"Silakan masuk."
Rainer mendorong pintu itu lalu masuk. Matanya langsung tertuju pada Maria yang duduk manis di seberangnya membelakangi jendela kaca besar.
Maria seketika mengulas senyumnya, "Selamat datang, Rainer. Bagaimana harimu? Aku senang kau tepat waktu."
Harinya? Selain menyesali telah melakukan hubungan seksual dengan Ava, tak ada yang buruk, "Sama saja. Ada perlu apa denganku?"
"Aku lihat kau tidak suka basa-basi," kata Maria, "silakan duduk dulu, Rainer."
Rainer menurut, sengaja melipat tangannya di depan dadanya supaya Maria jengkel dengannya dan tidak mengganggunya lagi.
Maria melakukan hal yang sama, melipat tangannya, tahu Rainer sedang memancing emosinya, "Jadi begini seorang Pangeran berperilaku?"
Rainer menghela napas, "Sudah aku bilang kalau aku bukan Pangeran—"
"Maaf menyela, aku barusan menelepon Kaisar Takada," kata Maria tenang, "kami bicara mengenai masa depanmu, Rainer."
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com