webnovel

Dibawah Pedang Pora

"Apa yang salah dari ku..! mengapa kau tak mau menatap mataku ..! Aku tak sejelek itu, setidaknya tatap mataku saat bicara padaku ..!" Gia berteriak karena kesalnya , laki-laki dengan seragam itu tetap dingin & tak mau menatap. Hal tersebut membuat Gia semakin penasaran alasan dibalik hal yang dia lakukan itu .Gia memutuskan mencoba mencari tau dengan cara uniknya . Pada akhirnya takdir justru menyatukan mereka dibawah piramida pedang pora

Eggya_Vaniesa · Urbano
Classificações insuficientes
304 Chs

Bab 23 Cahaya Dalam Kegelapan

Petang mulai datang , Aku dan Rama masih berada dibalkon rumah . "Sepertinya ,Dito memberi petunjuk !" . Ucap Rama setelah kami selesai membaca surat dalam pot .

Aku mengerutkan kedua alis sembari menatap Rama . "Maksudnya ?" . Banyak tanda tanya yang bermunculan di dalam pikiranku . Aku kembali membaca surat itu sekali lagi dengan penuh harap menemukan petunjuk yang Rama katakan . "Bagaimana bisa ini jadi sebuah petunjuk ?" . Kataku keheranan .

"Coba pertahatikan kalimat awal dari surat itu !" . Ucap Rama

"Ini ?" . Aku menunjuk satu kalimat yang tertera di kertas tersebut .

"Yap , disitu tertuli SEPARUH JIWAKU BERHARAP KAU TAK MENEMUKAN SURAT INI DAN SEPARUH JIWAKU YANG LAIN BERHARAP KAU MENEMUKANNYA. "

"Iya , tapi aku masih belum paham , Ram !"

"Kalau kita cerna kalimat itu , berarti Dito ingin menyampaikan sesuatu tetapi dia masih ragu "

"Ahh ... begitu rupanya "

"Kemungkinan semua pot ini berisikan surat dari Dito !". Ucap Rama

"Bisa jadi , coba kita gali tanah di pot selanjutnya !" . Aku mengambil pot berisikan tanaman hias kedua yang Dito berikan . Terdapat sebuah sekop kecil yang berada di samping gembor , aku mengambilnya dan ku gunakan untuk menggali tanah didalam pot . Perlahan aku menggali tanah tersebut hingga sebuah kotak kaca muncul . "Ada !" . aku berseru

"Sudah ku duga " . Rama tersenyum melihat aku mengangkat kotak kaca itu dari dasar pot .

Aku segera membuka kotak kaca tersebut dan mulai membaca isi surat disana . Tak lupa Rama juga ikut membaca surat tersebut .

***

Dear Gia ,

Jika kamu menemukan surat ini pasti surat pertama sudah kamu temukan . Lewat surat ini aku mau memberi tau sesuatu . Sayang , kamu sudah tau masa lalu ku yang sangat berat , aku harap kamu tak pernah mundur karena itu . Gia , kamu gadis baik , aku takut Arlin akan menyakitimu .

Dua minggu lalu , Arlin mengirimiku pesan singkat yang berisi akan menghancurkan hubungan percintaan Rey dan mengancamku agar segera kembali padanya . aku bingung harus bagaimana tetapi tak hiraukan ancamannya.

Satu bulan sudah kita bersama tapi sampai sekarang belum pernah ku tunjukan fotomu pada kedua sahabatku . Aku takut Arlin akan mencarimu jika dia sampai mendapatkan fotomu dari kedua sahabatku . Aku berusaha menyembunyikanmu hingga waktu yang tepat . Sebelumnya aku pernah bercerita padamu tentang kedua sahabatku yang berfrofesi sebagai abdi negara itu.

Gia , sepertinya Arlin akan membuat masalah . Gadis itu akan membuat Rey naik darah jika ancamannya benar. Aku berusaha untuk tetap diam bukan berarti aku setuju dengan tindakannya hanya saja aku ingin melindungimu .

Arlin tak akan pernah berhenti untuk kembali padaku sepertinya . Aku harus mengambil tindakan agar tak ada yang merasa dirugikan karena tindakannya .

Lima bulan lagi adalah hari ujian kelulusanku, tak ada hari libur yang bisa ku gunakan untuk bertemu denganmu diSemarang saat itu . Aku harap kau dapat mengerti walaupun aku tak yakin kau menemukan surat ini , setidaknya aku mencoba memberi tahu meskipun dalam sebuah teka-teki .

Gia , aku berencana menemukan Arlin dengan Adi tapi aku masih harus menyelidiki keberadaan lelaki itu dimana . Aku harap Adi mau menikahi Arlin agar kita dapat mengakhiri semua kegaduhan yang ditimbulkan Arlin .

