webnovel

Chapter 5 DL

Kecanggungan mereka berakhir setelah Selena menaruh nasi di atas piring Edison. "Ah, makan ini," ucap Selena, ia juga masih terlihat kaku.

Walau dirinya sudah tersentuh oleh lelaki di depannya, pegangan tangan yang tak di sengaja tadi mampu membuatnya serba salah.

Ia memakan makanan tanpa di masak koki hari ini untuk pertama kalinya.

Edison benar-benar menyantap habis masakan yang dibuat Selena . Sebenarnya di rumah itu sudah ada Chef yang memasak untuknya. Namun entah mengapa masakan Selena dengan bumbu desa itu, membuat Edison seakan terhipnotis dengan cita rasa nya.

Selena turun dengan membawa nampan dan piring kotor bekas mereka makan. "Nona, apakah makanan nya di buang oleh Tuan Edison ?" tanya Nana.

Selena menggeleng. "Dia menghabiskan nya Nyonya Nana. Sepertinya lapar!"

Mendengar jawaban Selena membuat Nyonya Nana dan asisten rumah tangga lainnya saling menatap. Ini untuk pertama kalinya Tuan Muda nya yang kasar makan sebanyak itu.

Selena melihat supir Jhon yang berdiri di depan rumah, ia kemudian menghampirinya. "Tuan Jhon ?" Selena membuat lelaki itu hampir loncat karena kaget.

"Selena! Ada apa?" jawabnya, wajah tampan Jhon membuat Selena terpesona pada lelaki yang selalu bersikap sopan padanya itu, walaupun dengan nada datar yang dingin.

"Aku memutuskan tinggal disini sampai Tuan Edison menemukan Kak Devan "

Jhon tampak kaget mendengar itu. "Apa yang dikatakan Tuan Muda?" tanya nya.

"Dia akan menemukan Devan untukku, syaratnya aku hanya perlu menuruti perintahnya."

Jhon merekatkan giginya, tampak rahang nya menahan amarah .rupanya tidak main-main dengan ucapannya ingin bersenang-senang dengan Selena

"Apa kamu mempercayai nya?" tanya jhon.

Selena menatap mata jhon seolah menemukan tanda tanya besar di dalamnya.

Edison turun dari lantai dua, ia sudah memakai baju rapih. Ia melihat Selena yang sedang mengobrol serius dengan jhon! Selena!" Teriaknya.

Ia langsung kaget, ia tidak tahu mengapa Edison sampai membentaknya. "Apa yang kamu lakukan di sana?" tanya Edison ,ia berdiri di tangga setelah menghentikan langkahnya, sembari mengancingkan kemeja yang dikenakannya.

Balutan kemeja hitam slimfit itu membentuk tubuh Edison dengan indah.

"Aku hanya mengobrol sebentar, apa Tuan memanggilku?" Selena berjalan menghampiri Tuan muda kejam itu.

"Jangan pernah melangkahkan kaki melewati ambang pintu itu, mengerti?"

Selena merasa Edison keterlaluan dalam memperlakukan kehidupannya. Walau mereka sudah berjanji akan bekerja sama, tapi membatasi langkah nya sungguh di luar dugaannya.

"Baik Tuan! Maaf." Hanya itu yang keluar dari mulut Selena

"Masuk, aku akan pergi ke kantor! Jika kamu perlu apa-apa minta tolong pada Nyonya Nana,"

Edison kemudian keluar dan masuk ke mobilnya. Jhon mengekor dan menutup pintu mobil setelah Edison masuk.

Kedua lelaki itu pergi menuju perusahaan. Selena menarik nafasnya panjang-panjang. "Ah, aku akhirnya bisa menghirup udara yang bersih, rumah ini seketika menjadi penuh oksigen begitu Edison pergi." lirih Selena.

"Nona, apa ada yang bisa di bantu?" tanya Nyonya Nana mengagetkan nya.

"Tidak ada Nyonya, aku ingin berkeliling di rumah ini apakah boleh?" Selena ingin tau ada apa saja di rumah mewah milik keluarga Edison ini! Mengingat lebarnya yang tidak kira-kira jika dilihat dari luar.

"Tentu saja, saya akan menemani Nona karena Tuan Edison menyuruh saya menjaga Nona."

Gadis itu mengerti, Edison sepertinya menganggap ia akan kabur. Mereka kemudian berkeliling sembari berbincang.

Halaman belakang rumah itu terdapat pacuan kuda. "Nyonya, apakah Tuan Edison berkuda disini?" tanya Selena , wajah antusias nya tak bisa ia sembunyikan.

"Iya! Dia tidak pernah keluar sedari kecil selain belajar. Temannya hanya Jhon saja dan kuda-kuda ini."

Ah ternyata orang kaya juga belum tentu bebas bepergian dan bermain di masa kecilnya, pikir Selena

"Kemudian dimana keluarga Tuan Edison?" Selena akhirnya membuka pertanyaan inti.

"Ibunya meninggal ketika Tuan muda masih kecil dan Tuan besar menikah lagi dan memiliki beberapa anak dengan istri barunya."

"Apakah keluarga nya tidak tinggal disini?"

"Tidak, ini rumah baru! Tuan muda sendiri yang ingin membuat rumah ini ketika berusia remaja. Setelah ia mengetahui Ayahnya menikah lagi dan membawa istri baru dan anaknya ke rumah, Tuan muda ingin tinggal di tempat yang berbeda."

