webnovel

Dibawah Pedang Pora

"Apa yang salah dari ku..! mengapa kau tak mau menatap mataku ..! Aku tak sejelek itu, setidaknya tatap mataku saat bicara padaku ..!" Gia berteriak karena kesalnya , laki-laki dengan seragam itu tetap dingin & tak mau menatap. Hal tersebut membuat Gia semakin penasaran alasan dibalik hal yang dia lakukan itu .Gia memutuskan mencoba mencari tau dengan cara uniknya . Pada akhirnya takdir justru menyatukan mereka dibawah piramida pedang pora

Eggya_Vaniesa · Urbano
Classificações insuficientes
304 Chs

Bab 22 Pesan Dalam Pot

Masih di hari yang sama , hari dimana aku harusnya melangsungkan pernikahan tetapi karena satu , dua hal harus di tiadakan . Aku tak tau apakah pernikahan ini akan tetap akan berlangsung suatu saat nanti atau malah harus batal selamanya . Rama yang sudah terlanjur mengambil cuti kerja , mau tidak mau tetap bertahan di rumahku sementara Rey harus kembali ke Lampung sore ini.

"Gia , aku pamit " . Ucap Rey yang menghampiriku di gazebo dekat kolam renang . Lelaki itu menggunakan kaos hitam dengan jaket jeans dan celana jeans hitam panjang . Terlihat Ia juga menggunakan arloji kuno berwarna silver milik ayahnya di tangan kiri .

"Udah mau balik aja, bro ?" . Sahut Rama yang kala itu sedang bersamaku di gazebo .

"Iya nih kan gua mau balik ke lampung " . Jawab Rey sembari mengambil uluran tangan Rama yang memberi tanda untuk bersalaman . Sekian detik mata Rey tertuju pada Rama kini beralih padaku , sepertinya ia menunggu respon dariku .

Kuberikan sedikit senyuman dan berkata "baiklah hati-hati dijalan kak !" .

"Siap " . Rey membalasnya sembari mengulurkan ibu jari ke arahku . Mata Rey kembali beralih pada Rama . "Boleh aku peluk adikku sekali saja ,Ram ?" .

Rama menaikan satu alisnya sembari menatap Rey . Aku yang berada diantara lelaki itu cukup takut . Pertanyaan Rey diluar dugaan , bahkan menurutku bisa berpotensi membuat mereka berdua berkelahi kembali . "NGOMONG APAAN SIH , KAK REY ! SUKANYA KOK MANCING HURU-HARA!" . Kataku dalam hati .

"Okey , sekali aja !" . Setelah keheningan beberapa saat Rama akhirnya menjawab dengan ketus .

"DEAL" . Sahut Rey penuh semangat . Rey bergerak maju menuju tempat dimana aku duduk . ia merentangkan kedua tangannya lebar , lalu memelukku erat . "Aku akan menjadi suamimu jika Rama sampai membuat kau mengalami hal yang sama seperti ini " . Rey membisikan sebuah kalimat yang membuatku cukup tercengang .

" Sudah , Daa... aku ngejar penerbangan sore ini soalnya " . Rey melepaskan pelukannya dan melangkah meninggalkan kami berdua di gazebo itu lagi.

Mataku teralihkan menatap Rama yang berada didepanku . Lelaki itu nampak diam , tertunduk . Tak dapat ku jelaskan bagaimana raut wajahnya hanya saja ia nampak kesal namun juga sedih . Ku tatap ia lebih dalam untuk beberapa detik setelah itu baru ku gapai tangannya . "Are you okay ? " . Aku tak yakin atas pertanyaan yang baru saja meluncur dari bibir ini tetapi semoga saja Rama paham akan maksudku yang sebenarnya .

Berselang beberapa detik . Mata lelaki itu beralih menatapku tatapnya dalam bahkan terlalu dalam hingga aku dapat memahami bagaimana hancurnya hatinya saat ini. Rama menghela nafas kuat . "Aku percaya kamu" . Satu kata dari lelaki itu yang membuat mataku membulat lebar . Kutelan air liur dengan berat . "Sabar sayang , aku pasti selesaikan ini kok " .

Tangan lelaki itu membalas pegangan tanganku dengan kuat . "Aku mau bantu kamu!" . kata-kata yang sangat menyejukan untuk ku dengar ditengah kondisi seperti ini . "Iya kita selesaikan berdua , oke ?" . hanya anggukan cepat yang menandakan bahwa Rama setuju .

"BRAKK ..." . tiba-tiba terdengar suara ada sesuatu yang terjauh dan pecah . "Apa itu ? " . Tanyaku . "Coba cari tau !" . Ajak Rama sembari menggandengku menuju ke dalam rumah . Aku dan Rama segera masuk kedalam rumah mencari dari mana asal suara tersebut .

Tak lama terdengar suara adikku Helma ."Kak , pot tanaman hiasmu pecah !". Aku yang panik mendengar pernyataan tersebut segera berlari ke lantai dua meninggalkan Rama dibelakang . Namun Rama segera menyusulku berlari menaiki anak tangga .

