webnovel

Crazy Wife Vs Cold Husband

WARNING! Terdapat konten dewasa di dalam novel ini. Harap bijaklah memilih bacaan. "Kamu bebas melakukan apapun di rumah ini, kamu bebas pergi ke manapun, dan aku tak peduli dengan itu! Tapi, satu hal yang harus kamu ingat! Jangan pernah mengusik kehidupan pribadiku!" tegas pria berusia 25 tahun, berwajah Asia dengan ciri khas rambut panjangnya yang membuatnya terlihat tampan dan cool di mata para wanita, tepat di hadapan wanita yang baru saja sah menjadi istrinya. "Aku bahkan tak peduli dengan apapun yang berkaitan dengan dirimu! Jangan pernah menggangguku juga! Jika tidak, kamu akan tahu akibatnya! Kamu tahu, aku bisa melakukan apapun untuk membalas orang yang berani mengusikku! Dan, satu lagi. Jangan pernah menyentuhku, atau aku akan membuat dirimu menyesal, dan takan pernah sanggup untuk bangun kembali!" ancam gadis cantik serta berwajah lugu bernama Gabriela Anastasya Sasongko, berusia 21 tahun seraya menunjuk wajah pria tampan itu tepat di wajah pria itu. Siapa sangka? Di balik wajahnya yang lugu tersimpan sesuatu yang membuat pria itu hampir mengalami darah tinggi setiap harinya, serta mendadak membuatnya memiliki riwayat penyakit jantung. Menikah adalah jalan yang harus keduanya tempuh ketika keduanya terlibat dalam skandal yang terjadi akibat kesalah pahaman. Lantas, akankah pernikahan itu dapat membawa keduanya saling menerima kehadiran satu sama lain? Dan mungkinkah seiring berjalannya waktu dapat menumbuhkan benih cinta di hati keduanya?

Mahdania · Urbano
Classificações insuficientes
409 Chs

CWCVH PART 296

"Apa kamu pikir hanya kamu yang merasa syok atas kejadian ini? Aku bahkan sangat takut saat melihat darah itu," ucap Briel sedih.

Briel terus menangis membuat Erland benar-benar merasa sedih. Erland menangkup wajah Briel. Dia menatap nanar mata Briel yang begitu deras air mata keluar dari sana.

"Kamu mau aku pergi dari sini? Kamu ingin sendiri, Briel? Iya?" ucap Erland. Briel memalingkan wajahnya, dia enggan menatap Erland. Ada rasa sakit yang amat luar biasa. Dia bahkan tak ingin mendengar suara Erland. Terasa memuakkan telinga Briel.

"Ya, pergilah. Aku butuh waktu untukku sendiri. Bukankah kamu pun begitu? Jadi, berikan diri kita sendiri waktu," ucap Briel.

Erland mengepalkan tangannya. Dia menarik napas dalam-dalam dan mengembuskannya perlahan.

Erland tak memiliki pilihan lain. Dia tahu, saat ini Briel sangat tertekan. Mungkin, dengan memberikan Briel waktu, itu akan membuat Briel lebih baik.

"Baik, aku akan pergi dari sini, tapi--"

Capítulo Bloqueado

Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com