webnovel

Bab 18 - Lowkey

Aurora memberontak saat pria itu menggendong dirinya, kenapa juga dia malah membuat penawaran konyol itu, hanya karena ini merendahkan pria itu dirinya malah terjebak dalam masalah dimana dia terkena senjatanya sendiri.

"Tidak lepaskan aku!"

Bola mata Aurora terbuka lebar saat terdengar suara pintu terbuka, dirinya langsung merasa gugup dimana kini pria itu membawa masuk ke dalam, dan menjatuhkan tubuhnya di atas ranjang.

"Ti–tidak, perjanjian itu sudah tidak berlaku." Ucap Aurora dengan gugup, dia memberikan tatapan mengawasi pada pria itu, melipat kedua tangannya di depan dadanya, tidak boleh ada hal terjadi.

"Itu tidak adil, kau yang membuat maka kau tidak bisa membatalkannya." Ucap Julian, pria itu melangkah mendekat dan dengan sengaja pria itu membuka kaos yang dirinya kenakan.

"Kau berbuat curang! Aku yakin tadi—,"

"Tadi apa? Katakan dimana letak aku melakukan kecurangan? Bukankah itu kau, Nona Aurora." Ucapnya, pria itu melangkah naik ke atas ranjang, menahan pergelangan kaki wanita itu lalu membuatnya terbaring di atas ranjang.

Aurora menahan nafas, dirinya hanya bisa menatap pria itu dengan gugup saat dia berada di atas tubuhnya, dia tidak tahu harus melakukan apa, pria itu dengan tubuhnya membuat rasa panas naik ke atas kepalanya.

"Katakan, gaya apa yang sering kau pakai?" Tanya Julian, tangan pria itu terulur untuk menyingkirkan helaian rambut di wajah wanita itu dan perlahan tangan itu mengusap bibir Aurora.

Dia tidak paham apa yang ada di dalam pikiran wanita itu, dia bahkan tidak tahu bagaimana rasanya menyukai seseorang, yang jelas wanita itu memiliki sesuatu yang selama ini dirinya cari, apa? Tentu saja bibir manis yang tidak tahu berasal dari mana.

"Gaya—aku tidak mengerti dengan ucapanmu." Ucap Aurora, dia menyingkirkan tangan pria itu dari wajahnya, lalu sedikit menggerakan tubuhnya, sesak sekali berada di posisi seperti ini.

"Apa gaya yang membuatmu nyaman saat making love." Ucap Julian, pria itu tidak dengan goyah, jika tangannya di singkirkan dia bisa menahan tangan itu bukan? Mudah, wanita mudah di kembalikan.

Bola mata Aurora bergerak penuh dengan keraguan, dia mengerti kenapa ucapan itu mengarah, hanya saja dia mencoba untuk mengalihkan saja, tapi pria menganggapnya dengan serius.

'Bagaimana aku bisa menjawabnya, bahkan hal itu belum pernah terjadi.' Ucap Aurora dalam hatinya, dia tidak mau menjawab pertanyaan pria itu.

"Yang jelas, kau harus memakai keamanan, aku tidak mau terjebak dalam hubungan rumit." Jawab Aurora, sambil memikirkan cara dirinya bisa lepas dari pria itu.

Alis pria itu terangkat, wajahnya terlihat sangat terkejut dengan kalimat yang wanita itu katakan, sungguh tidak bisa di percaya karena semua dirinya menganggap ini hanya sebuah candaan, dia tidak berniat sungguh-sungguh menyentuh wanita itu.

"Hubungan rumit? Tapi kau memiliki kekasih, bagaimana perasaan saat tahu jika kau tidur dengan pria lain? Bukankah itu lebih rumit?" Tanya Julian, dia sangat paham kenapa wanita itu sangat gugup saat ini.

'Tidak mungkin dia belum melakukannya?' Pertanyaan itu terlintas dalam pemikiran Julian, wanita yang bahkan pernah menari di depan banyak pria, tidak mungkin dia seorang virgin bukan?

Aurora langsung terdiam mendengarkan ucapan yang pria itu katakan, ucapannya benar posisi dia masih menjadi kekasih River walau kini dirinya di hadapkan oleh pilihan dimana dia berselingkuh dengan pria lain.

