webnovel

Afinitas Chakra

*Prok!* *Prok!* *Prok!*

Jiraiya bertepuk tangan atas keberhasilan Emera dalam mengaktifkan chakra dalam dirinya. Walaupun bukan dia sendiri yang melakukannya, tapi dia merasa kagum pada Emera yang berhasil dalam percobaan pertama.

"Selamat, ya. Kamu bisa membuka chakramu hanya dengan satu kali percobaan. Selain itu, jumlah chakramu yang sangat banyak akan sangat berguna. Sekarang, kamu akan bisa menggunakan Ninjutsu dengan beberapa latihan dan segel tangan," kata Jiraiya sambil tersenyum senang atas keberhasilan Emera.

"Oh, begitu, ya." Emera berdiri dengan wajah datarnya, seperti tidak menganggap itu sebagai sesuatu yang luar biasa. Dia sebenarnya tahu jika yang dilakukan merupakan hal hebat, namun ia memilih untuk menyimpan rasa senangnya di dalam benak.

"Hmm? Apa kamu tidak senang dengan itu? Jumlah chakra sebanyak itu, sangat jarang dimiliki oleh seseorang." Jiraiya merasa heran pada sikap biasa ya dimiliki Emera.

"Tidak juga." Emera menggelengkan kepalanya sebelum melanjutkan, "Aku sangat yakin bahwa, sekalipun aku memiliki chakra dalam jumlah banyak, aku masih belum tahu cara menggunakannya. Lagi pula, pasti masih banyak ninja yang jauh lebih kuat dariku, 'kan?"

"Baguslah kamu mengetahuinya. Di dunia ninja ini, tidak akan seburuk itu membiarkan seseorang untuk kabur ketika mereka salah memilih mangsa. Belajar mengetahui kekuatanmu sendiri dibandingkan orang lain, merupakan langkah awal untuk memiliki nyawa yang panjang." Jiraiya menatap Emera dengan tajam dan serius, menegaskan betapa pentingnya apa yang baru saja dia katakan.

Emera menyadari tatapan Jiraiya yang sedikit mengintimidasi sehingga dia mengucapkan, "Apa kamu ingin menakut-nakutiku dengan menatap seperti itu? Aku sudah bilang, 'kan, jika itu tidak akan ada gunanya padaku." Sambil menatap datar pada Jiraiya, mengabaikan peringatan tegas ini.

"Tidak, tidak, tidak, kali ini aku tidak sedang menakutimu. Aku sedang memberitahu masalah yang akan datang dan kesalahan yang sering dilakukan ninja pemula," sangkal Jiraiya sambil menggelengkan kepalanya.

Emera mengedipkan matanya, terlihat seperti tidak memahami peringatan Jiraiya. Dia merasa jika Pria tua ini sangat peduli, 'kan? Dia sangat baik untuk memberitahukan ini pada Emera yang merupakan pemula. Yah, sayangnya Emera kurang memperhatikan peringatan itu, dan akan tetap bertindak pada situasi tertentu berdasarkan penilaiannya sendiri.

"Oke, intinya aku tidak boleh sombong dan perlu selalu berhati-hati saat di luar desa, 'kan? Aku sangat tahu tentang itu, kamu tidak perlu terlalu mengkhawatirkan aku," jawab Emera ketus.

"Hah, terserah kamu saja, Gadis Kecil. Jangan salahkan aku jika kamu mendapatkan situasi sulit di masa depan." Jiraiya menghela napas lelah, merasa jika kata-katanya tidak bisa mencapai Emera.

"Tentu saja, aku tahu tentang mengalami situasi sulit. Bagaimanapun, setiap orang pasti akan mengalami masa-masa sulitnya sendiri, itu tentu saja terjadi. Yang bisa aku lakukan untuk mengatasi itu, adalah dengan beradaptasi dengan semua kesulitan, sehingga tidak terlalu merasa sulit saat menjalani sesuatu yang sangat sulit," kata Emera.

"Baiklah, baik, aku kurang paham dengan apa yang kamu maksud. Sekarang mari kita menuju ke langkah yang selanjutnya." Jiraiya memasukkan tangannya ke dalam saku.

"Hmm?" Emera mengangkat alisnya dengan heran melihat apa yang akan dikaji Jiraiya.

Dia kurang tahu dengan itu, tapi akan menunggunya tentang apa yang akan dilakukan selanjutnya. Dia itu merupakan pemula dalam dunia nija. Dalam pikirannya, dia merasa akan lebih baik jika mengikuti profesional seperti Jiraiya.

"Ini!" Jiraiya mengeluarkan selembar kertas dan memberikannya pada Emera.

Emera menerima kertas tersebut dan bertanya, "Apa ini?"

"Itu adalah kertas chakra. Kertas itu memiliki fungsi untuk mengetahui afinitas chakra seseorang dengan mengalirkan chakra ke dalam kertas itu," jawab Jiraiya.

