"Aku tak suka melihatmu kesal karena orang lain, hanya aku yang boleh membuatmu kesal, oke," ucap Erland dan mendaratkan bibirnya di bibir Briel. Hal itu sontak membuat mata Briel terbelalak.
Briel mendorong tubuh Erland hingga ciuman itu berakhir.
"Omong kosong! Kamu tak boleh membuatku kesal!" ucap Briel gugup.
"Baiklah, bagaimana jika seperti ini," ucap Erland seraya menarik pinggang Briel membuat tubuh Briel terangkat dan menempel ke tubuh Erland.
"Em... Apa yang kamu lakukan?" tanya Briel semakin gugup.
"Briel, aku benar-benar tak tahan lagi. Apa kamu tega menyiksaku seperti ini? Bagaimana pun, aku pria normal. Aku menginginkanmu malam ini," ucap Erland memelas.
"Tapi, aku--"
Erland membungkam mulut Briel dengan meletakan jari telunjuknya di bibir Briel.
"Aku janji, aku takan terburu-buru. Aku akan melakukannya dengan pelan-pelan agar tak membuatmu kesakitan," ucap Erland seraya mengendus ujung Briel.
Jantung Briel berdegup kencang.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com