Sesampainya di balkon terlihat satu buah pot yang sudah terpecah belah . Tanah berserakan dilantai balkon , namun ada sesuatu yang aneh terdapat satu kotak kaca disana . Ku ambil kotak kaca tersebut . Sepertinya ada sebuah surat didalamnya . "Apa itu ?" . Tanya Rama . Ku jawab dengan menaikan kedua bahuku pertanda ak juga belum mengetahui apa isi kotak kaca itu.

Aku mencoba membersihkan kotak itu dari sisa tanah yang menempel . "Kok bisa pecah potnya , dik ?" . lontarkan sedikit pertanyaan . "tadi waktu aku mau ambil gembor yang ada diujung , enggak sengaja kesenggol dan jatuh , kak " . Helma menjawab dengan sedikit cemas . "Hmm... makanya hati-hati !".

Helma tertunduk lemas . "Maaf , kak " . Anak kecil itu berlalu dan pergi meninggalkan aku dan Rama disana . Kebetulan pot yang pecah merupakan tanaman hias yang diberikan alm Dito Nasution untuk pertama kalinya . Aku tak pernah menyangka bahwa didalam hadiah terdapat hadiah lagi yang selama ini tak pernah ku ketahui. Aku hanya mengira bahwa Dito memberiku pot tanaman hias yang berisikan pesan , namun ternyata terdapat pesan di dalamnya juga. Kucoba mengeluarkan sepucuk surat dalam kotak kaca itu lalu kucoba membacanya bersama Rama perlahan .

"ASTAGA !" . Mataku membulat terbelalak , tak ada kata yang dapat ku ucap saat setelah selesai ku baca surat dari almarhum Dito . Surat itu ternyata berisi ungkapan rahasianya yang terdalam seperti ini .

***

Dear Gia ,

Separuh jiwaku berharap kau tak menemukan surat ini dan separuh jiwaku yang lain berharap kau menemukannya . Dengan surat ini aku mau menyampaikan rahasia terbesarku sebelum bertemu denganmu . Jujur aku tak sanggup menceritakan ini secara langsung kepadamu , aku takut kau akan terluka atau bahkan akan meninggalkanku .

Aku paham kau berusaha membuatku selalu berterus terang agar hubungan kita berdasar pada rasa kepercayaan . Namun maafkan seorang pengecut ini yang tak pernah sampai hati mengatakannya .

Gia ... jauh sebelum aku bertemu denganmu , aku pernah memiliki seorang perempuan yang amat kusayang , namanya Arlindita Prameswari .Dia perempuan yang baik hanya saja dia menjadi seolah seperti orang yang tak pernah ku kenal sejak kejadian itu .

Kejadian itu bermula saat aku membawanya ke rumah sakit beberapa jam stelah upacara kelulusan kami . Disana aku mengetahui hal yang tak pernah ku bayangkan . Arlindita Prameswari dinyatakan dokter tengah hamil muda , akibat kelelahan akhirnya dia pingsan . Hatiku remuk , hancur saat mengetahuinya karena tak pernah sekalipun ku rusak kesuciannya .

Sebelumnya Arlin pernah mengaku padaku bahwa dirinya berselingkuh dengan ketua OSIS di SMA kami , Adi namanya . Kala itu ak memaafkannya karena aku tak sanggup melihatnya menangis meminta maaf padaku . Aku tak menyangka jika Arlin yang aku kenal selama 3 tahun kami berpacaran dapat berbuat sejauh itu .

Aku hancur . Aku menangis sejadinya di rumah sakit . Setelah kejadian itu ak menghilang menjauh dari Arlin , melupakan segala kenanganku bersamanya bahkan aku memutuskan untuk tidak menepati impian kami untuk meneruskan pendidikan bersama .

Dua hari setelahnya aku memutuskan mendaftar sebuah sekolah penerbangan dan ternyata saat pengumuman aku lulus . Semua berjalan begitu cepat dan ak menempuh pendidikanku dengan sangat baik . Rama dan Rey memberitahuku soal Arlin yang depresi tapi aku tak menghiraukanya. Setelah itu aku tak dapat bersama perempuan lain karena aku tak pernah percaya dengan mereka seutuhnya . Aku tau bahwa mereka akan bertindak sama seperti Arlin pada akhirnya . Sehingga ku putuskan hanya bersenang-senang saja dengan beberapa perempuan itu . Maaf aku tak dapat menyebutkan siapa saja namanya .

Hingga menjelang akhir masa pendidikanku Ita mengajakku berkunjung ke Semarang dan disana aku bertemu gadis cantik , lucu serta sangat berterus terang yang memikat hatiku , ya... siapa lagi kalo bukan kamu , Gia .

Bahkan dipertemuan selanjutnya aku semakin tertarik padamu , seorang anak SMA yang cerdas itu . tetapi ada benteng besar yang masih melingkupi hatiku yaitu benteng keraguan , ketakutan akan terjadi hal yang sama saat aku bersama Arlin . Namun ku coba perlahan untuk tetap bersamaku bahkan kau semakin memikat hati saat kita pacaran diam-diam . ahh sudah, semoga saja kau tak pernah menemukan ini , tapi aku juga ingin kau menemukan surat ini , gadisku

Dari Dito Nasution

Pacarmu yang pengecut .