webnovel

Matthias vs Kolonel Lazslo

Delapan unit TSF tipe EF-2000 Typhoon terbang memasuki wilayah barat Kota Donetsk. Tentara Ukraina mengawali serangan pada hari keempat ini dengan mengerahkan delapan unit TSF tipe EF-2000 Typhoon untuk menghancurkan barisan pertahanan Tentara Donetsk. Serangan yang dilancarkan oleh Ukraina pada saat ini lebih difokuskan terhadap Kota Donetsk, yang merupakan pusat dari kelompok separatis Republik Sosialist Donetsk Soviet.

Kedelapan TSF tersebut berpencar ke beberapa titik dan menembaki pos pertahanan Tentara Donetsk yang mereka lihat. Serangan mereka menghancurkan persenjataan berat yang dipasang pada pos pertahanan tersebut.

"Apakah kita perlu maju lebih dalam, Kapten Ahmad Mustafa?" suara Perempuan itu bertanya kepada kaptennya melalui sambungan radio.

"Kita hanya diberi misi untuk menghancurkan pos pertahanan musuh. Setelah itu kita akan kembali lagi, lalu menyerang mereka lagi di saat infantri telah memasuki Kota," balas seorang lelaki berambut hitam yang bernama Kapten Ahmad Mustafa yang merupakan seorang teroris Chechnya yang diburu oleh Russia.

Serangan kedelapan TSF itu hanya berlangsung selama dua menit, dan setelah mereka menghancurkan pos pertahanan Tentara pemberontak di Kota Donetsk, kedelapan TSF tersebut segera kembali dengan cepat, namun salah satu TSF ditembak jatuh oleh sebuah drone berwarna hitam.

"Miksa," teriak Denisa Sukur ketika TSF yang dipiloti oleh rekannya yang merupakan Perempuan keturunan Hungaria ditembak jatuh oleh drone musuh.

Seorang Perempuan berambut pirang kecokelatan tengah melayang di udara setelah dia keluar dari kokpit TSF yang barusan ditembak jatuh oleh sebuah drone berwarna hitam. Miksa Silvas namanya.

"Jangan khawatir, aku baik-baik saja," kata Miksa Silvas.

"Syukurlah jika kau masih baik-baik saja," ucap Denise dengan penuh sara syukur.

.

.

Beberapa bangunan di Kota Donetsk hancur dan korban jiwa berjatuhan setelah Angkatan Udara Ukraina melancarkan serangan brutal mereka terhadap Ibu Kota Donetsk. "Operasi Hukuman" dilancarkan oleh mereka untuk menghukum Donetsk dengan mengerahkan Angkatan Udara, dan Angkatan Darat. Dengan memberikan hukuman bagi para pemberontak di Donbass yang ingin memisahkan diri dari Ukraina.

Serangan udara tersebut dilakukan tanpa pandang bulu, tidak peduli itu gereja, sekolah, rumah sakit, pasar, masjid, dan rumah-rumah penduduk tidak luput dari serangan yang dilancarkan oleh Pemerintah Ukraina dengan menggunakan Pesawat tipe Pesawat F-16 maupun Rafale.

Para orang tua menangis dengan keras sambil memeluk anak-anaknya yang masih bayi yang gugur akibat serangan Angkatan Udara Ukraina. Hanya jerit tangis kesedihan dan pemandangan wajah yang berlinang air mata yang ditemui di Kota Donetsk.

Baku tembak terjadi dengan sangat sengitnya antara Tentara Donetsk dan Tentara Ukraina yang bergerak memasuki Kota Donetsk. Para Tentara berguguran dari kedua belah pihak yang berkonflik, sementara itu Antonia dan Matthias tengah berjuang keras menghabisi para Tentara musuh yang terus memasuki Kota Donetsk.

"Sialan, kali ini mereka benar-benar serius dan cepat atau lambat Donetsk bisa jatuh," keluh Matthias sambal menembaki para musuhnya.

"Berhentilah mengeluh dan habisi para musuh!" tegas Antonia sambil menembak.

Suara gemuruh mesin tank dan kendaraan tempur lainnya terdengar memasuki Kota Donetsk. Mental Tentara Donetsk jatuh saat melihat banyaknya tank dan kendaraan tempur yang memasuki Kota mereka.

"Kalau begini, kita kalah," kata salah seorang lelaki yang terlihat putus asa.

Salah seorang lelaki berkulit gelap segera memukulnya dan menyeru kepada teman-temannya yang kehilangan semangat, "Kalau kalian putus asa, itu sama saja mati sia-sia. Menyerah atau tidak kita tetap akan dibunuh, akan tetapi lebih mulia jika kita mati sebagai seorang pejuang bukan pecundang apalagi penghianat!"

