webnovel

Bab 17 - cheat

Aurora menatap jalanan kota yang ada di hadapannya, waktu sudah mendekati pagi hari tapi dia tidak bisa memejamkan matanya, setelah semalam dia memikirkan kembali hal yang sedikit mengganggu dirinya, tawaran yang pria itu katakan sedikit padanya mengganggu pikirannya.

Dia penasaran kenapa pria itu menawarkan sebuah tawaran pada musuhnya, secara jelas saat ini dirinya dan pria tua adalah dua orang yang sedang bermusuhan dan seharusnya tidak berada di tempat yang sama.

Aurora menghela nafas sambil melipat kedua tangannya di dadanya, semakin di pikirkan semakin tidak masuk akal apalagi 70% dan 30% itu sungguh jauh dari kata setimpal, karena seharusnya ada 50% dengan 50%.

Dan hal itu kebanyakan di untungkan di pihak pria itu, jadi bukankah seharusnya dirinya meragukan hal itu sejak awal?

Tidak mau terlalu larut memikirkannya, Aurora memutuskan untuk memilih mengambil sekaleng bir, membuka penutup kalengnya lalu meneguknya hingga beberapa tegukannya.

"Bir yang terbaik." Ucapnya, tatapannya teralihkan pada kaleng itu, dia menyandarkan tubuhnya sedikit di meja dan membaca komponen dari bir itu, hanya mencari kesibukan dalam dirinya.

Suara pintu mengalihkan pandangannya, menatap pria itu yang melangkah mendekati dirinya lalu tangannya terulur mengambil kaleng bir miliknya dan meneguknya begitu saja.

Aurora menatap aneh dengan tingkahnya, sejak kapan mereka berbagi apapun yang mereka makan? Apakah ini? Pria itu sungguh aneh.

"Padahal di dalam kulkas masih banyak tapi kenapa harus mengambil milik orang lain?" Tanya Aurora, dia bangun dari posisinya, memarahi pria itu adalah hal menyenangkan untuknya.

"Yang ini berbeda." Ucapnya setelah menghabiskan seluruh isi dalam kaleng bir, lalu menatap ke arah wanita itu dengan senyuman di wajahnya.

Aurora hanya memutar bola matanya dengan bosan, dia memilih untuk melangkah tapi pria itu malah menariknya dan menahan tubuhnya, sudah sehari ini pria itu melakukan hal ini padanya.

"Apa lagi? Kenapa kau sangat suka menarik dan menahan tubuhku?" Tanya Aurora, dia hanya tidak paham kenapa ada pria seperti itu yang sangat suka menarik wanita, padahal posisi tidak saling dalam keadaan menyerang.

"Aku suka saat kau berada di kuasaku, disitulah aku bisa melihat wajahmu yang cantik tapi di penuhi ketakutan." Ucapnya, karena hanya dengan cara ini wanita itu ada di dekatnya, dia bisa menghirup aromanya dengan baik, jadi itulah kenapa dia suka menahan wanita itu atau memeluknya.

"Mesum! Kau pria brengsek dan juga mesum!" Ucap Aurora, dia sangat tidak suka dengan pemikiran dari pria itu, dia mencoba menepis dan melepaskan pergelangan tangannya.

"Lepaskan!"

Julian menggelengkan kepalanya, kenapa wanita itu terlihat cantik? Katakan kenapa dia begitu mempesona saat ini, tidak mungkin hanya karena pengaruh bir dia jatuh cinta pada wanita seperti itu.

"Cobalah, kau seorang agen rahasia, kau pasti paham bukan bagaimana cara melepaskan diri?" Tanya Julian, pria itu masih mempertahankan cekalan di tangan wanita itu, walau dia sedikit goyah dengan pemberontakannya.

Aurora sangat tidak suka jika profesinya selalu di bawa-bawa, wanita itu mencoba untuk melepaskan dirinya dengan menggunakan sesuatu yang berbeda, dia mendekati pria itu, tersenyum padanya dan menggunakan tangan lain untuk memberikan sebuah tinjuan di perut pria itu.

