"Apa kamu pikir hanya kamu yang merasa syok atas kejadian ini? Aku bahkan sangat takut saat melihat darah itu," ucap Briel sedih.
Briel terus menangis membuat Erland benar-benar merasa sedih. Erland menangkup wajah Briel. Dia menatap nanar mata Briel yang begitu deras air mata keluar dari sana.
"Kamu mau aku pergi dari sini? Kamu ingin sendiri, Briel? Iya?" ucap Erland. Briel memalingkan wajahnya, dia enggan menatap Erland. Ada rasa sakit yang amat luar biasa. Dia bahkan tak ingin mendengar suara Erland. Terasa memuakkan telinga Briel.
"Ya, pergilah. Aku butuh waktu untukku sendiri. Bukankah kamu pun begitu? Jadi, berikan diri kita sendiri waktu," ucap Briel.
Erland mengepalkan tangannya. Dia menarik napas dalam-dalam dan mengembuskannya perlahan.
Erland tak memiliki pilihan lain. Dia tahu, saat ini Briel sangat tertekan. Mungkin, dengan memberikan Briel waktu, itu akan membuat Briel lebih baik.
"Baik, aku akan pergi dari sini, tapi--"
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com