webnovel

Cinta Sang Malaikat Penjaga

“Kekuatan jiwa dari para Guardian Angel akan bernafas di kehidupan baru dari anak manusia. Tiga Guardian Angel akan lahir ke dunia terrestrial dan sekali lagi, kalian bertiga akan menjadi pelindung mereka.” “Kau akan membuat kami menjadi budak dari makhluk lemah seperti mereka?!” Torak bertanya dengan tidak percaya. “Tidakkah dirimu takut kalau kami akan mematahkan mereka menjadi dua?” Para Guardian Angel itu sangatlah rapuh dan mereka, sebagai Lycanthropes, sangat tidak mengapresiasi segala bentuk kelemahan. “Tidak, kamu tidak akan melakukan itu.” Selene berkata dengan sangat sabar. “Kalian tidak akan menjadi budak mereka ataupun meyakiti para Guardian Angel, kalian akan menghargai mereka dalam hal apapun.” Tapi, suara Selene selanjutnya di selimuti dengan sebuah kebahagiaan saat dia berbicara. “Kalian tidak akan pernah menyakiti pasangan jiwa kalian.” ==== Ini adalah cerita werewolf dan Lycanthropes (dan sudah pasti fantasi)! Didalam cerita ini ada beberapa istilah yang merujuk pada dewa dan dewi yunani kuno. Kalau kalian suka membaca tentang fiksi makhluk supernatural pasti ada beberapa istilah yang tidak asing bagi kalian. Pertanyaan mengenai hal yang kurang jelas dan saran dapat ditulis di kolom komentar, sebisa mungkin akan author jawab. ************************ Meet me on instragram : jikan_yo_tomare

jikanyotomare · Fantasia
Classificações insuficientes
386 Chs

INI PASTI IDE DARIMU

"Apa kau sudah gila?" Calleb menjerit. "Kenapa aku harus memberikan bunga kepada ibunya?!" ia sangat tidak bisa mengerti bagaimana cara berpikir Hope.

"Tentu saja, kau harus menenangkan Sophia lebih dahulu sebelum kau bisa melakukan pergerakan kepada pasanganmu!" Hope menepuk lengan Calleb, merasa sangat kesal.

Calleb menatap tajam ke arah Hope, tapi masih mengikutinya ketika ia berjalan menjauh, sambil memegangi bunga yang telah diikat oleh Hope di tangannya.

"Kenapa aku harus mendekati pasanganku? Dia adalah milikku sejak awal." Calleb menjawab, tapi hal itu hanya membuatnya mendapatkan pukulan dari Hope. "Berhenti memukuli aku," Ia menggeram, tapu Hope malah bertolak pinggang dan menatap ke arah Calleb dengan sombong.

"Kau tidak menginginkan bantuan dariku lagi?" Hope bertanya, mengangkat dagunya dengan senyum miring yang penuh kemenangan, karena ia tahu ia akan memenangkan perdebatan yang tidak berarti ini.

Calleb menghela napas dalam dan menghembuskannya dengan berat. Gadis ini sungguh mengetahui bagaimana cara membuat seseorang menggila. Ia mulai bertanya-tanya bagaimana Kace bisa bertahan dengan sikapnya yang seperti ini.

Sebenarnya, ketika Torak bertemu dengan Raine untuk pertama kali, Calleb juga memiliki pikiran yang sama; bagaimana sisi Alphanya bisa menjadi lembut dan bertemu dengan pasangan yang mudah takut.

Namun, jika dibandingkan dengan Hope sekarang, Raine sungguh terlihat seperti seorang malaikat. Mereka baru bersama kurang dari dua jam dan Hope sudah memerintahnya kemana-mana dan memukuli lengannya beberapa kali.

Calleb merasa curiga bahwa gadis ini ingin membalas dendam kepadanya atas apa yang sudah ia lakukan pada saat mereka pertama kali bertemu. Betapa gadis yang licik...

Calleb rindu dengan Raine yang sangat polos sekarang...

"Terlebih lagi, tentu saja kau harus berusaha!" Hope menyilangkan kedua lengannya, sementara ekspresi wajahnya berubah menjadi sangat serius. "Hanya karena dia adalah pasanganmu, kau tidak memiliki keharusan untuk membuatnya merasa spesial? Pasangan atau bukan, semua wanita menyukai hal seperti ini. Ingat itu." Ia berkata.

"Baiklah..." Calleb berkata, menggaruk kepala bagian belakangnya sambil mereka berjalan bersama menuju tempat yang ditinggali oleh keluarga Sterling.

"Kace menungguku selama sembilan belas tahun sejak aku masih bayi dan Torak harus membuat Raine percaya padanya dan mulai berbicara lagi, dan hal itu membutuhkan kesabaran yang sangat besar. Untuk Jedrek dan Lilac, ya, hubungan mereka sudah melewati bebatuan sejak awal, tapi kau bisa lihat sekarang apa yang tidak akan Jedrek lakukan untuknya?" Hope berbicara sangat cepat, mirip seperti seorang guru, yang sedang mengajari murid pertamanya. "Kau harus berusaha seperti itu juga."

