Kian hari suasana Sumedang semakin gelap seiring matahari ditelan kabut. Seperti waktu yang dijanjikan, semuanya akan dimulai. Di dekat bangunan sana anggota Tikus Tanah dapat terlihat mensurvey area. Tak jarang juga mereka menyapa sesama lawannya saat perang nanti. Dari respon pembicaraannya, mereka nampaknya akrab ... sangat akrab. Kadang terpikir, apakah membebankan mental mereka kalau harus saling membunuh sebentar lagi?
Tamkin sibuk melihat ke bagian dalam istana dibalik pagar besi. Matanya seperti sedang menghitung orang yang ada di dalam, begitu tajam fokusnya. Seolah-olah Sejujurnya aku lebih enak saat dirinya yang memimpin penyerangan ini dan bukan sebaliknya.
"Kin! Apakah targetmu pernah berada dalam penjagaan seperti ini?" tanyaku lumayan tegang.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com