webnovel

Cinta Sabrina

20+ Sabrina Anastasya Bramantio, gadis cantik berusia 23 tahun itu terpaksa harus menelan pil pahit secara bersamaan dalam hidupnya. Dia tidak pernah menyangka hidupnya akan hancur bagaikan pecahan kaca. Kehancurannya berawal dari kekasihnyanya Reyno Prasetiyo yang selama 3 tahun bersama, akhirnya malah menikahi adik tirinya, Cantika Zaipahusna. Hingga suatu hari, Reyno mengalami kecelakaan yang nyaris merenggut nyawa. Sialnya, Cantika menuduh Sabrina yang mencelakai Reyno, karena semua bukti-bukti mengarah padanya. Peristiwa itu terjadi begitu saja dan berhasil membawa Sabrina ke penjara atas dakwaan kelalaian. Siapa sangka, saat ia memulai kehidupan baru dengan menjadi asisten rumah tangga, di tempatnya bekerja dia menemukan sosok Azka Purnama Assegaf, putra dari majikannya. Wajah tampan dan sikap bijaksana yang dimiliki Azka, nyatanya berhasil menarik perhatian Sabrina. Pun sebaliknya. Azka juga perlahan mulai terkesan dengan sikap lugu Sabrina. Seiring berjalannya waktu, akhirnya mereka saling dekat dan mempunyai perasaan yang sama. Akan tetapi, hati Sabrina kembali dipatahkan, saat mengetahui bahwa Azka hendak dijodohkan dengan wanita pilihan orang tuanya. Sakit. Hatinya bak hancur berkeping-keping. Untuk yang kesekian kalinya Sabrina terjerembap ke dalam lubang lara. Bagaimana kelanjutan kisah Sabrina dan Azka? Akankah pada akhirnya perjodohan itu berjalan dengan mulus, hingga mereka bisa bersatu? Mampukah Sabrina membuktikan bahwa dirinya tidak bersalah?

Miss_Pupu · Urbano
Classificações insuficientes
292 Chs

Bab 140-Kabar Baik

"Mas Azka!" Sabrina tampak terkejut saat mendengar suara Azka menyebut namanya dengan lantang. Bulir bening kembali membasahi bola matanya, ia terbelalak dengan isi dada yang terasa bergetar karena tercengang.

"Iya ini aku!" Suara Azka dengan jelas terdengar di telinga Sabrina. Suaranya terdengar serak dan lesu.

"Mas! Ini benar-benar kamu?" Sabrina terdengar sendu dengan kesedihan bercampur haru terasa membendung di dalam tengggokannya.

"Iya! Temui aku di rumah sakit sejahtera sekarang. Aku tidak bisa berbicara lama," suara Azka dengan terbata-bata. Suaranya terdengar sangat dalam.

Air mata itu mengalir deras di pipi Sabrina. Ada rasa tidak percaya, tapi itu benar-benar jelas suara Azka. Seperti mimpi tapi kenyataan. "Aku akan datang sekarang," balas Sabrina seraya menghapus kasar pipinya yang basah.

Sambungan telepon itu kemudian diakhiri. Gegas Sabrina mengambil tas selempangnya, berlari dengan bergegas menuruni anak tangga menuju kamar mertuanya.

Capítulo Bloqueado

Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com