webnovel

Di Dalam Pengepungan!

Volume 3 : Finish Volume 4 : Coming soon 'Sesuatu yang tidak terlihat menggenggam nasib kita semua.' 'Realita yang ada telah tergantikan oleh suatu zat terkutuk!' 'Itulah alasan pelarianku.' Jawa Barat 2030, dimana bencana kabut misterius selama 2 tahun membuat persatuan bangsa di dalamnya menjadi terpecah belah dan membaginya dalam kubu-kubu ganas. Tidak ada yang bisa masuk atau keluar dari sangkar kabut tersebut. Bahkan aliran listrik di daerah yang terkepung kabut mati total. Amirda Husein Renata yang berasal dari salah satu kubu mulai jenuh akan kejahatan kubunya. Ditambah dengan adanya surat misterius dari teman lamanya yang telah hilang, ia memutuskan untuk melarikan diri dari tempatnya dengan dalih menjawab panggilan surat tersebut. Namun, yang ditemukannya di luar tembok kubunya adalah suasana yang sangat asing yang mencekam dan kenyataan pahit tentang temannya yaitu dipenuhi oleh konspirasi yang dapat menghancurkan tatanan dalam kabut untuk selamanya, bahkan seluruh dunia. Sebuah alat pembentuk materi di luar nalar yang memungkinkan untuk menguasai dunia yang juga disinyalir dapat meningkatkan kemajuan peradaban bumi dalam waktu 1000 tahun selama 10 tahun. DI saat bersamaan, Amir mendapatkan kekuatan yang tak pernah ia sangka-sangka untuk membantu dirinya dan misinya. Apakah Amir dapat keluar dari kabut itu hidup-hidup?

HafidhAR97 · Ficção Científica
Classificações insuficientes
95 Chs

Liburan Pertama Amir

"Apa dia bekerja dengan William?"

"Dulunya ya, ia tertarik dengan potensi jaringan itu. Sampai suatu ketika dirinya tidak bisa dihubungi dan menghilang tanpa jejak. Selain Melodi, prioritas kedua William berada pada ilmuwan yang hilang itu," Anna menenggak segelas air yang seketika mengatur aliran nafasnya. "Tapi tidak kusangka ia berhasil menciptakan alat pengendali pikiran untuk manusia."

"Untuk manusia? Maksudmu ia juga melakukannya untuk hewan?" tanyaku.

"Rapat kecil-kecilan di hutan malam itu berkat penemuannya, sayangnya ia juga tidak ikut disana." Ia lalu menunjukkan tampang ilmuwan itu.

"Apakah dia perempuan atau laki-laki?" tanyaku bingung.

"Ia terlahir perempuan, namun ia lebih suka dipanggil non-biner. Jangan pernah memanggilnya dengan sapaan gender," tawa Anna cengengesan. "Seperti halnya ilmuwan lain, lokasinya sekarang tidak diketahui. Tapi berhati-hatilah!"

Suara perut memecah keheningan. Wajahku tersenyum malu.

Capítulo Bloqueado

Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com