Tapi dia tidak memiliki perasaan apapun pada pria itu, River hanyalah pria yang dirinya kenal dan jadikan kekasih untuk menunjukan jika anak yang baik, dengan memanfaatkan pria itu walau selama ini dia tidak melibatkan hal apapun, bahkan hanya ciuman yang dirinya lakukan dengan pria itu.

"Bagaimana dengan—,"

Ucapan Aurora terpotong saat dia merasa tangan pria itu merangkak menaikkan pakaian yang dirinya kenakan, memberikan sebuah ucapan di sana menghantarkan getaran di tubuhnya, hingga tanpa dirinya sadari Aurora kembali menelan air liurnya.

"Tunggu!" Ucap Aurora, dia menghela nafas dan tangan terulur untuk menahan tangan pria itu, dia tidak masih menyiapkan dirinya untuk melakukan hal itu, tidak menyangka hal itu malah terjadi bersama pria yang belum dirinya cintai.

"Kenapa?" Tanya Julian, dia terlihat menahan sesuatu dalam dirinya, nada suara sangat berat, tatapan juga sedikit berubah menjadi teduh.

Aurora yang menatap itu bingung harus melakukan hal apa karena semua ini juga di luar kendalinya, dia tidak tahu akan berakhir seperti ini di hari yang akan menjelang pagi? Sungguh aneh.

"Bisakah kau melakukan di lain waktu? Maksudku—,"

Julian tersenyum, pria itu menundukan sedikit lalu memberikan kecupan di kening wanita itu, cukup lama hingga membuat Aurora bertanya-tanya saat dia menjauh dan pergi dari ranjang.

"Baiklah, aku tidak akan menyentuhmu, sebaliknya aku anggap kau menerima tawaranku." Ucap Julian, dia mengambil kaos miliknya dan keluar dari kamar.

Dia hanya tidak mau menjadi pria yang penuh dengan gairah saat bersama wanita itu, akan hancur wanita itu apalagi Julian bukanlah pria yang lembut, dia memiliki kegiatan pagi ini dan wanita itu harus ikut dengannya.

Akan merepotkan jika wanita itu sakit apalagi sulit berjalan saat menghadiri pertemuan.

Aurora bangun dari posisinya, dirinya langsung terduduk di atas ranjang menatap pria itu dengan bingung dengan semua pertanyaan yang ada di dalam otaknya, tapi tidak bisa membohongi dirinya karena ini sangatlah melegakan untuknya.

"Tawaran? Yang 70% dengan 30% itu?" Tanya Aurora, kenapa pria itu sangat ingin dirinya menerima tawaran itu, apakah ini sungguh ada kaitannya dengan profesinya?

Saat itulah Aurora mulai merasa mengantuk, dia menguap sangat lama hingga matanya sedikit menyempit, jadi bagaimana dia melewati hari ini? Apakah akan lebih dia tidur saja?

"Lagipula hari ini tidak ada hal yang harus aku lakukan bukan?" Tanya Aurora, wanita itu memutuskan untuk menarik selimut, dia akan tidur di kamar ini karena seperti pria itu juga akan segera pergi.

Sampai akhirnya dia mulai memejamkan matanya, lalu perlahan tertidur.

Julian datang kembali setelah mungkin dia menghabiskan waktu tiga puluh di luar, begitu dia membuka pintu kamar itu, dirinya menemukan wanita itu yang sudah memejamkan matanya, tertidur dengan sisi miring dan selimut.

"Kenapa dia jadi tertidur? Apakah semalam dia berjaga semalam?" Tanya Julian, dia melangkah masuk ke dalam, dia sudah mandi dan bersiap untuk mengambil pakaiannya, dia juga sudah memesan sarapan.

Dan dia juga ingin menjelaskan tentang perjanjian itu bersama wanita itu, tapi mau bagaimana jika dia tertidur, dia melangkah masuk ke dalam lalu tangannya terulur untuk menarik selimut itu.

Hanya merapikan agar selimut itu menutupi wanita itu dengan baik.

"Aku harus bagaimana Aurora? Tampaknya kau tidak ingat denganku." Ucap Julian, pria itu mematikan lampu kamar setelah dia mengambil pakaian miliknya.

Selain karena hal yang membuat tertarik dengan wanita itu, ada hal yang berhubungan dengan wanita itu di masa lalu dan Julian masih mencari kejelasan yang saat ini belum menemukan titik temunya.

Dia tidak yakin jika Aurora orang yang tepat, tapi mungkin saja kunci itu berada di tangannya.