"Jadi, apa yang harus aku lakukan? Memberikan bunga kepada Sophia? Kenapa kau berpikir bahwa itu akan membantu menenangkannya?" Calleb bertanya, berjalan di sebelah Hope dan mencoba untuk mengabaikan tatapan penasaran dari para penjaga yang mereka temui sepanjang jalan.

Tidak peduli apapun yang Hope katakan, bunga yang ada di tangannya itu membuat sang Gamma sangat ingin menggali lubang yang sangat dalam dan menguburkan dirinya di dalam lubang itu. Untungnya, tekad besar yang ia miliki lebih kuat dari apapun yang ia rasakan saat ini.

"Ya, itu rencananya!" Hope menjentikkan jarinya dan menatap ke arah Calleb dengan tatapan mata yang cerah, seakan ia telah membuat ide yang sangat cemerlang. "Jangan khawatir, aku sudah berpengalaman dalam masalah seperti ini."

"Kau tidak bisa mengatakan bahwa dengan bersama Kace adalah sebuah pengalaman." Calleb mendengus dan Hope memukul lengannya lagi.

"Tentu saja tidak, aku memiliki seorang pacar sebelum aku bersama dengan Kace." Hope berkata dengan bangga, ia sangat beruntung bahwa tidak ada Kace untuk bisa mendengar apa yang ia ucapkan saat ini.

"Benarkah?" Calleb terlihat terkejut ketika ia mendengarnya. Ia tidak akan mengira bawha Hope telah bersama dengan orang lain sebelum ia bersama dengan Kace.

"Itulah kenapa, percaya saja denganku, aku tahu apa yang sedang aku lakukan." Hope berkata, ia tersenyum dengan lebar.

Tanpa ia ketahui, Kace sedang mencarinya, ia sudah bertanya kepada semua orang yang ia temui dan mencoba untuk mencari aromanya di antara semua aroma makhluk hidup yang memenuhi udara.

Namun, bahkan ketika ia bertemu dengan Sterling, ia masih tidak bisa menemukan Hope dan Calleb, karena mereka berdua menghabiskan waktu dengan memetik bunga terlebih dahulu.

"Apa?" Sterling, yang sedang berbicara dengan Delta mengerutkan wajahnya kepada Kace. "Aku tidak melihat Hope dan anak nakal itu." Ia tidak menahan rasa tidak sukanya ketika ia membicarakan Calleb. "Ada apa?"

Melihat percakapan ini bukan untuknya, Delta pamit untuk pergi lebih dulu. "Aku akan memeriksa masalah ini. Mari bertemu lagi nanti." Ia berkata kepada Kace.

Setelah ketua dari para pemburu meninggalkan mereka bedua sendirian, Sterling mulai mempertanyakan Kace. "Kenapa? Apa yang terjadi?" Ia bertanya dengan tidak sabar. "Dia mengatakan kepadamu bahwa dia akan menemui gadis manisku, Rosie?"

Kace memutar kedua bola matanya, pria ini sungguh sangat kasihan. "Dia adalah pasangannya, kau tidak memiliki hak untuk memisahkan mereka."

"Pria asing itu adalah pasangannya, dia akan tetap tinggal bersama dengan Calleb nantinya." Kace berkata dengan menambahkan ketika ia melihat Sterling hendak menjawabnya. "Kau sangat tahu akan hal itu. Kau bahkan bertemu dengan Sophia ketika dia masih lebih muda dibandingkan dengan Rosie sekarang." Ia memperingati sahabatnya.

Sterling berpura-pura seakan ia tidak mendengarkan hal itu, menggerutu dan berjalan menjauh untuk mencari keluarganya dengan Kace yang mengikuti dengan dekat di belakangnya.

"Dimana Sophia dan Rosie?" Kace bertanya ketika mereka berjalan melewati kamar Rosie.

"Mereka berdua sedang membantu di dapur, tapi sepertinya mereka sedang beristirahat pada saat seperti ini dan berada di dalam ruang makan." Sterling berkata sambil terus berjalan menuju ke sisi selatan.

Pada saat ini, hanya ada Sophia, Calleb dan Hope ada berada di dalam ruang makan, namun mereka tidak bisa melihat keberadaan Rosie. Namun, bukan itu hal yang membuat Sterling menggeram dengan sangat keras.

Kenyataan bahwa Calleb sedang memberikan seikat bunga kepada Sophia adalah alasan yang membuat Sterling berlari menuju ke arah mereka dan berdiri di hadapan pasangannya, sambil menyentak.

Pada waktu yang bersamaan, Kace bergegas menuju ke arah mereka dan menarik Hope menjauh, takut jika gadis itu akan terluka secara tidak sengaja oleh lycan yang sedang cemburu itu.

"Apa yang sebenarnya kau lakukan? Memberikan bunga untuk pasanganku?!" Sterling menggeram dengan sangat marah kepada Callleb dan pria itu terlihat sangat terkejut dengan kehadiran Sterling.

Sementara, Kace menatap dengan tatapan yang tajam ke arah Hope yang terlihat sedang terkejut juga. "Ini pasti ide darimu, kan?" Kace bertanya kepada Hope dan menyentil keningnya dengan lembut.