"Hou, jadi chakra itu memiliki afinitas, ya? Aku baru tahu tentang itu. Aku ingin tahu, apa aku bisa menciptakan ledakan atau serangan berbasis elemen menggunakan chakraku, ya?" Emera melihat kertas itu dengan binar di matanya.

"Iya, tentu saja kamu bisa melakukannya. Lagi pula, kebanyakan Ninjutsu merupakan serangan berbasis elemen. Memang ada juga Ninjutsu yang tidak memakai elemen, seperti berjalan di atas air atau mengalirkan chakra di surau anggota tubuh tertentu untuk meningkatkan kekuatan fisik. Tapi tetap saja, kebanyakan ninja menggunakan Ninjutsu berbasis elemen," kata Jiraiya datar, merasa tidak terlalu kagum dengan ini karena dia sendiri sudah banyak melihat serangan elemen.

"Oke, langsung saja aku mencobanya. Aku hanya harus mengalirkan chakraku pada kertas ini, 'kan?" Emera memegang kertas tersebut menggunakan tangan kanannya dan mulai mengalirkan chakra ke sana.

Kontrol chakra Emera sangat buruk sebagai seseorang yang baru pertama kali menggunakan chakra. Namun, instingnya yang kuat sebagai Cursed Children membuat dia bisa mempelajari dengan cepat bagaimana cara menggunakan chakra dan apa saja poin-poin yang diperlukan untuk mengontrolnya.

*Slash!* *Kretak!* *Burn!*

Kertas itu terpotong menjadi dua bagian. Satu bagian terbakar, sedangkan satu bagian lainnya berubah menjadi debu dan lenyap. Sepertinya Emera memiliki kedekatan terhadap 3 elemen sekaligus.

"Keren! Kertasnya terpotong, terbakar, dan menjadi debu." Emera mengarahkan wajahnya pada Jiraiya dan bertanya, "Bisa beritahu elemen chakra apa yang aku miliki?"

"Kertas tersebut terpotong, terbakar, dan berubah menjadi debu. Itu menunjukkan jika kamu mempunyai elemen angin, api, dan tanah. Tidak buruk, dengan ini kamu bisa membentuk Kekkei Genkai" atau bahkan Kekkei Tota."

"Hmm? Apa itu? Aku tidak pernah mendengar istilah itu sebelumnya, bisakah kamu menjelaskan lebih lanjut?" Emera memegangi dagunya sambil memperhatikan pada Jiraiya, menunggu penjelasan.

"Sederhananya, Kekkei Genkai merupakan penggabungan antara dua elemen atau juga bisa merupakan sebuah teknik unik. Contoh dari teknik ini adalah elemen es yang merupakan gabungan antara air dan angin atau Byakugan yang merupakan sebuah teknik unik."

"Wah, hebat! Aku yakin sebelumnya tidak paham, menjadi lebih tidak paham karena istilah-istilah rumit!" Emera tersenyum lebar seakan memahami penjelasan Jiraiya, namun aslinya dia melakukannya untuk menyindir Jiraiya.

"Huh, intinya, Kekkei Genkai dan Kekkei Tota merupakan teknik unik yang merupakan gabungan dari elemen-elemen tertentu. Dengan penjelasan ini kamu paham?" Jiraiya menunggu respon Emera, berharap jika gadis di depannya ini paham dengan penjelasan tersebut.

"Um, aku paham." Emera mengangguk. "Intinya kalau aku berhasil menggabungkan sebuah elemen dengan elemen lainnya, maka itu akan menjadi elemen lain antara keduanya. Eleman itu mungkin akan menjadi lebih kuat dari sebelumnya. Benar begitu, 'kan?"

"Ya, baguslah kalau kamu paham. Kupikir tidak ada cara untuk menjelaskan padamu tentang apa itu Kekkei Genkai dan Kekkei Tota." Jiraiya menghembuskan napasnya dan menjadi lebih santai melihat Emera yang paham.

"Sekarang sisanya aku hanya harus melati kontrol chakraku, 'kan? Apakah aku hanya harus menggunakan chakraku berkali-kali sampai aku lebih memahami tentang chakra atau apakah aku harus melakukan ritual khusus seperti pesugihan untuk melakukannya?"

"Yah, jika itu hanya kontrol chakra, kamu bisa berlatih dengan menggunakan chakra berkali-kali. Tapi jika itu kapasitas chakra, akan sedikit sulit untuk meningkatkannya."

"Hou…."

Naruto yang sebelum pingsan karena kehabisan chakra, perlahan mulai siuman dan membuka matanya. Lalu, dia memperhatikan dengan seksama pada Emera dan Jiraiya yang sudah damai, membuat dia tidak perlu khawatir jika Jiraiya akan menyerang teman barunya itu.

"Hei, apa yang aku lewatkan?" tanya Naruto mendekati mereka berdua.

Jiraiya dan Emera diam saja sambil mengarahkan mata satu sama lain. Tidak ada satupun dari masing-masing mereka ingin memberikan jawabannya pada Naruto sebab terlalu malas.