Selena mengangguk paham. Rupanya kehidupan Edison juga sedikit kontroversi.

"Saya harap Nona Selena tidak membuat Tuan Edison marah. Kita tidak tau apa yang akan di perbuatannya."

Mendengar ucapan Nyonya Nana , Selena sadar betul sosok Edison yang memang berbahaya.

Jam menunjukan pukul 4 sore, Selena sudah makan sendirian. Meja besar itu sangat terasa hampa karena ia melihat hamparan makanan. "Nona kenapa?" tanya Nyonya Nana melihat Selena sedih.

"Aku rindu Ayahku!" jawabnya.

"Nona harus sehat, agar tidak membuat Ayah Nona khawatir."

Sebenarnya ucapan nyonya Nana terdengar lumayan familiar, seperti seseorang yang sangat mengenal satu sama lain. Namun Selena menganggap itu sebagai nasihat biasa.

Selena mengangguk, ucapan Nyonya Nana sedikit memberikan nya ketenangan.

Jam terus melaju, gadis itu menatap rumah megah itu dari pojok ke pojok sungguh sangat sepi. Waktu menunjukkan pukul 9 malam, Selena. sampai tertidur di sofa ruang tamu saking bosan nya.

Edison pulang dari kantor. Begitu ia membuka pintu ia terkejut melihat Selena tertidur di sana. Tanpa aba-aba ia menggendong gadis itu di pangkuan nya dan membawanya naik ke lantai dua. Ia lagi-lagi membawa Selena ke kamarnya.

Edison hanya merebahkan tubuh gadis itu di ranjang, kemudian menutupi tubuhnya dengan bad cover yang senada dengan seprainya itu.

Edison memasuki kamar mandi, membersihkan diri dan berganti pakaian. Ia melihat selena yang tak berubah posisi, menandakan gadis itu benar-benar tertidur pulas.

Lelah badannya benar-benar tidak bisa ia tahan lagi, sakitnya sangat terasa sekujur tubuh.

Edison kemudian merebahkan diri di samping Selena. ia terlelap begitu saja. Keduanya tidur tampak nyenyak.

Ditengah malam keduanya saling menggeliat, merubah posisi tidur mereka menjadi sangat dekat. Mereka menjadi saling berhadapan, kemudian menggeliat lagi dan Selena yang menelungkup kan wajahnya di dada Edison ! Kemudian Edison yang memeluk gadis itu.

Di pagi hari Edison terbangun lebih dulu, ia melirik ke arah dadanya yang memang terasa ada yang mengganjal. Ia melihat selena berada di pelukannya. Gadis itu tidur pulas sekali. Edison menyelipkan rambut yang menghalangi wajah gadis itu dan menyelipkan ke belakang telinganya.

"Dia manis juga!" Bibir Edison tiba-tiba mendarat di kening Selena, sebuah kecupan yang entah datang dari mana itu membuat Edison terdiam sejenak.

"Apa yang aku lakukan?" lirihnya lagi, kini ia menatap langit-langit kamarnya.

Ia benar-benar kehilangan kesadaran saat mengecup kening Selena tadi, itu terjadi begitu saja. Tiba-tiba Selena melenguh, Edison yang tidak tau mau berbuat apa itu, ia akhirnya memejamkan matanya.

Selena meregangkan tangannya, dan meraba-raba tubuh Edison dengan mata tertutup. Kemudian matanya terbuka pelan-pelan, ia tersadar itu tubuh seseorang, begitu sedikit menengadah gadis itu kaget karena Edison lah pemiliknya.

"Ah, kenapa aku disini!" Teriaknya.

Edison kemudian membuka matanya, seolah-olah dia lah yang terakhir bangun. "Kenapa berteriak padahal masih pagi." lirihnya dengan gaya baru bangun tidur.

Selena bangkit dan mundur dari ranjang itu, sampai ia terjatuh ke bawah. Dug, suara tubuhnya membentur lantai. "AW! ucapnya.

Edison kaget dan menghampiri Selena dari atas ranjang. Ia menatap wajah gadis itu yang meringis kesakitan.

"Apa kau baik-baik saja?" tanya Edison.

Selena menahan rasa sakitnya, juga malu yang tiada Tara. Walau ia sudah pernah menghabiskan waktu dengan Edison , tetap saja, memeluk lelaki itu tidak ada dalam kamus kehidupannya.

"Jangan melihatku, aku malu!" Selena menangis dengan menutup wajahnya dengan kedua tangan. Ia menangis dengan posisi masih tidur di lantai.

Edison tersenyum melihat kelakuan gadis itu, entah mengapa keunikan Selena sering mengguncang kan diri Edison yang sangat ketat dengan aturan itu.

Rasa penasaran dan terus ingin mengganggu gadis yang terus bersikap konyol itu, membuat Edison beberapa kali melemparkan senyum dan tertangkap oleh beberapa karyawan di Mansion mewah itu. Tuan muda nya benar-benar sedikit berubah.

Walau mereka tidak tahu apa yang sebenarnya di lakukan Edison di ruangannya kepada Selena, meskipun mereka sudah tahu jika sudah banyak wanita yang datang ke Mansion itu tetapi hanya Selena yang di bawa ke kamar pribadi Edison.