"Mas Azka!" Sabrina tampak terkejut saat mendengar suara Azka menyebut namanya dengan lantang. Bulir bening kembali membasahi bola matanya, ia terbelalak dengan isi dada yang terasa bergetar karena tercengang.
"Iya ini aku!" Suara Azka dengan jelas terdengar di telinga Sabrina. Suaranya terdengar serak dan lesu.
"Mas! Ini benar-benar kamu?" Sabrina terdengar sendu dengan kesedihan bercampur haru terasa membendung di dalam tengggokannya.
"Iya! Temui aku di rumah sakit sejahtera sekarang. Aku tidak bisa berbicara lama," suara Azka dengan terbata-bata. Suaranya terdengar sangat dalam.
Air mata itu mengalir deras di pipi Sabrina. Ada rasa tidak percaya, tapi itu benar-benar jelas suara Azka. Seperti mimpi tapi kenyataan. "Aku akan datang sekarang," balas Sabrina seraya menghapus kasar pipinya yang basah.
Sambungan telepon itu kemudian diakhiri. Gegas Sabrina mengambil tas selempangnya, berlari dengan bergegas menuruni anak tangga menuju kamar mertuanya.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com