"Sombong sekali, Anda!" geram Azka melihat satpam kediaman Samudra yang seakan tak memiliki etika.
"Saya hanya menjalankan tugas. Silahkan kalian pergi dari sini sekarang juga!" titahnya dengan tegas. Bola matanya tampak dingin dan tajam tak jauh berbeda dengan sang pemilik rumah yang berwajah sangat dan berdarah dingin.
Azka kemudian memegang tangan Sabrina seraya berkata. "Kita pergi dari sini sekarang. Tidak ada gunanya jika sang pemilik rumah tak ada di tempatnya."
Tanpa bisa memaksa, Sabrina mengikuti perintah suaminya. Mereka akhirnya kembali masuk ke dalam mobil dengan hasil yang nihil.
Padahal, Sabrina hanya ingin bertanya pada Samudra mengenai tempat Sindi dimakamkan. Ia ingin datang ke makan Sindi dan mendoakan sahabat yang dia anggap sebagai ibunya itu.
Namun, harapan itu harus ia bungkus terlebih dahulu karena satpam itu dengan tegas mengusir mereka dengan dalih bahwa Samudra tengah tak ada di rumahnya.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com