Tembakan dari sebuah Tank T-72 milik Tentara Donetsk membunuh lelaki tersebut yang habis menyerukan kalimat perjuangan kepada teman-temannya. Tubuhnya hancur tak bersisa akibat tembakan dari Tank T-72 milik Tentara Ukraina.

"Semuanya, mari kita berjuang untuk tanah air dan orang-orang yang gugur. Untuk keadilan dan kemanusiaan!"

Kematian rekan mereka membakar api semangat mereka. Mereka berpencar untuk menyerang musuh. Tank T-72 tersebut hancur setelah dihantam oleh misil ATGM yang ditembakkan oleh Antonia.

"Antonia, kumohon lindungi aku. Aku akan maju menghancurkan mereka," kata Matthias.

"Baiklah," balasnya.

Matthias mengaliri tangan kanannya dengan sebuah kilatan petir berwarna biru gelap.

Dia berjalan perlahan menuju ke arah Tentara Ukraina dan ketika dia menjentikkan jarinya, kilatan petir berwarna biru gelap itu segera menyambar mereka, menghancurkan beberapa tank serta kendaraan tempur dan menghanguskan puluhan Tentara Ukraina.

"Matthias der Blitz," gumam Antonia kepada rekannya yang merupakan seorang alkimia petir. Matthias hanya akan menggunakan kemampuannya sebagai seorang alkimia petir jika berada dalam situasi yang sangat terdesak.

Serangan kilatan petir yang ditembakkan oleh Matthias memberikan efek penghancur yang lumayan besar. Tentara Ukraina menghentikan serangan mereka diikuti pula oleh Tentara Donetsk.

Seorang Perwira Ukraina keluar dari dalam tanknya dan berjalan menuju ke arah Matthias. Lelaki berkumis tebal melengkus ke atas itu tersenyum puas karena melihat ada seorang alkimia yang hebat dari pihak lawannya.

"Aku tak menyangka bahwa Donetsk memiliki seorang alkimia yang hebat. Aku merasa tertantang ingin bertarung denganmu," ujar lelaki tersebut berjalan dengan posisi kedua tangan yang dia lipat ke belakang. Dia terlihat sangat percaya diri, meskipun tubuhnya lebih pendek dua puluh centimeter daripada Matthias yang tingginya seratus sembilan puluh centimeter.

"Aku hanya Tentara Bayaran yang berperang untuk melindungi orang yang telah membayarku," balas Matthias.

"Tapi dari cara bicaramu, sepertinya kau itu orang Prussia dari wilayah Frisia Timur," ujar Antonia.

"Entahlah, aku tidak begitu memikirkannya," balas Matthias dingin. Dia lalu menjentikkan jarinya dan kilatan petir berwarna biru gelap berbentuk ular segera menyambar Perwira Ukraina tersebut. Namun serangan Matthias langsung hilang ketika mengenai tubuhnya. Sekilas dalam penglihatan Matthias, seperti ada sebuah perisai tak kasat mata yang mampu menetralisir segala macam serangan alkimia dna sihir.

Tentara Ukraina bersorak sorai ketila Kolonel Lazslo Gundogan menetralisir serangan Matthias. Kolonel Lazslo secara tiba-tiba menghilang dan membuat Matthias terlihat kebingungan. Matthias mengedarkan pandangannya barangkali musuhnya muncul secara tiba-tiba dan benar saja, sang Kolonel keturunan Hungaria itu muncul secara tiba-tiba dari belakang dan menusuk perutnya dengan pedangnya.

Matthias segera menendang musuhnya, namun Kolonel Lazslo menghilang dari pandangannya. Luka yang dialami oleh Matthias cukup parah dan mengeluarkan banyak darah.

"Matthias!" teriak Antonia.

Matthias masih berdiri dengan kokohnya di medan pertarungan dan perlahan luka pada perutnya beregenerasi dan sembuh secara perlahan. Terlahir sebagai seorang Dhampir, membuat Matthias memiliki kemampuan fisik yang kuat layaknya vampir serta bisa beraktifitas di siang hari layaknya para manusia.

"Oh, aku tak perlu khawatir dengannya mengingat dia adalah seorang Dhampir," ujar Antonia dengan ekspresi wajah datarnya.

Kolonel Lazslo menyerangnya dengan muncul secara tiba-tiba namun. Kali ini serangan sang Kolonel ditahan oleh Matthias dan Kolonel keturunan Hungaria itu kemudian menghilang lagi.

Merasakan hawa pembunuh dari arah atas, Matthias segera menghindari serangan musuhnya, dan dia memberikan serangan balasan berupa tendangan yang sangat keras sehingga membuat sang Kolonel tersebut terpental jauh.

