"Masuklah!" serunya dari balik pintu.
Aku membuka pintu menuju ruangannya perlahan. Ruangannya tidak berbeda dari saat ia menjadi ilmuwan biasa di markas bawah tangga Sumedang. Rak buku tertata rapi mengelilingi ruangan kotak 5x5. Namun tidak untuk buku-bukunya, hampir semuanya tergeletak dan ditumpuk di lantai. Beberapa buku dibiarkan saja membuka tanpa seorang pun yang membacanya.
Tabung erlenmeyer dibiarkan kosong pada pojok ruangan di atas meja, bersama dengan peralatan-peralatan kimia lainnya. Lalu sebuah gelas sampel dan mikroskop dibiarkan diam saja. Baju lab familiar dibiarkan menggantung saja pada gantungan elegan berlapis emas. Benda paling bagus di ruangan ini hanya dipakai untuk menjadi gantungan baju.
Di sisi lain ruangan di pojok kanan atas terdapat poster-poster band rock dan pop tahun sembilan puluhan tertempel dengan berantakannya. Lalu sebuah stand mic, gitar elektrik, bass, dan tentu saja speaker. Bagian sisi ruangan ini terlihat mirip remaja abg labil.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com