mulai terlihat berpikiran bahwa Spider itu agak bertindak berlebihan di sini.
Wajar jika memang Luci tengah berpikir demikian.
Luci berpikir, bagaimana mungkin dia bisa bertanya pada Spider sementara Spider itu tidak ada sangkut pautnya dengan tempat ini, apalagi tentang penculikan Hans tadi malam itu.
"Mana bisa kau memintaku untuk bertanya padamu? Kau bahkan tidak tau kejadian yang terjadi pada Hans tadi malam.
" Hans itu diculik dan dibawa ke Kubu Evil. Tapi rumah sakit ini berkata bahwa Hans telah dipindahkan ke rumah sakit lain. Itu sangat aneh," papar Luci lalu mulai berpikir dengan keras.
'Spider, mana mungkin tau semua itu?' Itu yang selalu Luci pertanyakan di dalam pikirannya sendiri.
Meski pun Spider sepertinya berkaitan dengan dunia gelap, tapi Spider sepertinya bukan orang yang memiliki kekuasaan sehebat itu, sampai-sampai urusan rumah sakit cukup elit di kota ini Spider sampai mengetahuinya. Apa sebenarnya maksud Spider kalau begitu?
Sekarang ini Spider membuat seutas senyum yang misterius. Lelaki itu memiliki banyak rahasia di dalam dirinya hingga saat ini.
Dulu ketika Spider telah keluar dari kediaman keluarga Dusky, dia harus sekarat sendirian di dalam hutan karena dibuang oleh keluarga itu.
Mungkin Spider diharapkan mati karena tidak mendapat pertolongan, atau Spider diharapkan mati karena dimakan hewan buas.
Namun ternyata nasib berpihak pada Spider. Anak itu ditemukan oleh para pemburu di dalam hutan.
Pemburu itu lalu membawa Spider ke rumah mereka. Lalu mereka mempekerjakan Spider seperti budak di rumah mereka.
Kemudian sampai akhirnya rumah pemburu itu diserang oleh orang lain. Semua penghuni rumah dibantai tanpa sisa.
***