"Tidak," Eryk menolak tegas, "Gaea bukan itu cara penyelesaian masalahnya."
"Aku pikir itu terbaik," kata Gaea, "maksudku, cepat atau lambat aku mengingatnya. Aku tak mau."
Eryk mendengus, melepaskan tangan Gaea yang melingkar di lehernya lalu menuntun wanita itu ke sofa terdekat mereka, duduk bersamaan, "Gaea, kau tak butuh sentuhan dariku, kau butuh dukungan dariku."
"Aku memang butuh keduanya," kata Gaea, "kalau kau tidak mau, bisakah tinggalkan aku sendirian terlebih dahulu? Aku tidak mau diganggu."
Eryk membelai pipi Gaea yang terlihat pucat, "Kau tidak boleh sendirian, tidak saat ini. Aku akan menemani mu. Kau mau sarapan? Akan aku bawakan kalau mau."
Gaea menggelengkan kepala lemah menolak.
"Tunggu, aku tidak menerima jawaban. Ini sudah kewajiban ku," kata Eryk lalu berdiri, "aku segera kembali."
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com