Julian tidak berkutik sama sekali, dia masih bisa menahan apa yang wanita itu lakukan padanya, tidak memberikan rasa sakit apapun padanya, dia bahkan masih bisa menatap wanita itu dengan benar.

"Apakah hanya segitu saja?" Tanya Julian, dia menunjukan wajahnya dengan penuh kesombongan, dia menarik sudut bibirnya.

Aurora mengepal tangannya, dia sangat membenci seorang yang meremehkan dirinya. "Jika aku bisa melepaskan tanganku, kau harus berlutut di hadapanku dengan minta maaf."

Julian tidak percaya dengan apa yang wanita yang itu katakan, hanya sebuah cekalan yang biasa saja dia sampai memaksanya untuk berlutut dan minta maaf?

"Jika kau dalam sepuluh tidak bisa melepaskan dirimu, kau harus tidur denganku." Ucap Julian, jika wanita itu ingin merendahkan dirinya maka dia akan mengambil hal lain agar wanita itu juga tidak meremehkan dirinya.

Aurora langsung gugup, pria itu tidak serius dengan ucapannya bukan? Dia merasa tidak yakin jika pria itu mengajukan tawaran seperti itu.

"It–itu tidak adil!" Bantah Aurora, dia sedikit dengan gugup, karena pria itu menatap dirinya penuh dengan keyakinan. "Aku hanya meminta berlutut saja!"

Julian tersenyum, pria itu menarik wanita itu sampai tidak ada jarak di antara dirinya dengan wanita itu, lalu tangan terulur untuk merangkul tubuh wanita itu.

"Meminta seorang mafia berlutut sama dengan menjatuhkan harga dirinya, Nona." Ucap Julian, pria itu sampai mengatakan dengan nada yang di dekatnya di akhir.

Aurora menelan air liurnya, dia tahu hal itu dia sangat jelas jika tidak sembarangan seorang mafia berlutut di hadapan seseorang jika dia layak untuk menurunkan harga dirinya, dia bahkan tahu jelas jika semua ini hanya sebuah ancaman dan tidak unsur untuk meremehkan pria itu.

"Ak–aku terima." Jawab Aurora, dia sudah menyimpan banyak sekali kemarahan di dalam dirinya, dia tidak akan lagi mundur untuk membuat pria itu menjauh harga dirinya.

Alis Julian terpaut ke atas, dia sungguh terkejut mendengar jawaban wanita itu, dia bukan tipe yang mudah sekali mengubah pikirannya, tapi Julian tidak sabar melihat hasil akhirnya, dimana dia tidak akan dengan mudah kalah darinya.

"Baik, hitungan di mulai." Ucapnya, Julian memposisi dimana dirinya bisa menahan wanita itu dengan baik, tapi berusaha untuk tidak untuk menyakiti tangan wanita itu, jadi dia harus tetap seimbang.

Aurora mulai melakukan berbagai cara untuk melepaskan tangannya, dia menggunakan semua ilmu bela dirinya dari perusahaan tapi tidak membuat pria itu berkutik sedikitpun, bahkan tidak membuat tangannya bergerak.

'Tidak, aku tidak mau tidur dengan pria itu! Sial, kenapa dia kuat sekali!' Ucap Liera dalam hatinya, dia terus menatap mata pria itu dimana dia tidak akan memberikan kesempatan pada pria itu.

"Lima menit berlalu, Nona Aurora." Ucap Julian, dia menghitung dengan baik tanpa jam dia yakin hitungannya benar, dia juga menunjukan ponselnya jika waktu tersisa empat menit lebih.

Aurora semakin gugup, dia tidak ada cara lain, lalu dengan terpaksa mendekatkan dirinya pada pria itu, walau mungkin sedikit curang tapi ini cara yang bisa membuangnya lolos.

Dengan yakin wanita itu mengangkat kaki tapi pria itu seakan bisa membaca pergerakannya, dia langsung membuat posisi berbaring di atas meja makan, membuatnya tidak bisa melakukan hal apapun.

"Kau berbuat curang Nona Aurora, sayang sekali aku tidak mudah tertipu dengan hal yang kau lakukan!" Ucap Julian, pria itu langsung menarik wanita untuk terduduk di atas meja.

"Kau harus menerima hukuman atas kecuranganmu!"