webnovel

Cinta Sabrina

20+ Sabrina Anastasya Bramantio, gadis cantik berusia 23 tahun itu terpaksa harus menelan pil pahit secara bersamaan dalam hidupnya. Dia tidak pernah menyangka hidupnya akan hancur bagaikan pecahan kaca. Kehancurannya berawal dari kekasihnyanya Reyno Prasetiyo yang selama 3 tahun bersama, akhirnya malah menikahi adik tirinya, Cantika Zaipahusna. Hingga suatu hari, Reyno mengalami kecelakaan yang nyaris merenggut nyawa. Sialnya, Cantika menuduh Sabrina yang mencelakai Reyno, karena semua bukti-bukti mengarah padanya. Peristiwa itu terjadi begitu saja dan berhasil membawa Sabrina ke penjara atas dakwaan kelalaian. Siapa sangka, saat ia memulai kehidupan baru dengan menjadi asisten rumah tangga, di tempatnya bekerja dia menemukan sosok Azka Purnama Assegaf, putra dari majikannya. Wajah tampan dan sikap bijaksana yang dimiliki Azka, nyatanya berhasil menarik perhatian Sabrina. Pun sebaliknya. Azka juga perlahan mulai terkesan dengan sikap lugu Sabrina. Seiring berjalannya waktu, akhirnya mereka saling dekat dan mempunyai perasaan yang sama. Akan tetapi, hati Sabrina kembali dipatahkan, saat mengetahui bahwa Azka hendak dijodohkan dengan wanita pilihan orang tuanya. Sakit. Hatinya bak hancur berkeping-keping. Untuk yang kesekian kalinya Sabrina terjerembap ke dalam lubang lara. Bagaimana kelanjutan kisah Sabrina dan Azka? Akankah pada akhirnya perjodohan itu berjalan dengan mulus, hingga mereka bisa bersatu? Mampukah Sabrina membuktikan bahwa dirinya tidak bersalah?

Miss_Pupu · Urbano
Classificações insuficientes
292 Chs

Bab 184-Dendam yang tak mudah pudar

Samudra mendongak mendengar kata-kata yang baru saja keluar dari mulut Bu Yeni. 'Bagaimana bisa wanita ini mengucapkan maaf padaku setelah kemarin bersi kukuh tidak mau mengakui kesalahannya,' gumam Samudra dalam hatinya. Ia merasa tak percaya dengan kata-kata yang keluar dari wanita yang ia anggap jahat itu.

Samudra tampak tersenyum sinis tak begitu yakin dengan maaf Bu Yeni.

"Mangapa baru hari ini anda meminta maaf? Kemana saja anda selama ini ha!" Samudra tak bisa berbicara ramah lagi dengan keluarga ayah kandungnya itu.

"Anda bisa bicara dengan sopan kan!" tegas Azka. Ia tampak tersulut emosi melihat nada suara Samudra yang tinggi terhadap mamahnya.

"Sudah, Mas. Tenang!" Sabrina menenangkan perasaan Azka seraya meletakan sebelah tangannya di atas punggung tangan Azka.

"Kenapa anda baru minta maaf hari ini setelah ibu saya tiada? Maaf macam apa yang baru terucap saat terpojok. Munafik!" Samudra yang masih dalam keragu-raguannya.

Capítulo Bloqueado

Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com