"Seranganmu begitu membosankan dan sudah terbaca. Serangan seperti itu hanya untuk melumpuhkan para pemula yang payah."

Seketika seekor serigala besar berwarna berwarna hitam dengan bulu yang berwarna putih pada bagian tubuh dan kakinya muncul di hadapannya dan menyerangnya. Serangan secara tiba-tiba itu berhasil dihindari oleh Matthias dan dia segera memukul wajah Serigala tersebut hingga dia terpental jauh lalu menghilang.

"Werewolf sialan!" umpat Matthias.

Matthias mengambil pistolnya dan mengarahkannya ke bawah. Dan benar saja, dari bawah keluarlah serigala besar tersebut dan Matthias segera menembaki serigala tersebut tepat ke arah kepalanya. Lima peluru bersarang dalam kepala werewolf tersebut dan Matthias memenangkan pertarungan tersebut.

Tentara Ukraina terkejut melihat bahwa atasan mereka telah mati dan secara perlahan mereka mundur dari Kota Donetsk.

Orang-orang bersorak-sorai atas mundurnya Tentara Ukraina dari Kota Donetsk. Mereka berlarian menuju ke arah Matthias dan melontarkan segala pujian untuk sang Dhampir tersebut.

.

.

Puluhan Tank, dan Puluhan Kendaraan Tempur dari Brigade Lapis Baja Russia memasuki Donetsk. Pasukan dari Russia disambut dengan sangat ramah dan meriah oleh Rakyat Donetsk.

Puluhan Tank, dan Puluhan Kendaraan Tempur dari Brigade Lapis Baja Russia, disiagakan di sepanjang perbatasan antara Ukraina dengan Donetsk. Kedua Brigade Lapis Baja tersebut disiagakan di sepanjang perbatasan antara kedua negara sebagai Pasukan Perdamaian.

Atas tekanan dari Amerika Utara, Inggris, dan Perancis, hari ini Pemerintah Ukraina mengumumkan gencatan senjata hingga waktu yang tidak dipastikan. Orang-orang di Donetsk benar-benar bahagia mendengar pengumuman gencatan senjata tersebut dan bagi mereka pernyataan gencatan senjata yang dilontarkan oleh Pemerintah Ukraina adalah kemenangan dalam Perang selama sembilan hari ini.

Antonia dan Matthias tengah bersantai di dekat sebuah Kuil dengan yang terletak di tepi timur sebuah sungai.

"Akhirnya kita menang, walaupun bahasanya gencatan senjata," ujar Antonia sambil tiduran dan menatap langit yang bertabur bintang.

"Ah, aku tak menyangka sehabis di Afghanistan, langsung dapat kerjaan di sini," balas Matthias. Dia menatap sahabatnya, "Sepertinya besok kau akan pulang ke Dessau."

"Yah, aku ditugaskan sampai perang di sini berakhir. Sebelum di Afghanistan, aku sempat bertugas di Cirebon sebagai seorang Bodyguard dari seorang Miliarder dan juga membunuh beberapa orang," balas Antonia. "Bagaimana denganmu, Matt?"

Matthias tersenyum, namun tatapannya terlihat hampa. "Aku masih bertugas dan ada misi khusus yang harus aku lakukan nanti."

Antonia yang mendengarnya hanya bersikap diam, dan sadar bahwa apa yang diucapkan oleh rekannya tidak seharusnya diumbar, meskipun itu adalah orang terdekat karena Burgmann Groups memiliki tingkat rahasia yang sangat tinggi dalam misi yang akan dijalankan, di mana kau akan selalu ditempatkan dengan orang-orang baru.

"Seharusnya aku tak perlu mengatakan demikian, karena itu adalah rahasia instansi kita," katanya, "Kenapa Bangsawan sepertimu menjadi Tentara Bayaran sepertiku, seolah-olah tidak ada pekerjaan yang layak? Padahal kau bisa menjadi Pegawai Negeri Sipil yang tidak perlu mengadu nyawa, mengingat kau adalah anggota dari Klan Hohenzollern-Sigmaringen."

"Aku hanya mencari kesenangan. Itu saja," jawab Antonia memejamkan matanya.

.

.

Dengan dimulainya gencatan senjata, para Tentara, Polisi, dan Warga Sipil yang dibantu Petugas Kemanusiaan dari Azerbaijan, dan Russia, tengah bahu-membahu membersihkan puing-puing dan sisa-sisa hasil peperangan. Suasana diselimuti dengan atmosfer kesedihan dari semua orang, baik itu Warga Sipil, maupun Tentara dan Polisi. Suara tangis pilu dan kesedihan beserta air mata dari orang-orang adalah hal yang akan kau dengar dan kau lihat.

Ini adalah Perang, di mana hanya menyisakan penderitaan beserta kehancuran.