Samudra sengaja membawa Nazwa ke sebuah taman yang indah yang tak jauh dari kota ibu kota. Taman itu membuat mata Nazwa terperangah melihatnya. Bukan karena dia tak pernah menginjakan kaki di sana, akan tetapi dia hapal betul kalau taman yang ia datangi hari ini adalah taman yang terkenal dengan suasana romantisnya.
Lalu, untuk apa Samudra mengajak Nazwa ke sana? Entahlah Nazwa tak bisa menerkanya. Raut wajah Samudra yang terlihat kaku membuat Nazwa sulit menebaknya.
"Turun saja, jangan banyak tanya," jawab Samudra. Suaranya kali ini tak terdengar ketus, telingan Nazwa bisa mendengar suara lembut dan ramah dari Samudra. Namun wajah Samudra masih saja tak ada senyuman.
"Tapi-" Nazwa menggantungkan ucapannya. Ia lesu karena sebenarnya enggan sekali untuk turun. Ia pikir untuk apa doa datang kesitu, itu hanya akan membuatnya berhalusinasi dengan kekasih idaman yang entah siapa itu dan tak kunjung tiba.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com