Sabrina mengangguk pelan. Terlihat tatapan sendu yang dipancarkan dari kedua bola matanya. Harapnya tak lebih, hanya ingin bertemu Santi dan mendengarkan klarifikasinya.
"Santi yang kamu ceritakan itu kan?" tanya Azka memperjelas.
"Iya," jawab Sabrina sambil mengangguk.
"Ya sudah kita sambil jalan dan mencari keberadaan, Santi. Semoga ada keberuntungan." Azka terlihat perhatian. Ya, memang lelaki bertubuh tinggi itu terkadang selalu terlihat ketus, namun nyatanya ia masih memiliki sisi lembut dan perhatian.
Azka dan Sabrina kembali mengikuti langkah Bu Yeni. Dengan mengedarkan tatapan, Sabrina masih berharap dapat menemukan Santi di sini.
Dari awal menginjakan kaki sampai sore tiba, Sabrina masih tak menemukan wanita yang penuh teka-teki itu. Usahanya nihil, sampai Bu Yeni selesai belanja pun usahanya tak membuahkan hasil.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com