webnovel

Selamat Bergabung

Sheyla sejak tadi sudah di antarkan oleh Liana kembali ke rumah. Setelah lama menangis di atas tempat tidur, terlarut di antara rasa marah dan sedih... Kini dia menjadi sangat khawatir karena sudah larut malam Frans belum juga pulang.

Lamunannya buyar ketika terdengar handphone miliknya berdering. Cepat-cepat dia mengambil handphonenya yang ada di atas meja kecil di samping tempat tidurnya.

Di lihatnya nomor pemanggil yang tertera di sana, nomor Frans.

Ketika Sheyla menekan tombol hijau, belum sempat perempuan itu mengatakan apapun, sudah terdengar suara Clara sedang berbicara di seberang sana.

"Jemputlah suamimu sekarang, dia membutuhkanmu."

Klik.. Sambungan di matikan dari seberang. Beberapa detik kemudian masuk sebuah pesan singkat memberitahukan nomor kode PIN masuk gedung apartment di mana Clara tinggal.

Tanpa pikir panjang Sheyla mengambil jaket dan mengenakannya sembari bergegas berjalan keluar kamar. Dengan berjuta pertanyaan di kepalanya, Sheyla berusaha mendapatkan taxi online dari sebuah aplikasi di handphonenya.

Tak lama dia sudah ada di dalam taxi menuju apartment Clara. Oleh karena pikiran Sheyla hanya fokus pada Frans dan Clara, setelah beberapa puluh menit, tanpa dia sadari langkah kakinya sudah membawanya sampai di depan pintu unit apartment Clara.

Dia mengetuk pintu beberapa kali namun tidak ada jawaban, tapi samar-samar terdengar ada suara televisi dari dalam. Sheyla meraih gagang pintu di depannya dan mencoba membukanya.

Ternyata memang tidak terkunci, dia melangkah masuk perlahan sambil memanggil nama Frans dan Clara bergantian. Cahaya lampu remang warna biru menerangi seluruh ruangan di situ.

"Masuklah dan tutup pintunya... Kami ada disini."

Tiba-tiba terdengar suara Clara yang datar di antara suara televisi dari sebuah kamar di bagian kiri dari ruang tamu itu yang mengagetkan Sheyla. Dada Sheyla semakin berdegub kencang, dia marah,cemburu,khawatir dan sedih melihat kenyataan yang menyakitkan, Frans bersama wanita lain hanya berdua di dalam kamar apartment.

Semua perasaan yang bercampur aduk terhenti ketika dia sudah melangkah memasuki kamar itu. Di lihatnya Frans sedang duduk di sebuah kursi , kedua tangannya terikat mengarah ke belakang dan seperti sedang tertidur.

"Hai.. Selamat bergabung dengan kami.. Tapi ssstt.. Jangan bicara keras-keras karena dia lagi tidur pulas..."

Clara yang berdiri di belakang kursi itu membuka mulut lagi ke arah Sheyla dengan suara pelan sambil menaruh salah satu jari telunjuknya di bibirnya.

Sheyla yang sedang kebingungan beberapa saat hanya terdiam di ambang pintu dengan wajah tegang. Setelah tersadar, dia terhenyak hendak berjalan memghampiri Frans dan Sheyla.

"Clara! Apa yang kamu lakukan?"

"Aehhh.. Berenti disitu. Jangan mendekat..!" potong Clara dengan cepat dengan tangan kirinya menunjuk ke arah Sheyla. Dan Sheyla-pun secara spontan menghentikan langkah kakinya begitu melihat tangan kanan Clara yang mengarahkan pisau kecil ke arah Frans.

Sheyla membelalakkan matanya, sulit untuk percaya jika Clara yang selama ini dia kenal hanya sebagai seorang siswi SMA seperti pada umumnya, saat ini bisa melakukan hal seperti ini.

"Itu... minumlah itu.", tangan Clara kini menunjuk pada gelas berisi juice jeruk di atas meja belajarnya yang sudah dia siapkan tadi sebelum Sheyla datang.

Sheyla dengan ragu meraih gelas itu.

"Ini apa..?" tanya Sheyla dengan suara bergetar.

"Minum saja jangan banyak tanya. Cepat!"

Suara Clara meninggi sambil mengacung-acungkan pisau di tangannya, membuat Sheyla gugup dan tanpa banyak tanya lagi dia meminum juice jeruk itu. Bersamaan dengan itu terlihat Frans perlahan menggerakkan kepala, matanya mulai sedikit terbuka, rupanya pengaruh obat tidur yang ada di dalam anggur tadi mulai menghilang, dan juga karena teriakan Clara yang barusan membuatnya terbangun dari alam bawah sadarnya.