Dreena mengusap lembut rambut Calista yang terbaring diatas pangkuan. Air mata Calista tak juga mau mengering hingga suara isakannya terdengar menyayat hati.
Bramantara yang berdiri diambang pintu mengepalkan tangan hingga rahangnya mengeras. Satu hal yang tidak bisa dia terima putrinya disakiti dengan cara seperti ini padahal lelaki itu sudah berjanji untuk selalu menjaganya lalu ini apa?
Tidak. Bramantara tidak pernah bisa menerima kesakitan putrinya. Pembatalan pernikahan tanpa adanya alasan yang jelas telah menggiringnya menjauhi kamar sang putri tercinta.
"Kenan, jalan!"
"Ke mana, Sir?"
"Antarkan saya ke mansion, Mr. Darren!"
"Baik, Sir."
Mobil yang Kenan kendarai melaju dengan kecepatan tinggi menuju tempat yang akan membuat seorang Bramantara memuntahkan kemarahannya. Namun, dia sedang tidak beruntung sehingga harus menahan amarahnya sendiri setelah kepala maid memberitahu bahwa Tuan nya sudah meninggalkan mansion dari tiga jam yang lalu.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com