Bramantio akhirnya pulang setelah sebelumnya mereka makan malam bersama. Menyantap makanan Sabrina yakni spageti kesukaan Bramantio dari dulu.
Malam yang terasa semakin misterius bagi Sabrina. Setelah cerita perjodohan kemarin yang memang benar adanya, kini ia harus menunggu kebenaran mengenai Santi. Jika memang benar Santi lah yang melakukannya ia akan mencari kebenarannya.
Saat mentari mulai menyapa pagi, terasa hangatnya menembus jendela pagi ini.
"Rin! Bagaimana dengan, Tuan Azka!" Nazwa mencoba membuka percakapan pagi ini, di ruang makan saat mereka sarapan bersama.
"Tentang apa?" sahut Sabrina sambil menyantap sarapan nasi goreng yang telah ia buat pagi ini.
"Tuan Azka tidak bersalah, Rin. Kasian dia!" Nazwa mulai merayu. Ia memang yakin jika mantan majikannya tidak bersalah dan ia dapat melihat ketulusan dari bola matanya.
Sabrina membungkam dalam beberapa detik. "Aku masih bingung, Naz. Hatiku seperti dilema," balasnya sedikit lesu.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com