Aku belum memberi tahu Rey maupun Rama tentang rencanaku . Aku tak ingin rencana ini bocor hingga Arlin merusak semuanya . Aku yakin pasti bisa menyelesaikannya dan terima kasih masih bersamaku hingga saat ini .

Love you ,

Dito Nasution .

***

Rama menunjuk paragraf terakhir pada surat kedua dan berkata . "Benar , Dito memang misterius tapi ini bisa jadi cahaya dalam kegelapan bagi kita semua !". Rama memasang wajah yang serius . Ia membaca surat itu kembali sembari aku masih mencerna kalimatnya . "Cahaya dalam kegelapan ? maksudnya jika kita melanjutkan rencana Dito maka kita bisa menghentikan Arlin ?" .

"Betul sekali !". Sahut Rama sembari mencubit kedua pipiku .

Ku jatuhkan surat kedua tersebut dan dengan cepat tanganku beralih memegangi kedua pipiku yang sudah berwarna seperti tomat ."Awww... sakit tau !" .

Rama berlutut lalu mengambil surat tersebut . "haha... kamu pinter makanya aku gemas tau !" . Lelaki itu menyerahkan surat itu kembali padaku dan tangan kanannya mengacak lembut rambutku.

"Hmm..." . aku mendengus . "Balik ke topik awal !"

Rama menghentikan tawanya , membuang nafasnya kuat . Kedua tangan lelaki itu diletakkannya pada kedua lenganku dan mencengkramnya kuat . "Aku sayang sama kamu , aku gak mau Arlin berbuat lebih jauh jadi biar aku yang selesaikan ini ya !" . Rama mengambil surat Dito dari tanganku dan mengelus pipi kananku .

"Tapi aku yakin kita berdua bisa lakukan ini sama-sama ta...! .Rama mengarahkan jari telunjuknya . "Sssttt ... biar aku aja adi itu teman SMAku jadi biar lebih mudah aku saja yang mencarinya!"

"Tap...." . Belum selesai aku menyelesaikan kalimatku , Lelaki itu justru memelukku erat . "Kamu tenang di rumah besok saat aku kembali ke bataliyon akan kuselesaikan semua tentang pengunduran pernikahan kita dan aku cari Adi !"

"Tapi ... Ram ! . Sekali lagi Rama tak membiarkanku menyelesaikan kalimatku. Ia membungkam dengan satu kecupan dikeningku lalu berlalu pergi ."Ayo bersiap untuk makan malam !" .

Rama meninggalkanku sendiri dibalkon dengan beberapa pot yang pecah . Aku menatap ke arah rak tanaman hias didepanku sembari berkata . "Apa yang sebenarnya ingin kau sampaikan ,Dit !" .

Angin berhembus cukup kuat . Aku memejamkan mataku sebentar dan terdengar suara riuh yang tak jelas . Aku mencoba berkonsentrasi penuh lalu terdengar . "Ini untuk kebahagianmu!" . Seketika kubuka mataku lebar , menyelusur setiap sudut mencari arah suara tersebut berasal. Namun sekali lagi aku tak mendapati satu orangpun bersamaku di lantai dua ini .

Aku menggelengkan kepalaku cepat , berusaha melupakan kejadian yang baru saja aku alami beberapa saat lalu . "Kak , ayo kita makan malam !" . Terdengar suara Helma memanggil dari lantai satu rumah .

***

Makanan sudah tersedia di meja makan , Mama , Nety dan Helma juga berada disana ,serta tak lupa Rama dan beberapa keluarga yang masih tinggal juga sudah bersiap untuk makan malam .

Aku menuruni anak tangga terakhir , melihat seluruh keluarga dan mama hatiku terasa sangat hancur . Seharusnya hari ini pernikahan itu berlangsung , namun gara-gara kehebohan yang diciptakan Arlin semua jadi gagal . Aku benci menyebutnya gagal , mungkin bukan gagal hanya tertunda .

Rama duduk di kursi paling ujung . Ia menyambutku yang melangkah mendekat dengan senyuman lebar . Aku tak tau bagaimana bisa lelaki itu tetap tersenyum padaku saat aku meminta menunda pernikahanku dengannya . Disitu aku berfikir dan bersyukur saat aku duduk bersama mereka semua di meja makan . Aku bersyukur Tuhan memberiku sebuah berkah dimana aku dikelilingi oleh teman , keluarga bahkan calon suami yang luar biasa. Mereka mau menerimaku disaat hal terburuk sekalipun seperti saat ini . Aku melihat semua orang dimeja makan , mereka nampak kuat dan tegar terutama mama . Hal ini membuatku semakin yakin aku bisa menyelesaikan ini semua dan segera melangsungkan pernikahanku dengan Rama .