webnovel

Cinta Sabrina

20+ Sabrina Anastasya Bramantio, gadis cantik berusia 23 tahun itu terpaksa harus menelan pil pahit secara bersamaan dalam hidupnya. Dia tidak pernah menyangka hidupnya akan hancur bagaikan pecahan kaca. Kehancurannya berawal dari kekasihnyanya Reyno Prasetiyo yang selama 3 tahun bersama, akhirnya malah menikahi adik tirinya, Cantika Zaipahusna. Hingga suatu hari, Reyno mengalami kecelakaan yang nyaris merenggut nyawa. Sialnya, Cantika menuduh Sabrina yang mencelakai Reyno, karena semua bukti-bukti mengarah padanya. Peristiwa itu terjadi begitu saja dan berhasil membawa Sabrina ke penjara atas dakwaan kelalaian. Siapa sangka, saat ia memulai kehidupan baru dengan menjadi asisten rumah tangga, di tempatnya bekerja dia menemukan sosok Azka Purnama Assegaf, putra dari majikannya. Wajah tampan dan sikap bijaksana yang dimiliki Azka, nyatanya berhasil menarik perhatian Sabrina. Pun sebaliknya. Azka juga perlahan mulai terkesan dengan sikap lugu Sabrina. Seiring berjalannya waktu, akhirnya mereka saling dekat dan mempunyai perasaan yang sama. Akan tetapi, hati Sabrina kembali dipatahkan, saat mengetahui bahwa Azka hendak dijodohkan dengan wanita pilihan orang tuanya. Sakit. Hatinya bak hancur berkeping-keping. Untuk yang kesekian kalinya Sabrina terjerembap ke dalam lubang lara. Bagaimana kelanjutan kisah Sabrina dan Azka? Akankah pada akhirnya perjodohan itu berjalan dengan mulus, hingga mereka bisa bersatu? Mampukah Sabrina membuktikan bahwa dirinya tidak bersalah?

Miss_Pupu · Urbano
Classificações insuficientes
292 Chs

Bab 222-Resah tanpamu

Samudra tampak menatap Nazwa dengan sinis. Ia sepertinya telah tersulut emosi karena tuduhan yang telah dilayangkan Nazwa padanya.

"Saya tidak menuduh, Pak. Saya hanya bertanya saja. Apa Pak Samudra mengetahui sesuatu mengenai fitnah yang tertuju pada saya?" sanggah Nazwa berbicara dengan halus agar Samudra tak tersinggung dengan ucapannya.

"Itu sama saja kamu menuduh saya!" Samudra berbicara dengan sedikit kesal. Ia kesal karena Nazwa menuduhnya yang mengetahui sesuatu.

"Kamu pikir saya tidak punya pekrjaan sehingga harus mengurus hal yang tidak penting bagi saya," imbuhnya memperjelas.

"Lalu tugas apa yang Pak Samudra maksud lewat sambungan telepon tadi?" Nazwa bertanya sekali lagi dan masih dengan pertanyaan yang sama.

"Apa harus saya jelaskan maksud dari pembicaraan saya tadi? Memangnya kamu siapa sehingga saya harus melaporkan urusan saya pada kamu?" Samudra tampak beranjak dari tempat duduknya kemudian kembali berkata pada Nazwa.

Capítulo Bloqueado

Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com